Pandemi COVID-19 telah mengubah kehidupan normal manusia pada umumnya. Pandemi ini menciptakan perubahan besar dalam pemerintahan, ekonomi global, dan sistem perawatan kesehatan. Berbagai upaya terus dilakukan oleh para ahli kesehatan dan masyarakat demi mengakhiri meningkatnya virus Covid-19. Di beberapa negara termasuk Indonesia, masyarakat diharuskan untuk menerapkan protokol kesehatan sebagai kebiasaan baru. COVID-19 mudah menular melalui tetesan kecil (droplet) yang keluar dari hidung atau mulut. Oleh karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan otoritas kesehatan publik internasional lainnya merekomendasikan penerapan protokol kesehatan dilakukan guna mencegah penularan COVID-19 antar individu dengan menerapkan physical distancing, memakai masker dan cuci tangan menggunakan sabun untuk masyarkat.
Protokol kesehatan yang dilakukan merupakan upaya promosi kesehatan yang bertujuan untuk mencegah semakin luasnya penularan COVID-19. Seseorang dapat tertular COVID-19 saat menghirup tetesan kecil (droplet) yang mengandung virus SARS-Cov 2. Selain itu droplet juga bsa menempel pada permukaan benda yang bisa tersentuh oleh tangan dan masuk melalui mulut dan mata. Oleh karena itu, sangat penting untuk menggunakan masker untuk menyaring udara yang masuk ke paru-paru. Sering mencuci tangan juga dapat mngurangi resiko penularan virus COVID-19.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di masyarakat Jawa Timut, kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan pada era COVID-19 dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Berdasarkan teori Health Belief Model, ada beberapa faktor internal yang menyebabkan masyarakat melakukan perilaku kesehatan tertentu. Pertama yaitu mengenai perceived susceptibility yang berarti individu tersebut memiliki pengetahuan dan kesadaran diri akan kerentanannya terhadap penyakit COVID-19. Kesadaran yang dimiliki inilah membuat individu yang bersangkutan akan memiliki melaksanakan pencegahan terhadap penyakit COVID-19 ini. Selain sadar akan kerentanan, mayoritas individu sudah sadar akan manfaat yang didapatkan jika mereka melaksanakan protokol kesehatan. Manfaat yang didapatkan merupakan sesuatu yang akan memicu individu tersebut untuk melaksanakn protokol kesehatan yang diwajibkan pemerintah. Selain itu, terdapat faktor perceived barrier yaitu persepsi individu terhadap hambatan yang dihadapi saat melaksanakan protokol Kesehatan. Individu yang memiliki persepsi positif untuk mengendalikan situasi dan mengambil tindakan untuk mengatasi hambatan tersebut akan membuat individu yang bersangkutan sadar dan paham akan situasi yang sedang dihadapi. Kesadaran akan hambatan yang akan dialami individu tersebut membuat individu yang bersangkutan mencari solusi untuk mengatasi hambatan tersebut. Self efficacy atau tingkat kepercayaan diri dapat memicu individu tersebut untuk melaksanakan protokol kesehatan. Cues to action atau isyarat yang berupa dukungan dari keluarga, teman, tetangga, tokoh masyarakat, kader kesehatan serta stakeholder pemerintah kepada individu dapat mempengaruhi seseorang dalam mematuhi protokol Kesehatan.
Selain faktor internal, terdapat faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kepatuhan individu terhadap protokol kesehatan. Menurut teori milgram, Faktor eksternal yang terdiri atas status daerah, status kepala daerah, legitimasi kepala daerah, tanggung jawab personal, dukungan sesama masyarakat dan hubungan kepala daerah dengan masyarakat dapat mempengaruhi kepatuhan individu terhadap protokol kesehatan. Kepala daerah yang dapat menjalankan wewenangnya dalam merancang kebijakan pencegahan COVID-19 dan adanya sosok panutan dalam melaksanakan protokol kesehatan dapat meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.
Menariknya, kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan lebih didasari oleh faktor internal yang didasarkan oleh teori Health Belief Model. Oleh karena itu, pemangku kebijakan perlu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kerentanan penyakit, dan manfaat memahami protokol kesehatan. Dengan adanya implementasi protokol kesehatan yang baik akan membantu dalam penurunan kasus COVID-19.
Penulis: Dr. Ernawaty, drg., M.Kes.
Apabila saudara tertarik dengan topik ini, saudara dapat membaca artikel Applying Milgram’s Theory and Health Belief Model in Understanding Compliance to Health Protocols of Covid-19 Pandemic
Link artikel ini dapat diunduh pada: https://aisyah.journalpress.id/index.php/jika/article/download/7128/pdf