Mengudara Bersama Suara Muslim, Sekolah Pascasarjana UNAIR Bahas Manfaat Limbah Batu Bara

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ajrun Karim Vice President Lingkungan PT PLN (Persero) (tengah) dan Wakil Direktur III Sekolah Pascasarjana UNAIR Suparto Wijoyo (kiri) dalam siaran kanal YouTube Suara Muslim Radio Network pada Jumat (25/2/2022). (Foto: Tangkapan layar kanal YouTube)

UNAIR NEWS – Limbah hasil pembakaran batu bara atau yang dikenal dengan istilah fly ash dan bottom ash (FABA) tidak lagi dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya beracun (B3). Hal itu sesuai dengan amanah UU Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah 22 Tahun 2021 dengan kode N106 dan N107. Limbah tersebut justru memiliki potensi untuk bisa dimanfaatkan dalam berbagai sektor. 

Merespons hal itu, Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR) menggandeng Suara Muslim Radio Network membahas pemanfaatan limbah di Indonesia. Acara bertajuk Belajar Tata Kelola Limbah menjadi Berkah itu disiarkan melalui siaran langsung radio dan kanal YouTube pada Jumat (25/2/2022).

Hadir narasumber dalam siaran itu Wakil Direktur III Sekolah Pascasarjana UNAIR Suparto Wijoyo dan Vice President Lingkungan PT PLN (Persero) Ajrun Karim. Dalam siaran tersebut, Ajrun menjelaskan bahwa PLN mengoperasikan PLTU menggunakan bahan bakar batu bara. Kemudian, proses tersebut menghasilkan produk samping atau side product berupa FABA yang masih dapat dimanfaatkan.

“Salah satu dampak yang signifikan yaitu pemerintah mendukung untuk memberikan kesempatan kepada PLN, terutama dan kepada semua pihak, untuk mengelola, memanfaatkan, dan memaksimalkan potensi dari FABA,” ucap Ajrun.

Di Jawa Timur sendiri, lanjutnya, terdapat 3 PLTU, yaitu PLTU Tuban di sisi utara, PLTU Paiton di Probolinggo, dan PLTU Pacitan. Semuanya menghasilkan FABA dan sudah diuji coba sehingga dapat dimanfaatkan.

Baca Juga: Limbah Batu Bara Ternyata Memiliki Beragam Manfaat. Begini Kata Pakar!

Selain itu, lanjut Ajrun, PLN juga konsen terhadap isu ekonomi. Mereka berusaha agar masyarakat dapat mendapatkan manfaat yang optimal dengan program pemberdayaan masyarakat di sekitar pembangkit. Lebih dari itu, PLN juga memberikan kesempatan agar masyarakat mampu mengolah secara mandiri.

Dukung UMKM

Ajrun mengungkap, ada sebanyak 97 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang telah mendapatkan dukungan dan bekerja sama dengan PLN Group yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurutnya, data ini akan terus bertambah.

“Kita memberikan kesempatan pada masyarakat UMKM yang memproduksi batako, paving blok, dan produk-produk beton non-struktur untuk memanfaatkan FABA ini,” ungkap Ajrun.

Sementara itu, Wakil Direktur III Sekolah Pascasarjana UNAIR Suparto Wijoyo memberikan tanggapan terhadap pengolahan limbah batu bara tersebut. Ia menjelaskan upaya yang dilakukan PLN merupakan bagian dari inovasi bahwa green industry oleh PLN berhasil mengubah material yang semula berbahaya menjadi hal yang bermanfaat.

“Bukti kolaborasi industri, pemerintah, dan perguruan tinggi akan menghasilkan kemaslahatan-kemaslahatan. PLN dengan segala inovasinya mampu mentransformasi limbah menjadi berkah,” ucap Suparto.

“Saya yakin jika ini terus berkembang dan mendapatkan dukungan dari masyarakat, kita bangun kolaborasi dan sinergi untuk negeri NKRI. Fastabiqul Khoirot, berlomba-lomba dalam kebaikan,” tambahnya. (*)

Penulis: Rafli Noer Khairam

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp