Manfaat Rehabilitasi Paru Terhadap Fungsi Paru pada Pasien Dewasa Pasca Covid-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Hello Sehat

Coronavirus disease (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). World Health Organization (WHO) sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemik pada tanggal 11 Maret 2020 (WHO, 2020). Data COVID-19 di dunia pada tanggal 29 September 2021 menunjukkan sebanyak 232.6 juta orang terkonfirmasi positif, 4.762 juta orang meninggal dunia (Kemenkes, 2020)

Pasien pasca COVID-19 setelah keluar dari rumah sakit sebagian besar mengalami gejala sisa seperti cepat lelah saat melakukan aktivitas, sesak napas, kelemahan otot, sulit tidur, serta cemas sehingga dapat menurunkan kualitas hidupnya. Hasil follow up dari 1733 pasien pasca COVID 6 bulan setelah keluar dari rumah sakit, sebagian besar pasien memiliki keluhan utama cepat mengalami kelelahan saat melakukan aktivitas, kelemahan otot, kesulitan tidur, serta kecemasan bahkan sampai mengalami depresi (Huang et al., 2021).

Rehabilitasi pada pasien pasca COVID-19 sangat penting dilakukan karena dapat mengurangi dampak dari gejala sisa yang dialami oleh pasien, meningkatkan fungsi paru, mengurangi dispnea saat melakukan aktifitas, mengurangi kecemasan dan depresi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya secara bertahap. Rehabilitasi paru merupakan perawatan rehabilitasi individual yang dilakukan oleh tenaga medis kepada pasien setelah menjalani terapi pengobatan standar. Rehabilitasi paru terdiri dari intervensi yang komprehensif, termasuk pada dukungan psikologis, dukungan pemunuhan nutrisi, serta pendidikan dan perubahan perilaku dengan pelatihan olah raga sebagai intinya. Tujuan dari rehablitasi paru adalah untuk meningkatkan fungsi fisik, mengurangi tekanan psikologis serta meningkatkan kualitas hidup bagi pasien pasca COVID-19.

Program rehabilitasi paru setidaknya harus mencakup tiga komponen utama, yaitu pemanasan, program rehabilitasi kemudian pendinginan, dan peregangan. Program rehabilitasi yang dapat diberikan kepada pasien pasca COVID-19 terdiri dari: Pendidikan mengenai rehabilitasi paru, latihan aerobik, latihan kekuatan, latihan keseimbangan, latihan pernapasan serta program peningkatan Activity of Daily Living.

Dalam pelaksanaan program rehabilitasi paru tentunya harus dipandu oleh psikoterapis yang sudah berpengalaman dan memiliki sertifikat, agar hasil yang diperoleh pasien pasca COVID-19 dapat maksimal. Dalam pelaksanaan program rehabilitasi paru tidak boleh dipaksakan, namun dilakukan semampu pasien, oleh karena itu durasi dan frekuensi setiap pasien tentunya berbeda beda. Media yang dapat digunakan dalam melakukan rehabilitasi paru adalah: buklet, video dan juga telehealth.

Hasil penelitian dari Gloeckl et al., (2021), mengungkapkan bahwa rehabilitasi paru adalah pengobatan yang layak, aman, dan efektif, terlepas dari tingkat keparahan penyakit yang dialami oleh pasien pasca COVID-19. Program rehabilitasi paru yang dilakukan 2-5 sesi per hari selama 3 minggu secara signifikan meningkatkan fungsi paru dan kualitas hidup pada 50 pasien pasca COVID-19 dengan kriteria ringan hingga berat.

Penulis: Dr. Tintin Sukartini, S.Kp., M.Kes, dan Hasanudin S.Kep.,Ns

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://e-journal.unair.ac.id/JR/article/view/30923

Referensi:

Hasanudin H, Sukartini T, Makhfudli M, Rosyid AN, Revita NCT, Aini HN. The Effectiveness of Pulmonary Rehabilitation on Pulmonary Function among Adults Patients of COVID-19 Survivors: A Systematic Review. J Respirasi. 2022;8(1):15. doi:10.20473/jr.v8-i.1.2022.15-25

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp