Pengaruh Waktu Fermentasi Pulp Buah Markisa Merah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by IDN Times

Penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan utama di duni terutama negara tropis berkembang seperti Indonesia. Kematian yang disebabkan oleh penyakit infeksi sekitar 51%. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional memperburuk kondisi ini. Banyak bakteri yang resisten terhadap beberapa antibiotik, seperti Extended Strain Methicillin-Resistant (ESBL) Eschericia coli dan Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Extended spectrum beta-laktamase (ESBL) merupakan enzim yang memiliki kemampuan menghidrolisis antibiotik golongan penisilin, sefalosporin generasi satu, dua, dan tiga serta golongan monobaktam dan menyebabkan resistensi terhadap semua antibiotik. Beta-laktamase spektrum luas tidak menghidrolisis sefamisin, yang memiliki keluarga dekat dengan sefalosporin, tetapi dihambat oleh inhibitor beta-laktamase seperti klavulanat, sulbaktam, dan tazobaktam. Extended spectrum beta-laktamase umumnya tidak aktif terhadap karbapenem (imipenem, meropenem, dan ertapenem).

Penyebab infeksi nosokomial yang meluas adalah Methicillin Resistant Staphylococcus aures (MRSA). Methicillin Resistant Staphylococcus aures merupakan strain Staphylococcus aures yang resisten terhadap antimikroba-laktam, diantaranya dari golongan penisilin. Mekanisme resistensi MRSA terjadi karena Staphylococcus aureus yang menghasilkan gen-encoded Penicillin Binding Proteins (PBP2 dan PBP2a) mecA terhadap semua kelas antibiotik. Fungsi PBP2 terhenti karena pemberian -laktam dikompensasi oleh PBP 2a sehingga terjadi sintesis dinding sel tempat MRSA berlangsung. Buah markisa merah memiliki kandungan nutrisi yang lengkap diantaranya kandungan multimineral seperti magnesium dan fosfor, berbagai vitamin, serta karbohidrat yang tinggi, dan air. Buah markisa merupakan habitat yang cocok untuk pertumbuhan bakteri probiotik karena kandungan nutrisinya yang memadai. Berdasarkan penelitian sebelumnya, markisa ungu (Passiflora edulis Sims. var edulis) mengandung bakteri asam laktat (Lactobacillus bulgaricus dan Lactobacillus heterohiochii). Buah markisa merah (Passiflora edulis Sims.) pada penelitian sebelumnya telah berhasil diisolasi tiga isolat probiotik potensial. Buah markisa juga memiliki banyak kandungan metabolit sekunder diantaranya adalah glikosida flavonoid (Ingale dan Hivrale, 2010), luteolin-6-C-chinovoside, luteolin-6-C-fucoside, glikosida sianogenik passibiflorin, epipassibiflorin, passicapsin, passicoriacin, epipassicoriacin, cyanogenic-b-rutinoside, epitetraphilin B, amygdalin, prunasin, glikosida triterpenoid dan glikosida salisilat. Senyawa kimia lain seperti b-karbolin alkaloid harman, harmine, harmaline dan harmalol, fenol, karoten dan g-lakton yang diduga berperan terhadap aktivitas antibakteri patogen.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu lama fermentasi pulp buah markisa merah (Passiflora edulis Sims.) dalam media De Man Rogosa Sharpe broth (MRSB) terhadap aktivitas penghambatan bakteri Extended Strain Methicillin-Resistant (ESBL) Escherichia coli dan Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Metode penelitian ini dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan. Kelompok pertama pulp buah markisa merah difermentasi langsung dengan media MRS-broth selama 24 jam. Kelompok kedua dan ketiga buah markisa merah yang telah masak dikeluarkan pulp buahnya dan dibungkus dengan daun pisang yang sudah dibersihkan dengan alkohol 70% dan dimasukkan dalam sebuah wadah yang tertutup rapat dan didiamkan selama tiga hari, setelah itu difermentasi dengan media MRS-broth selama 24 jam (untuk kelompok kedua) dan 48 jam (untuk kelompok ketiga). Filtrat hasil fermentasi disaring dengan saringan berukuran 0,2 µm kemudian dilakukan uji aktivitas antibakteri.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kelompok kedua menunjukkan aktivitas antibakteri terbaik terhadap E. coli ESBL dan MRSA dengan rata-rata zona hambat masing-masing 38,3 mm dan 37,6 mm. Nilai ini lebih tinggi dari kelompok pertama dan kelompok ketiga. Zona hambat kelompk pertama terhadap E. coli ESBL tergolong sedang (16 mm). Sedangkan kelompok perlakuan kedua dan ketiga yang terlebih dahulu dibungkus daun pisang selama 72 jam pada suhu ruang sebelum difermentasi dengan MRS-broth, memiliki zona hambat terhadap E.coli ESBL yang tergolong kuat (lebih dari 20 mm). Zona hambat terhadap Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) kelompok pertama tergolong lemah (13 mm). Sedangkan kelompok kedua dan kelompok ketiga memiliki zona hambat yang tergolong kuat (lebih dari 20 mm).

Aktivitas antibakteri filtrat buah markisa merah yang difermentasi kemungkinan berasal dari asam organik dan bakteriosin yang dihasilkan oleh bakteri probiotik dari buah markisa merah. Asam organik telah digunakan selama bertahun-tahun untuk pengawetan makanan dan pakan. Selain itu, bakteriosin yang dihasilkan oleh probiotik juga memiliki efek bakterisidal. Efek bakteriostatik pada strain bakteri yang mirip atau hampir terkait telah digunakan sebagai alternatif antibiotik pada ternak. Kombinasi penggunaan asam organik dan bakteriosin mampu menghasilkan daya hambat yang optimum terhadap bakteri patogen. Pada penelitian ini, daging buah markisa merah difermentasi terlebih dahulu dalam daun pisang, kemudian difermentasi dalam kaldu MRS sehingga menghasilkan daya hambat yang lebih kuat terhadap ESBL dan MRSA dibandingkan dengan fermentasi langsung daging buah markisa dalam MRS-broth.  Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah kelompok kedua memberikan zona hambat terbaik dibandingkan kelompok pertama dan kelompok ketiga. Lama fermentasi pada kelompok ketiga (48 jam) tidak berbanding lurus dengan peningkatan daya hambat ESBL dan MRSA.

Penulis: Iif Hanifa Nurrosyidah, Ni Made Mertaniasih, Isnaeni

Informasi detail riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di : https://www.degruyter.com/journal/key/JBCPP/html. Iif Hanifa Nurrosyidah, Ni Made Mertaniasih, Isnaeni (2021). The Effect of Red Passion Fruit (Passiflora edulis Sims.) Fermentation Time on its Activity against Extended Strain Methicillin-Resistant (ESBL) Escherichia coli and Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA); https://doi.org/10.1515/jbcpp-2020=0408.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp