Peduli Pelaku Ekonomi Kreatif, Mahasiswa UNAIR Sabet Peringkat II Lomba Inovasi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Hanif, Oni, dan Sabil sedang menunjukan hasil karyanya mengenai strategi HEXA-HELIX (Sumber: Dokumen Pribadi)

UNAIR NEWS – Sebagai salah satu sektor unggulan Indonesia, ekonomi kreatif (ekraf) sering kali menjadi magnet tersendiri di tengah-tengah masyarakat. Ditambah dengan potensi pariwisata  Indonesia yang terus dikembangkan oleh pemerintah. Namun, ketika pandemi Covid-19 melanda, sektor tersebut justru menjadi salah satu yang terdampak. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga S. Uno, mengungkapkan ada 120 Juta lapangan pekerjaan sektor ekraf hilang akibat pandemi.

Hal inilah yang memicu Salsabil Rifqi Qatrunnada, Lioni Nur Mahfudah, dan Naufal Hanif Ramadhan membuat karya inovasi mengenai strategi HEXA-HELIX. Karya inovasi tersebut berhasil menyabet Juara II pada SMART INNOVATION BOYOLALI 2022 (SMARTBoy) yang diselenggarakan oleh PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Boyolali.

Kepada UNAIR NEWS (19/3/2022), Lioni menuturkan bahwa HEXA-HELIX merupakan kolaborasi baru dengan melibatkan berbagai aggregator seperti inkubator, enabler, akselerator, hingga lembaga keuangan. Kolaborasi itu diharapkan akan meningkatkan sektor ekonomi kreatif di Kota Surabaya dengan prinsip kota kreasi.

Framework HEXA-HELIX menjadi kunci sinergi multi stakeholders yang dilakukan dengan melibatkan keseluruhan pelaku ABCGM+aggregator, melalui pendekatan connect, collaborate, dan commerce,” ujar mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) tersebut.

Ia juga menambahkan, inovasi HEXA-HELIX dengan prinsip kota kreasi, memiliki delapan strategi, diantaranya, Forum Lintas Komunitas, Komite Ekonomi Kreatif, Indeks Kota Kreatif, Musrenbang Ekonomi Kreatif, Navigasi Pembangunan, Branding Kota, Festival Komunitas, dan juga Badan Usaha Milik Warga. 

Wanita yang akrab disapa Oni itu pun, juga menentukan cara ia dan timnya mengembangkan ide inovasi dalam mengikuti perlombaan itu. Menurutnya, ia dan teman-temannya pernah mendapatkan kesempatan menjadi tim penulis kajian masterplan untuk ekonomi kreatif di Surabaya dan diamanahkan menjadi fasilitator pada workshop urun rembug penggiat ekonomi kreatif Surabaya.

“Jadi dengan memanfaatkan pengalaman itu, kita bisa mengembangkan ide buat lomba inovasi ini,” tambahnya.

Namun, lanjutnya, dalam setiap kerja tim, pasti ada hambatan yang dihadapi. Kesibukan magang dan organisasi yang dijalani, membuat waktu diskusi untuk membahas perihal lomba menjadi hal yang harus dimanfaatkan secara maksimal. Bagi ia dan tim, setiap kesempatan untuk diskusi haruslah menghasilkan progres yang signifikan. Dengan kesibukan itu pula, ia dan tim dipaksa untuk bisa menyesuaikan waktu yang dimiliki.

“Jadi karena pada sesibuk itu dan kita cuma kosong di malam hari, kita tetap semangat mengerjakan malam-malam itu, bahkan kita mengerjakan sambil zoom sampai tidak tidur seharian,” tutur Oni.

Pada akhir, Oni juga menyampaikan bahwa sebagai pemuda, harus memberikan kontribusi walaupun hanya sedikit. “Mungkin saja dari kontribusi kecil kamu, bisa memberikan manfaat yang besar, kita ngga ada yang tau kalo ngga mencoba,” tutupnya (*)

Penulis : Afrizal Naufal Ghani

Editor : Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp