Akses Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Selama Pandemi COVID-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by BeritaSatu

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu isu yang menjadi perhatian dunia dan merupakan layanan kesehatan yang penting. Kehamilan, persalinan dan pasca persalinan merupakan rangkaian periode kritis dalam kehidupan seorang perempuan. Berdasarkan standar yang telah ditetapkan, kunjungan ibu hamil dilakukan sebanyak 1 kali pada tiap trimester. Dengan melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan, ibu akan mendapatkan berbagai informasi serta edukasi terkait kehamilan dan persiapan persalinan.

Selama pandemi COVID-19 terjadi penurunan kunjungan antenatal. Berdasarkan studi yang dilakukan di empat Negara dengan penghasilan menengah dan indeks Kesehatan ibu dan anak yang buruk menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 menyebabkan lebih dari 30% kematian ibu dan bayi baru lahir yang disebabkan karena berkurangnya akses ke layanan penting yang relevan seperti keluarga berencana, perawatan antenatal (ANC) dan pengawasan yang memadai. Hal tersebut menunjukkan bahwa salah satu dampak dari kondisi pandemi COVID-19 yang paling dirasakan terhadap layanan kesehatan ibu dan anak adalah kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak sehingga mengakibatkan menurunnya pemanfaatan pelayanan dari fasilitas kesehatan. Akses ibu hamil dalam memperoleh pelayanan KIA di fasilitas kesehatan selama pandemi COVID-19 dikaji menggunakan metode scoping review. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan database Pubmed dan Google Scholar dengan kata kunci access, accessibility, maternal and child health service, public health center, dan pandemic. Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu, artikel yang dipublikasikan tahun 2020-2021, artikel dalam bahasa inggris, artikel yang membahas pelayanan kesehatan ibu dan anak pada masa pandemi COVID-19, dan artikel berupa original article serta free full text.

Hasil akhir ditemukan 5 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi. Berdasarkan hasil temuan tersebut sebagian besar penelitian dilakukan di Negara dengan penghasilan rendah dan menengah dengan metode pengumpulan data paling banyak dilakukan dengan in-depth interview. Partisipan dalam literatur yang dipilih adalah ibu hamil, perawat, tenaga kesehatan, dan beberapa literatur mengikutsertakan dukun sebagai partisipan dalam penelitian. Hasil review menunjukkan bahwa hambatan yang terjadi terkait akses ibu hamil dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak pada pandemi COVID-19 disebabkan karena adanya kebijakan pemerintah yaitu lockdown dan pemberlakuan jam malam, tantangan ekonomi, ketakutan tertular virus COVID-19, dan pengurangan prioritas pada pelayanan KIA di puskesmas.

Kebijakan pemerintah berupa lockdown dan pemberlakukan jam malam menyebabkan terbatasnya ibu hamil dalam mengakses pelayanan KIA. Berkurangnya akses ibu ke perawatan kesehatan mengakibatkan penyedia layanan kesehatan melaporkan terjadi pengurangan kunjungan untuk perawatan kehamilan rutin. Hal serupa juga terjadi di Negara Kenya dimana pandemi COVID-19 mengakibatkan terganggunya pelayanan KIA seperti adanya pengurangan kunjungan layanan ANC selama pandemi sehingga ibu hamil tidak dapat menghadiri 4 kunjungan ANC yang telah direkomendasikan oleh WHO. Selain itu, pandemi COVID-19 ini juga mengakibatkan munculnya tantangan ekonomi pada masyarakat karena hilangnya pendapatan. Kesulitan ekonomi ini menyebabkan perempuan mengurangi akses ke perawatan kesehatan dan lebih memprioritaskan kebutuhan dasar sehari-hari.

Ketakutan tertular virus COVID-19 juga menjadi salah satu penyebab berkurangnya akses pelayanan KIA oleh ibu selama masa pandemi. Penyebaran virus COVID-19 yang sangat cepat menyebabkan terganggunya proses layanan kesehatan dan memunculkan rasa takut sehingga mengakibatkan ibu hamil memilih untuk tidak mengunjungi fasilitas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Selain itu, pengurangan akses ibu hamil ke pelayanan KIA juga disebabkan oleh kebijakan yang dibuat oleh fasilitas pelayanan kesehatan mengenai beberapa pembatasan pada pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan karena beberapa fasilitas Kesehatan mengubah unit pelayanan menjadi ruang perawatan isolasi untuk pasien COVID-19 dan terjadi pergeseran sumber daya sistem kesehatan ke arah pengendalian COVID-19.

Menurunnya akses dan pemanfaatan pelayanan KIA di masa pandemi COVID-19 akan menimbulkan dampak secara langsung bagi ibu dan bayi. Salah satu dampak yang dapat terjadi yaitu kemungkinan tidak teridentifikasinya tanda bahaya tertentu sehingga dapat berpeluang terjadinya komplikasi hingga kematian. Banyak faktor penyebab kematian ibu, salah satunya adalah akses yang tidak memadai ke layanan kesehatan yang berkualitas dan gizi buruk di antara wanita hamil. Akses ke pelayanan KIA yang terbatas mengakibatkan angka kematian bayi, anak, dan ibu menjadi meningkat.

Penulis : Nabila Rahma Salsa, Inge Dhamanti
Artikel asli dapat dilihat di https://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/JIK/article/view/878

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp