Penurunan Modulus Elastisitas Dentin Akibat Aplikasi Kombinasi Kalsium Hidroksida- Propolis – Propylene Glycol

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by iStock

Kalsium hidroksida merupakan gold standart sebagai bahan pulp capping karena mempunyai aktivitas antimikroba, mampu menciptakan suasana basa yang dapat meningkatkan aktivitas mineralisasi sehingga menginduksi pembentukan dentinal bridge. Kalsium hidroksida memiliki beberapa kelemahan: menginduksi inflamasi pulpa yang bertahan hingga 3 bulan, respon jaringan yang tidak dapat diprediksi, dentin reparatif yang terbentuk tidak teratur, terbentuknya tunnel defect yang memungkinkan invasi bakteri dan sifat mekanikal rendah. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka kalsium hidroksida dikombinasikan dengan propolis yang berfungsi sebagai pembawa (vehicle) dan menunjukkan pembentukkan jaringan keras gigi yang lebih baik. tetapi mempunyai kekurangan, waktu pengerasan antara kalsium hidroksida-propolis ini cukup lama ± 60 menit.

Sebagai bahan Bahan pulp capping apabila tidak dapat mengeras, menyebabkan kekuatan mekanis rendah dan tidak dapat digunakan secara langsung di bawah restorasi dengan bahan resin karena resin bersifat hidrofilik dan akan mempengaruhi sistem ikatan resin dengan gigi . Untuk mengatasi hal ini, ditambahkan propylene glycol yang  mampu mempercepat reaksi pengerasan. Propylene glycol dapat meningkatkan efektivitas kalsium hidroksida sehingga pelepasan ion hidroksil pada periode yang lebih lama dan meningkatkan difusi kalsium hidroksida ke dalam tubuli dentin. Propylene glycol berfungsi sebagai pengental karena kemampuannya untuk membentuk ikatan antarmolekul, juga dapat meningkatkan bond strength dan mengurangi waktu pengerasan. Pembawa ini memiliki peranan penting pada keseluruhan proses disosiasi dan difusi ion kalsium dan ion hidroksil yang dilepaskan oleh kalsium hidroksida kedalam dentin.

Konsentrasi propylene glycol yang digunakanadalah 40% karena penambahan rasio propylene glycol yang tinggi (>50%) ke dalam bahan campuran dapat menyebabkan setting time yang terlalu lama, kelarutan tinggi, dan pembentukan porositas lebih besar, sehingga mengurangi kekuatan mekanis material. Ion hidroksil bertanggung jawab terhadap pH alkali yang dimiliki kalsium hidroksida sehingga memiliki efek antimikroba, meskipun demikianpH alkali juga mengakibatkan pulpa gigi teriritasi sehingga menyebabkan inflamasi dan kematian pulpa. Keadaan alkali ini dapat menetralisir, melarutkan atau mendenaturasi beberapa komponen asam yang berperan sebagai bonding agents sehingga dapat melemahkan dentin. Kekuatan mekanikal dentin itu sendiri tergantung pada ikatan antara 2 komponen utama; kristal hidroksiapatit dan jaringan kolagen. Bagian pada matriks organik dentin terdiri dari protein asam dan proteoglikan yang mengandung fosfat dan kelompok karboksilat. Senyawa tersebut berperan sebagai bonding agent antara jaringan kolagen dan kristal hidroksiapatit

Modulus elastisitas didefinisikan sebagai rasio tegangan terhadap regangan yang sesuai pada material yang dibebani dan diukur melalui tes kekuatan kompresif, kekuatan fleksural dan kekuatan Tarik. Pada dentin yang terpapar dengan kalsium hidroksida mempunyai tingkat modulus elastisitas yang lebih tinggi ( 21- 23 Gpa) daripada dentin ( 15- 17 Gpa). Modulus elastisitas merupakan ukuran kekakuan suatu material, sehingga semakin tinggi nilai modulus elastisitas, maka semakin sedikit perubahan bentuk yang terjadi apabila diberi gaya. Jadi, semakin besar nilai modulus ini maka semakin kecil regangan elastis yang terjadi atau semakin kaku. Modulus elastisitas bahan yang semakin rendah menunjukan marginal adaptasi yang semakin rendah juga, sehingga dapat menyebabkan adanya gap antara restorasi dan gigi.

Kalsium hidroksida mempunyai pH yang tinggi sehingga mengakibatkan menurunkan dukungan organik dari matriks dentin. Proses ini merusak interaksi antara fibril kolagen dan kristal hidroksiapatit dan dapat mengakibatkan efek buruk terhadap sifat mekanikal dentin. pH kalsium hidroksida dan akuades 12.716, kalsium hidroksida dan  propolis 8.527 serta  kalsium hidroksida – propolis – PG 7.325. Kalsium hidroksida + propolis + propylene glycol mempunyai pHlebih kecil daripada kalsium hidroksida + akuades dan kalsium hidroksida + propolis.

 Kekakuan dan kekuatan gigi dapat dipengaruhi oleh meningkatnya ikatan hidrogen dan kolagen. Hal ini disebabkan karena pH yang rendah berpotensi untuk menurunkan sifat fisik suatu material dan mempengaruhi kekuatan mekanikal suatu material. Pada pH yang tinggi, akan mengakibatkan kekuatan permukaan yang lebih tinggi dan porositas lebih rendah pada suatu material. Sedangkan pada pH yang  rendah, perubahan pada mikrostruktur material terjadi akibat porositas yang meningkat dan akhirnya akan mengakibatkan kekuatan mekanikal menurun. Didapatkan korelasi antara pH dengan modulus elastisitas semakin tinggi nilai pH suatu bahan ( suasana alkali ), semakin tinggi pula nilai modulus elastisitas dentin yang terpapar bearti semakin kaku sehingga semakin rentan terjadinya fraktur pada gigi. . Modulus elastisitas dentin yang terpapar kalsium hidroksida + propolis + propylene glycol kecil sehingga dentin tidak mudah fraktur.

Penulis: Ira Widjiastuti, Fauziah Diajeng Retnaningsih, Yashinta Ramadhinta, Salsabila Nunki Widona, Sukaton

Link / Judul Jurnal: The correlation of dentin elastic moduli and pH after exposed to combination of calcium hydroxide-propolis-propylene glycol

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp