Dosen UNAIR: Quality Of Life Ibu Hamil sebagai Aspek Kesehatan Ibu

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by pixabay.com

UNAIR NEWS – Bagi sebagian besar wanita, kehamilan dimaknai tidak hanya sebagai peristiwa biologis, tetapi juga sebagai peristiwa sosial dan psikologis. Ibu hamil tidak hanya membutuhkan perawatan medis, tetapi juga perasaan positif tentang kehamilan, dukungan dari suami atau pasangan, dukungan dari anggota keluarga dan orang-orang di sekitarnya, kondisi lingkungan yang menguntungkan, dan nilai-nilai budaya yang mendukung.

Oleh karena itu, penilaian status kesehatan ibu hamil seharusnya tidak hanya status kesehatan fisik, tetapi juga aspek psikologis dan sosial, seperti definisi kesehatan oleh World Health Organization. Kualitas hidup merupakan alat ukur yang memberikan penilaian yang komprehensif terhadap status kesehatan ibu hamil, meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial.

Nunik Puspitasari, dosen Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga (UNAIR) menyebut mengembangkan instrumen khusus untuk menilai quality of life wanita  hamil tidaklah mudah, karena berbagai perbedaan kondisi sosial budaya yang menjadi latar belakang kehidupan wanita hamil. Ada banyak aspek, sambungnya, yang membentuk faktor kesehatan fisik, mental dan sosial wanita hamil. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi apa saja indikator quality of life pada wanita hamil.

“Penelitian telah dilakukan di Jawa Timur untuk mengidentifikasi semua indikator quality of life pada wanita hamil. Penelitian tersebut merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan di dua kabupaten yaitu Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Ngawi. Ada empat kategori utama yang berhasil diidentifikasi yaitu faktor kesehatan fisik, faktor kesehatan mental, faktor kesehatan sosial, dan faktor lingkungan,” ujarnya.

Pada faktor kesehatan fisik, lanjutnya, yang mempengaruhi quality of life ibu hamil, diketahui bahwa selama menjalani kehamilan, hampir semua ibu melakukan aktifitas harian seperti biasanya. Ibu hamil tetap memasak, mencuci baju, membersihkan rumah seperti biasanya. Ibu hamil, sambungnya, juga tetap merawat dan melayani suami dan anaknya. 

“Hampir semua ibu hamil merasa baik-baik saja dan merasa tetap sehat, sehingga mereka tidak mengkonsumsi obat tertentu. Mereka hanya mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh bidan. Hampir semua ibu merasakan mual, pegal, kram, badan terasa berat, dan kadang nyeri punggung. Rasa tidak nyaman ini terutama menjadi masalah bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Hampir semua ibu hamil menyatakan masih mampu berjalan, namun pada jarak yang dekat atau sekitar rumah saja,” ungkapnya.

Lebih lanjut, faktor kesehatan mental yang mempengaruhi quality of life ibu hamil didapatkan gangguan kecemasan menjadi gangguan mental yang dominan dirasakan oleh para ibu hamil. 

“Kecemasan yang dirasakan antara lain berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh, kondisi kesehatan janin yang dikandung dan tentang proses persalinan yang akan dijalani nantinya,” jelasnya.

Selain itu, tambahnya, perencanaan kehamilan juga menjadi masalah kesehatan mental bagi ibu hamil karena cukup banyak ibu hamil tidak merencanakan kehamilannya. 

“Sedangkan faktor sosial yang mempengaruhi quality of life ibu hamil adalah adanya dukungan terutama dari suami dan anggota keluarga lainnya. Ibu hamil juga mengharapkan dukungan dari petugas kesehatan,” 

Dukungan yang diharapkan didapatkan dari suami dalam bentuk membantu pekerjaan rumah sehari-hari, membantu merawat anak, menanyakan kondisi kesehatan ibu hamil, memenuhi segala kebutuhan ibu dan calon bayinya, menemani ibu hamil saat periksa kehamilan, berdoa untuk kesehatan dan keselamatan ibu dan bayinya, menanyakan kondisi kesehatan ibu hamil, serta sering mengajak janin dalam kandungan berkomunikasi.

Pada faktor lingkungan, tandasnya, ibu hamil mengharapkan tercukupinya kebutuhan keluarga selama hamil termasuk biaya untuk periksa kehamilan dan biaya untuk persalinan. Ibu hamil juga mengharapkan tetap dapat melakukan kegiatan yang diinginkannya, mengharapkan lingkungan yang aman dan nyaman serta bebas dari ancaman bahaya apa pun. 

“Semua ibu hamil juga membutuhkan informasi yang berkaitan dengan kehamilannya, lingkungan fisik sekitar tempat tinggal mereka terasa nyaman, tidak ada kesulitan mendapatkan air bersih, dan mudah mendapatkan alat transportasi bila harus ke pelayanan kesehatan,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor : Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp