Dokter Spesialis Bedah Plastik UNAIR Beberkan Atasi Luka Bakar Akibat Bencana

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Kegiatan Ngobrol Santai dengan Ahlinya RSTK UNAIR #55 Penanganan dan Tatalaksana Luka Bakar Belajar dari Erupsi Semeru (Sumber: SS YouTube)

UNAIR NEWS – Dokter spesialis bedah plastik dan rekonstruksi dr Iswarno Doso Saputro Sp BP-RE(K) mengupas tuntas cara mengatasi luka bakar akibat bencana alam. Hal ini perlu diketahui masyarakat lantaran Indonesia secara geografis memiliki potensi bencana alam yang besar.

dr Iswarno memaparkan alur rujukan atau rumah sakit terdekat sesuai dengan keparahan luka yang dialami korban. Lebih jauh ia menjelaskan bahwaa ada sistem penanggulangan gawat darurat terpadu yang ditujukan para medis yang terjun langsung di lapangan.

“Dari sistem rujukan bencana terdapat sistem penanggulangan gawat darurat terpadu. Jadi kalau ada korban di lapangan yang menanggani tahap awal adalah Badan Penanggulangan Daerah yakni orang-orang yang bekerja menanggani para korban, turut diberikan bekal dan ilmu yang cukup melalui pelatihan atau kursus,” ujar dr Iswarno.

Terdapat beberapa kriteria pasien luka bakar yang perlu dirujuk ke rumah sakit. Pertama, berdasarkan ukuran luka bakar lebih dari 10 persen total body surface area (TBSA) dewasa. Pasien anak-anak dengan luka bakar lebih dari 5 persen TBSA anak. Pasien dengan luka bakar full-thickness lebih dari 5 persen TBSA.

Kedua, berdasarkan orang yakni pasien yang memiliki riwayat penyakit bawaan, pasien yang sedang hamil, dan pasien usia lanjut. Kriteria tersebut turut berpengaruh dalam penanganan.

Ketiga, area yang mengalami luka bakar, baik pada wajah, tangan, kaki, ataupun sendi mayor, dasa, ataupun paru-paru. Keempat, mekanisme yakni penyebab luka bakar antara lain luka bakar akibat bahan kimia atau listrik, trauma mayor ataupun cedera non-kecelakaan.Pengukuran untuk menghitung luas luka bakar berdasarkan rumus rule of nines. Contohnya, pada bagian telapak tangan orang dewasa dihitung satu persen, kaki sembilan persen, badan 18 persen. Sementara pada anak-anak yang membedakan hanya persentase kepala dan kaki saja pada setiap jenjang umurnya.

Lebih jauh, penentuan tempat rujukan sendiri didasarkan atas tiga macam kriteria. Antara lain, untuk luka bakar kategori ringan yakni luka bakar derajat II kurang dari 10 persen pada orang dewasa. Sedangkan pada anak-anak 5-10 persen, sementara luka bakar derajat III kurang dari 1 persen.

Lalu luka bakar kategori sedang yakni luka bakar derajat II 10-25 persen pada orang dewasa dan 5-20 persen pada anak-anak, serta luka bakar derajat III kurang dari 5 persen.

Pemaparan materi oleh dr Iswarno Doso Saputro Sp BP-RE(K) pada Ngobras #55 (Sumber: SS YouTube)

Luka Bakar Berat

Sementara itu, yang termasuk luka bakar kategori berat yakni luka bakar derajat II 25 persen atau lebih pada orang dewasa dan 20 persen atau lebih pada anak-anak. Kemudian luka bakar derajat III 5 persen atau lebih. Lalu luka bakar yang mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaku dan organ genetalia.

Selain itu, termasuk luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai, trauma dan lainnya. Kemudian, luka bakar dengan premorbid dan luka bakar ketika kehamilan.

Tempat Rujukan

Sesuai dengan jenis luka bakar tersebut dr Iswarno menuturkan bahwa kategori luka bakar yang dialami pasien turut menentukan tempat rujukan apakah cukup di rawat di puskesmas atau harus ke rumah sakit.

“Kapan dilakukan perawatan di rumah sakit, kapan dilakukan perawatan di puskesmas, dilakukan pengkategorian sesuai dengan luka bakar, apakah ringan, sedang, dan berat. Kalau luka bakar ringan cukup dilakukan perawatan di puskesmas saja. Tapi kalau sedang dan berat sebaiknya dirujuk ke rumah sakit,” ujarnya.

dr Iswarno turut menyampaikan, sewaktu erupsi terjadi, ia bersama Dinas Provinsi Jawa Timur telah mempersiapkan jika ada rujukan korban yang mengalami luka serius akibat erupsi.

“Pada waktu kejadian Surabaya sudah siap sebenarnya untuk menerima rujukan. Kita sudah rapat dengan Kepala Dinas Jawa Timur. Tapi berhubung masih bisa ditangani oleh Rumah Sakit Haryoto. Namun, baru saja saya menerima pasien luka bakar serius beberapa waktu yang lalu,” tambahnya.

Belajar dari erupsi Gunung Semeru, Rumah Sakit Terapung Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar webinar ngobrol santai dengan ahlinya #55 dengan tema “Penanganan dan Tatalaksana Luka Bakar Belajar dari Erupsi Semeru” pada Minggu (27/3/2022).

Kegiatan itu dihadiri oleh 100 partisipan dan dilaksanakan melalui Zoom meeting. Para peserta memiliki antusias yang besar dalam pembahasan topik kali ini. Nampak dari keaktifan peserta yang banyak memberikan pertanyaan kepada narasumber. (*)

Penulis: Septiana Wulandari

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp