Peran Faktor Neonatal dan Faktor Maternal Terhadap Kejadian Osteopenia Of Prematurity (Ofp) pada Bayi Prematur

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Halodoc

Angka kelahiran prematur di Indonesia adalah 15 per 100 kelahiran hidup. Indonesia menempati urutan kelima dunia dalam jumlah kelahiran prematur. Tingginya jumlah bayi prematur menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara berkembang memerlukan strategi untuk meningkatkan kelangsungan hidup pada bayi prematur termasuk pencegahan terjadinya OFP. Osteopenia of Prematurity (OFP) adalah penurunan konten mineral pada tulang yaitu kalsium dan fosfor. Penurunan mineralisasi tulang ini dapat dilihat melalui radiografi ketika terjadi penurunan mineral sebesar 40% pada tulang, namun masih terdapat tantangan dalam mendiagnosis OFP. Insiden OFP sebagian besar terjadi pada bayi prematur sebagai konsekuensi dari transplacental interruption dari transfer mineral yang terjadi pada trimester pertama. Meskipun sudah ada kemajuan teknologi dalam perawatan bayi prematur, kejadian OFP pada bayi prematur masih sering ditemukan.

OFP dapat menyebabkan patah tulang, perburukan pernafasan, penambahan berat badan yang tidak memadai, gangguan pertumbuhan, dan predisposisi risiko osteoporosis di masa dewasa. Oleh karena itu OFP harus dideteksi sejak dini sehingga strategi manajemen yang tepat dapat diterapkan untuk menghindari komplikasi jangka panjang yang serius. Etiologi OFP multifaktorial dan kompleks, namun patogenesis utama OFP adalah menyebabkan defisiensi mineral (kalsium dan fosfor) dan atau kadar vitamin D. Oleh karena itu, identifikasi faktor risiko OFP dapat membantu memberikan intervensi terapeutik khusus untuk bayi prematur dengan OFP. Penelitian ini adalah studi pertama di Indonesia yang menyelidiki faktor neonatal dan faktor maternal yang berkaitan dengan kejadian OFP. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan faktor neonatal dan faktor maternal yang berhubungan dengan kejadian OFP.

Sampel penelitian ini adalah bayi prematur dengan berat lahir <1500 g yang dirawat di NICU RSUD Dr Soetomo. Bayi dengan beberapa kelainan kongenital dan kelainan jantung kongenital dengan restriksi cairan tidak menjadi sampel dalam penelitian ini. Penelitian ini juga mengecualikan bayi yang berhenti berpartisipasi sebelum mineralisasi tulang dapat diukur karena orang tua bayi yang tidak memberikan persetujuan. Dari 98 bayi yang memenuhi kriteria inklusi, 53 memiliki dataset yang tidak lengkap, 5 tidak memiliki izin orang tua, 5 memiliki anomali kongenital ganda, 2 tidak bertahan sampai akhir penelitian, dan 3 ditarik dari penelitian karena alasan pribadi. Oleh karena itu, total sampel berjumlah 30 bayi yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok OFP (13 bayi) dan kelompok non-OFP (17 bayi). Desain studi yang dipakai dalam penelitian ini adalah cross-sectional dan data dianalisis menggunakan uji chi-square, independent t-test, dan regresi logistik test dengan p < 0,05. Penelitian ini meneliti beragam variabel klinis yaitu jenis kelamin, usia gestasi, berat lahir, kelahiran ganda, cara melahirkan, temuan laboratorium (kalsium serum dan ALP serum), onset suplementasi vitamin D, durasi nutrisi parenteral, durasi full enteral feeding, dan lamanya perawatan di rumah sakit. Selanjutnya, penelitian ini mengumpulkan faktor neonatal seperti sepsis, necrotizing enterocolitis (NEC), patent ductus arteriosus (PDA), dan kolestasis. Terpisah dari data bayi, peneliti juga meneliti faktor maternal seperti premature rupture of membranes (PROM), preeklamsia, dan usia kehamilan >35 tahun.

Mayoritas bayi prematur dengan OFP pada penelitian ini (85%) memiliki berat lahir > 1000 g. Durasi nutrisi parenteral >15 hari merupakan faktor risiko yang signifikan untuk peningkatan insiden OFP. Morbiditas neonatal seperti NEC berdampak pada durasi yang lebih lama dari nutrisi parenteral karena terdapat korelasi positif antara NEC dengan peningkatan penyerapan ulang oleh tulang. Oleh karena itu, penelitian ini menduga bahwa intake fosfat yang kurang pada nutrisi parenteral menyebabkan peningkatan insiden OFP. Onset dari suplementasi vitamin D pada grup OFP secara signifikan dapat memperlambat kejadian OFP daripada non-grup OFP. Suplementasi vitamin D awal yang diinisiasi pada 14 hari setelah lahir meningkatkan status vitamin D dan mineralisasi tulang pada bayi prematur. PROM teridentifikasi sebagai faktor yang signifikan dalam meningkatkan kejadian OFP. Chorioamnionitis dari PROM berhubungan dengan insufisiensi plasenta yang menyebabkan transfer transplasenta mineral terganggu. Untuk temuan-temuan laboratorium, penelitian ini menemukan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada level serum ALP didalam grup OFP dibandingkan dengan yang non-grup OFP. Berdasarkan studi sebelumnya mengungkapkan bahwa fraktur tulang rusuk ditemukan pada bayi prematur dengan level ALP tertinggi yaitu 394 U/L, namun bayi-bayi tersebut memiliki faktor-faktor risiko seperti broncho-pulmonary dysplasia dan NEC.

Penelitian ini menemukan tingginya kejadian OFP pada bayi prematur dengan berat lahir di bawah 1500 g. Intake fosfat yang kurang, nutrisi parenteral yang berkepanjangan, level ALP >500 U/L, onset suplementasi vitamin D, dan rupturnya membran prematur berhubungan dengan kejadian OFP. Selebihnya, studi lanjut tetap diperlukan untuk menentukan kejadian OFP pada bayi prematur di negara berkembang seperti peran faktor obat-obatan tertentu dan digunakannya absorptiometri sinar-X energi ganda dan ultrasound kuantitatif untuk mendiagnosis OFP secara akurat. Dengan demikian penyebab OFP dapat diselidiki lebih jauh untuk membantu peningkatan pencegahan OFP.

Penulis: Dr. Risa Etika, dr., SpA(K)

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://doi.org/10.1016/j.amsu.2021.102235

Angelika D, Etika R, Mapindra MP, Utomo MT, Rahardjo P, dan Ugrasena IDE. Associated Neonatal and Maternal Factors of Osteopenia of Prematurity in Low Resource Setting: A Cross Sectional Study. Annals of Medicine and Surgery, 2021. Published 26 March 2021. Doi: doi.org/10.1016/j.amsu.2021.102235

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp