Fissured Tongue: Lesi pada Lidah yang Paling Umum Ditemukan pada Lansia dengan Penyakit Degeneratif

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh watsonshealth.com.ph

Populasi global semakin menua dan terjadi peningkatan usia harapan hidup di beberapa negara Asia, termasuk Indonesia. Penduduk dengan usia di atas 60 tahun dikategorikan sebagai lansia karena pada usia ini terjadi penurunan kemampuan fisik dan psikologis yang dikenal dengan proses penuaan. Pada lansia terdapat empat penyakit yang berkaitan dengan proses penuaan: kelainan jantung dan pembuluh darah, kelainan metabolisme hormonal, kelainan sendi, dan keganasan.

Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa penyakit terkait penuaan, atau penyakit degeneratif, paling umum adalah hipertensi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga pada bulan Januari-Maret 2020 di Puskesmas Ketabang Surbaya, 92 orang lansia berpartisipasi sebagai subjek penelitian dengan penyakit degeneratif. Sebanyak 61 orang lansia (71,8%) memiliki hipertensi dan sedang menjalani perawatan dengan obat antihipertensi. Penyakit degeneratif lain pada subjek penelitian tersebut adalah diabetes mellitus (38,9%), penyakit jantung koroner (10.6%) dan osteoartritis (1.1%).

Selanjutnya pada kelompok lansia dengan penyakit degeneratif tersebut dilakukan pemeriksaan rongga mulut untuk mengidentifikasi lesi mukosa rongga mulut terutama pada lidah. Hasil pemeriksaan rongga mulut menunjukkan fissured tongue merupakan lesi pada lidah yang paling banyak ditemukan (77,6%) disusul coated tongue (67,1%), crenated tongue (32,9%), atrophic glossitis (29,4%), lingual varices (12,9%), dan makula melanotik (1,1%).

Studi terkini menunjukkan hubungan antara kelainan sistemik dengan gangguan fungsi rongga mulut, dimana perubahan pada rongga mulut terjadi akibat penyakit yang mendasari dan pengobatan yang dilakukan. Pada proses penuaan rongga mulut mengalami perubahan fisiologis yang meliputi mukosa, lidah, dan kelenjar liur. Lidah merupakan indikator yang bagus dalam pemeriksaan klinis umum dan rongga mulut karena kemudahan dalam aksesibilitas selama pemeriksaan. Abnormalitas pada lidah dapat digunakan sebagai bukti klinis penyakit penyerta sehingga identifikasi lebih awal dapat membantu klinisi dalam memberikan perawatan yang tepat.

Fissured tongue atau lidah beralurmerupakan lesi varians normal mukosa rongga mulut yang ditemukan pada 20-30% populasi umum. Lesi ini memiliki gambaran berupa celah dan alur multiple pada permukaan lidah. Biasanya fissured tongue tidak memiliki gejala, namun pada beberapa kasus dapat disertai nyeri ringan akibat oral hygiene yang buruk dan menimbulkan keradangan. Fissured tongue belum memiliki penyebab pasti namun dapat berkembang akibat proses penuaan dan hiposalivasi. Hubungan antara fissured tongue dan kondisi sistemik belum banyak disebutkan dalam literatur, namun beberapa studi menunjukkan pengaruh obat antihipertensi seperti ACE inhibitor terhadap laju produksi saliva. Hiposalivasi memicu terjadinya xerostomia yang lebih lanjut dapat menyebabkan perkembangan fissured tongue. Akan tetapi penelitian lanjutan pelu dilakukan untuk mengidentifikasi proses yang terjadi antara obat-obatan antihipertensi dengan kejadian fissured tongue.

Penulis: Fatma Yasmin Mahdani, drg., M.Kes.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami dengan judul “Prevalence of Most Common Tongue Lesions Related to Degenerative Diseases in the Elderly” pada Journal of International Dental and Medical Research Volume 14, Number 14, pp.1569-1572, 2021 melalui link berikut: http://www.jidmr.com/journal/wp-content/uploads/2021/12/40-D21_1651_Dian_Agustin_Indonesia-1-fatma-yasmin-mahdani-4-JIDMR.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp