Pakar: Daripada Suplemen, Antioksidan Alami Jauh Lebih Baik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
PEMAPARAN Pakar Nutrisi Profesor Loh Su Peng dari Universiti Putra Malaysia dalam acara Public Health Airlangga University Summer School 2021, Selasa (27/7/2021). (Foto: istimewa)

UNAIR NEWS – Antioksidan adalah istilah yang sangat umum dalam ilmu pangan. Zat dengan sejuta manfaat tersebut dipercaya mampu mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas.

Manfaat tersebut bisa diperoleh dengan mengonsumsi makanan sehat yang mengandung antioksidan. Meksi saat ini banyak beredar suplemen antioksidan yang mudah didapat, Pakar Nutrisi Profesor Loh Su Peng dari Universiti Putra Malaysia mengatakan bahwa dibandingkan dengan suplemen, buah-buahan dan sayur mayur adalah sumber utama antioksidan yang lebih baik.

“Efek yang didapatkan tetap lebih baik jika mengonsumsi sayur dan buah daripada supelemen,” ujarnya dalam acara Public Health Airlangga University Summer School 2021, Selasa (27/7/2021).

Berbicara tentang antioksidan memang tidak terlepas dari sayur dan buah. Menurut Prof Su Peng, kebutuhan antioksidan tubuh dapat dipenuhi dari makanan yang mengandung antioksidan alami.

Asupan Vitamin C serta Plasma Konsentrasi Vitamin C dari sayur dan buah berkorelasi terbalik dengan risiko semua penyebab kematian. Seperti penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, dan demensia.

Kebiasaan mengatur konsumsi makanan antioksidan tinggi juga memberikan banyak kelebihan. Di antaranya, kontrol glikemik yang lebih baik, peradangan yang lebih rendah, serta stres oksidatif yang lebih sedikit.

Meski demikian, jika diperhatikan, jumlah antioksidan yang kita konsumsi di zaman yang serba modern saat ini jauh lebih sedikit. Sebab, untuk dikonsumsi, makanan melalui proses yang terlalu panjang.

“Makanan sangat sering dicuci, lalu melewati banyak proses pembersihan lagi dan pemasakan. Bisa dibandigkan jumlah antioksidan yang tersisa sangat jauh jika dibandingkan dengan zaman dulu,” kata Prof Su Peng.

Sebagai informasi, tambah Prof Su Peng, efek kesehatan antioksidan tergantung pada bioavailabilitas sistemiknya. Yaitu konsentrasi senyawa yang masuk ke organ tertentu. Serta apakah antioksidan tersebut dapat melakukan fungsi yang diharapkan.

Di sisi lain, banyak antioksidan umumnya kurang efektif dalam menggabungkan Reactive Oxygen Species (ROS) dibandingkan dengan sistem enzim antioksidan dan sitoprotektif. “Inilah mengapa antioksidan yang didapat dari suplemen kadang tidak menunjukkan efek yang kita harapkan,” tuturnya.

Sementara itu, saat ini banyak suplemen yang dipromosikan mengandung antioksidan untuk tujuan pemasaran. Meksi nyatanya beberapa di antaranya memang terbukti meningkatkan kesehatan.

“Memenuhi kebutuhan antioksidan tubuh memberikan manfaat kesehatan yang sangat banyak. Namun konsumsi antioksidan perlu kewaspadaan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi antioksidan dengan dosis tinggi, dapat menyebabkan Toksisitas karena aktivitas Pro-Oksidatif,” pungkasnya. (*)

Penulis : Erika Eight Novanty

Editor  : Khefti Al-Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp