Menengok Potensi Ekonomi “Mega Proyek Mandalika”

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by MSN

Grand Prix Motorcycle Racing (MotoGP) merupakan kejuaraan balap motor paling bergengsi dan terpopuler di dunia yang telah diselenggarakan sejak tahun 1949. Kejuaraan ini terbagi menjadi tiga kelas, yaitu Moto2, Moto3, dan kelas tertinggi yakni MotoGP. Tingkatan kelas dalam kejuaran ini dibedakan berdasarkan spesifikasi motor yang digunakan, mulai dari jenis mesin, kecepatan, tenaga, hingga bobot motor.

Pada tahun 1996-1997, Indonesia pernah dipercaya sebagai tuan rumah gelaran MotoGP yang diselenggarakan di Sentul International Circuit, Bogor. Momen tersebut terulang kembali pada tahun 2022 ini, Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah MotoGP untuk kedua kalinya. Menilik hal tersebut, pemerintah kembali menggarap mega proyek untuk membangun sirkuit yang berlokasi di Lombok. Pembangunan sirkuit baru ini diharapkan tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan pamor Indonesia di kancah internasional, namun juga dapat membantu menumbuhkan sektor ekonomi baru sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

Pembangunan Sirkuit Mandalika

Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika telah digagas sejak era Presiden Soeharto. Namun proyek tersebut gagal karena Lombok Tourism Development Corporation (LTDC) sebagai pelaksana proyek dinyatakan bangkrut pada 1998. Proyek itu pun kembali dilanjutkan pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, namun mengalami kendala pembebasan lahan. Presiden Joko Widodo kemudian melanjutkan kembali pembangunan dengan membangunan hotel berbintang, infrastruktur dasar, hingga insentif perpajakan untuk investor.

Pembangunan mega proyek KEK Mandalika juga dilanjutkan dengan membangun sirkuit balap bertaraf internasional. Pemilihan Mandalika sebagai tempat pembangunan sirkuit bukanlah tanpa alasan. Keindahan alamnya dipercaya akan mendongkrak sektor pariwisata dan perekonomian nasional. Sebagai destinasi unggulan, kontur tanah di kawasan Mandalika dinilai cocok untuk dibangun sirkuit ketika dibandingkan dengan destinasi unggulan lainnya.

Namun, walaupun pemerintah mengklaim proyek tersebut mampu menyediakan sekitar 500 ribu lapangan kerja dalam waktu lima tahun mendatang, pembangunannya tidak semulus yang diharapkan. Diketahui,  pada April 2021 terdapat dugaan pelanggaran HAM yang dilaporkan oleh Pelapor Khusus PBB untuk Kemiskinan Ekstrem dan HAM, Olivier De Schutter. Hal ini terlontar setelah melihat penggusuran paksa, perampasan lahan, dan intimidasi dalam proses pembangunan proyek tersebut. Olivier pun telah mempublikasikan pernyataan tertulis kepada pemerintah Indonesia untuk memperhatikan hak-hak warga setempat. Tetapi tuduhan tersebut dibantah oleh pihak penyelenggara, mereka menyatakan telah mematuhi ketentuan yang berlaku serta memperhatikan warga lokal, budaya setempat, ekosistem sekitar, dan aspek lainnya.

Selain pembebasan lahan, Hal lain pun terjadi ketika pagelaran tes pra musim. Pembalap mengeluhkan lintasan yang kotor dengan debu dan kerikil hingga pengelupasan aspal. Menanggapi hal tersebut, pihak penyelenggara memutuskan untuk melakukan pengaspalan ulang sepanjang 1,2 Kilometer yang dimulai dari tikungan ke-17 hingga tikungan ke-5.

Potensi Terhadap Sektor Ekonomi

Sejak awal pembangunannya, Mandalika telah diproyeksikan sebagai pendongkrak sektor pariwisata dan ekonomi. Hal tersebut terlihat dari  nama mandalika yang dimasukan kedalam destinasi pariwisata super prioritas oleh pemerintah. Gelaran MotoGP 2022 di Mandalika diklaim dihadiri lebih dari 100.000 penonton sehingga diharapkan akan mendorong peningkatan jumlah permintaan tempat inap. Dalam mengatasi hal ini, pemerintah telah menyiapkan 24 ribu kamar sebagai akomodasi dan akan akan terus ditambah sebagai langkah antisipasi peningkatan wisatawan yang datang.

Kawasan sirkuit yang dikelilingi keindahan alam dan juga Kawasan bukit dan pantai menjadi daya tarik tersendiri. Hal tersebut diharapkan mampu mendorong minat terhadap wisata olahraga (Sport Tourism). Wisata olahraga merupakan sebuah kombinasi antara wisata dengan aktivitas olahraga. Dilansir dari mediaindonesia.com, Menparekraf, memperkirakan bahwa wisata olahraga di Indonesia akan mengalami pertumbuhan mencapai Rp 18,79 triliun hingga 2024 mendatang.

Banyaknya wisatawan yang akan berkunjung diharapkan mampu memberikan  potensi bagi para pelaku UMKM dan sektor ekonomi kreatif sekitar untuk berkembang. Ajang MotoGP ini dinilai mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 30 persen. Berdasarkan pernyataan dari Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Provinsi NTB, Ahmad Masyhuri,  pemerintah siap memfasilitasi 1.032 UMKM di 12 titik, baik yang berada didalam maupun diluar arena sirkuit. Banyaknya wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang datang terbukti meningkatkan pendapatan dari pelaku UMKM.

Penulis: Afrizal N. Ghani (Mahasiswa Ekonomi Islam Universitas Airlangga)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp