Hubungan Kompensasi Manajerial, Perusahaan Keluarga dan Inovasi Perusahaan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Twitter

Pentingnya inovasi bagi negara sangat penting untuk mengelola proses bisnis nilai tambah mereka. Kehadiran inovasi dapat mendorong efisiensi proses dan menciptakan tuntutan baru; Oleh karena itu, mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurut WIPO (2020), lembaga kekayaan intelektual internasional dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, inovasi Indonesia menempati peringkat ke-85 dari 126 negara yang disurvei. Tingkat keterampilan dan pengetahuan inovasi yang lebih rendah dari tenaga kerja Indonesia dan alokasi anggaran litbang dapat menjadi cerminan kegiatan litbang oleh perusahaan publik besar yang mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi negara (Alam et al., 2019).

Selain itu, perusahaan keluarga memiliki posisi yang cukup besar di Indonesia, terhitung 67% dari perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek dan kapitalisasi perusahaan keluarga ini menyumbang 40% dari total kapitalisasi pasar (Mulyani et al., 2016). Informasi tambahan terkait hanya 30% dari perusahaan keluarga ini yang bertahan hingga generasi pertama, dan hanya sekitar 9% yang beralih ke generasi ketiga. Hasil ini menyiratkan bahwa sebagian besar bisnis keluarga ini berada dalam fase pertumbuhan dan masih banyak ketidakpastian prospek masa depan untuk bisnis mereka. Oleh karena itu, penting untuk menyelidiki keputusan keuangan di perusahaan keluarga Indonesia, khususnya intensitas R&D dan inovasi mereka, untuk mendukung kesuksesan masa depan mereka.

Inovasi dan keunggulan kompetitif adalah dua faktor penentu keberhasilan perusahaan (Harymawan et al., 2021). Untuk mengelola inovasi dan keunggulan kompetitif perusahaan, perusahaan harus mau mempromosikan kegiatan penelitian dan pengembangan (R&D) mereka. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa investasi R&D menguntungkan perusahaan dalam beberapa cara. Misalnya, sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan di masa depan (Lee dan O’Neill, 2003), meningkatkan inovasi perusahaan (Hall et al., 2013), meningkatkan nilai pasar perusahaan (Hall dan Oriani, 2006), mendorong pertumbuhan kinerja operasi jangka panjang (Bhana, 2001), dan meningkatkan pengembalian di masa depan (Hussain et al., 2018).

Namun, investasi dalam R&D menimbulkan biaya yang mahal dan terkait dengan risiko, seperti tidak selalu mendapatkan hasil yang diharapkan pada waktu tertentu (Chen et al., 2017). Selain itu, di mana manfaat dari investasi R&D tidak dapat diterima dalam jangka pendek, manajer selalu ingin membuktikan kemampuan dan kinerja mereka dalam jangka pendek. Oleh karena itu, mereka dapat lebih memperhatikan pencapaian insentif karir mereka, seperti kompensasi dan reputasi, dengan mengadopsi alternatif investasi jangka pendek yang menguntungkan daripada pengeluaran untuk kegiatan R&D. Oleh karena itu, keputusan investasi R&D perusahaan merupakan salah satu isu penting bagi manajemen (Barker dan Mueller, 2002). Karena keputusan R&D dibuat oleh manajemen tingkat atas, kompensasi dan insentif mereka memainkan peran penting untuk memotivasi manajemen apakah akan berinvestasi dalam kegiatan R&D. Juga, kompensasi perlu diselaraskan dengan cara manajemen bertindak demi kepentingan terbaik pemegang saham (Coles et al., 2006). Skema kompensasi dan insentif yang tepat dapat membantu manajemen tidak hanya berfokus pada hasil jangka pendek tetapi juga untuk hasil dan pertumbuhan jangka panjang (Gomez-Mejia et al., 2000).

Metode dan Hasil Penelitian

Elshabyta Auditya Bintarto, Mohammad Nasih, Imran Haider, Saya (Iman Harymawan) dan Fajar Kristanto Gautama Putra telah menguji hubungan antara kompensasi manajemen dan perusahaan keluarga dengan inovasi perusahaan menggunakan 988 observasi dari perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Indonesia dari tahun 2013 – 2017. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi manajerial berhubungan positif, sedangkan kehadiran keluarga di dewan berhubungan negatif dengan inovasi perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa kompensasi total yang diberikan kepada eksekutif dan komisaris memotivasi mereka untuk berinvestasi lebih banyak dalam kegiatan R&D mereka dan, oleh karena itu, menghasilkan produk inovasi. Kami juga melakukan analisis tambahan yang menunjukkan bahwa kehadiran keluarga di dewan melemahkan hubungan antara kompensasi manajerial dan inovasi perusahaan di mana kompensasi total memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan R&D perusahaan dan produk inovasi.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa kontribusi untuk literatur dan teori. Misalnya, kami menunjukkan bahwa insentif kompensasi adalah motivasi yang kuat bagi manajer untuk meningkatkan inovasi perusahaan. Kami memberikan bukti bahwa kepemilikan keluarga pada bisnis mendominasi insentif manajemen dalam konteks inovasi perusahaan. Implikasi lain dari penelitian ini adalah sensitivitas hubungan positif antara kompensasi manajemen dan inovasi perusahaan. Kami mendorong pemegang saham untuk bijaksana dalam mengendalikan tingkat inovasi perusahaan melalui jumlah kompensasi. Selain itu, penelitian kami dilakukan dalam konteks unik Indonesia, yang berbeda dari kebanyakan penelitian dengan topik serupa. Akhirnya, kami memberikan saran bagi akademisi penelitian untuk mempertimbangkan hasil kami untuk penelitian lebih lanjut.

Penulis: Iman Harymawan, S.E., MBA., Ph.D.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.inderscienceonline.com/doi/abs/10.1504/IJMFA.2022.120936

Bintarto, E. A., Nasih, M., Haider, I., Harymawan, I., & Putra, F. K. G. (2022). Managerial compensation, family firms and firms’ innovation: evidence from Indonesia. International Journal of Managerial and Financial Accounting14(1), 35-55.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp