Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan soushokukei danshi, pria herbivora yang merepresentasikan nilai maskulinitas baru dalam komik serial cantik (shoujo-manga) di Jepang. Disebut pria herbivora atau pemakan tumbuhan karena pada umumnya karakteristik mereka tidak dominan sebagaimana citra nikushoku atau pemakan daging yang biasa melekat pada pria Jepang tradisional dalam budaya patriarki. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan dua data utama shoujo-manga berjudul Sakura chan and Amane kun karya Asazuki Norito dan Monthly Girls’ Nozaki-kun karya Izumi Tsubaki.
Melalui analisis maskulinitas berdasarkan 20 item standar teori Bem Sex-Role Inventory (BSRI), dapat diketahui bahwa karakteristik pria herbivora bisa ditemukan pada banyak karakter pria feminin dalam shoujo-manga (komik anak perempuan), antara lain tidak agresif, lembut, menyukai hal yang biasanya identik dengan perempuan seperti berdandan, memasak, dan menyukai makanan manis. Kecenderungan sosok pria feminin semacam ini, bahkan banyak sekali dijadikan sebagai karakter utama shoujo-manga dan dalam perkembangannya memengaruhi gaya busana serta penampilan anak muda sehari-hari.
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pria herbivora merupakan dekonstruksi dari maskulinitas hegemonik tradisional Jepang ala salary-man yang mengedepankan dominasi, kejantanan, dan kekuatan finansial. Pria herbivora ternyata melahirkan nilai maskulinitas baru, sekaligus memunculkan celah pasar ekonomi baru di bidang kosmetik dan pernak-pernik pria.
Penulis: Nunuk Endah Srimulyani
Judul Jurnal: HERBIVORE MAN IN SHOUJO-MANGA: DECONSTRUCTION OF JAPANESE TRADITIONAL MASCULINITY