Daging merupakan sumber protein hewani untuk memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia. Kebutuhan masyarakat akan daging terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan taraf ekonomi penduduk. Namun, kualitas daging yang beredar di masyarakat seringkali tidak dijamin dengan baik. Keanekaragaman kondisi ternak, cara pemeliharaan, dan umur penyembelihan hewan menyebabkan kualitas daging menjadi bervariasi.
Kualitas daging secara fisik dapat dilihat dengan memeriksa warna, tekstur, keempukan, rasa, dan aroma daging. Selain itu, penentuan kualitas daging bisa didasarkan pada kadar air, protein, dan kadar lemaknya. Tapi metodenya kurang efisien dan prakteknya sangat rumit. Dari Latar belakang ini, kita membutuhkan alat ukur yang dapat menguji kualitas daging dengan mudah dan sederhana. Penulis mencoba mengukur dengan menggunakan metode spektroskopi bio-impedansi sebagai cara alternatif untuk menguji kualitas daging.
Secara umum, bahan biologis adalah bahan dielektrik dan memiliki konstanta dielektrik yang berbeda. Pengetahuan tentang nilai konstanta dielektrik berguna untuk menganalisis sifat elektrik bahan, terutama sangat berguna untuk analisis kandungan air, kandungan ion, dan komposisi kimia yang dapat menentukan kualitas bahan biologis. Prinsip bio-impedansi adalah mengukur bio-impedansi benda uji dengan memasukkan arus elektrik ke dalam benda uji benda dengan menggunakan elektroda. Besarnya bio-impedansi adalah berdasarkan asumsi bahwa sel adalah konduktor dengan ekstraseluler dan intraseluler berfungsi sebagai resistor dan kapasitor. Prinsip spektroskopi impedansi ini dapat digunakan untuk memilih kualitas daging. Baca juga tentang pendidikan, teknologi, keuangan, informasi, dan sebagainya di website Nawasiana.
Metode spektroskopi bio-impedansi menjadi dasar untuk mengukur kualitas daging. Hal baru yang akan menjadi pengembangan dari penelitian sebelumnya adalah perhitungan nilai bio-impedansi dengan rentang frekuensi lebih luas dan diterapkan untuk mengkarakterisasi kualitas beberapa daging. Selain itu, inovasi terbaru yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah modul AD8302 yang digunakan untuk mengukur dua informasi yaitu gain dan fasa.
Di dalam penelitian ini, spektroskopi bio-impedansi telah dibangun dari generator AD9850 yang dapat diprogram, blok DC yang terdiri dari komponen R dan C, masing-masing dengan nilai 1 kΩ dan 100µF, Buffer dan Sumber Arus (VCCS) yang terdiri dari OPA 2134. Amperemeter dan voltmeter dibangun dari penguat diferensial AD620, serta detektor gain dan fase dari AD8302. Perangkat ini telah dicoba untuk menentukan impedansi dan fase objek dari daging kambing, ayam, dan sapi. Perangkat ini dapat membedakan tiga jenis daging dan juga memberikan informasi tentang perubahan dalam karakteristik daging dari hari ke hari dari nilai impedansinya.
Penulis: Dr. Khusnul Ain, S.T, M.Si.
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:
Khusnul Ain, Franky Chandra, Riries Rulaningtyas, Lailatul Muqmiroh, Qodli Zaka, Beata Fahrani, Amelia Amelia, Angeli Falsah Enggar, Bayu Ariwanto, “Design of Bioimpedance Spectroscopy to Characterize Meat Based on Gain and Phase Detector (AD8302)”, International Conference on Instrumentation, Control, and Automation (ICA), IEEE, 2021.