UNAIR NEWS – Setelah melalui serangkaian proses reorganisasi, perlu diadakannya penyambutan dan pengakraban bagi badan pengurus baru guna pengoptimalan sumber daya mahasiswa didalamnya. Hal tersebut dirasa penting karena berhubungan dengan pembinaan kader aktivis mahasiswa yang akan menjadi penerus kepengurusan sebelumnya. Mengenai hal tersebut, Himpunan Mahasiswa Akuakultur (HIMAKUA) menggelar acara tahunan berupa Upgrading pada Sabtu lalu (19/02/2022).
M. Alfarisi Adinata selaku ketua pelaksana kegiatan, menceritakan bahwa acara tersebut berlangsung selama dua hari dan digelar secara hybrid. Dalam acaranya, hari pertama dilaksanakan melalui platform zoom meeting, kemudian dilanjut dengan pelaksanaan Upgrading secara offline keesokan harinya.
“Kegiatan offline bertempat di Hutan Pinus Suko Gombeng Banyuwangi, karena memiliki kesesuaian suasana dengan konsep Upgrading yang dibawa,” ujar mahasiswa yang biasa disapa Faris tersebut.
Menghadirkan dua alumni pengurus HIMAKUA dan salah satu tokoh BEM Universitas Airlangga, acara berlangsung penuh antusias. Pasalnya, materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pengurus dalam menjalankan tugasnya.
“Pada hari pertama, kita laksanakan internal branding melalui sharing & focus group discussion dengan penyampaian materi untuk pengoptimalan kualitas pengurus HIMAKUA. Kemudian, di hari selanjutnya kita gelar welcoming party secara offline sebagai proses pengakraban antar pengurus,” jelasnya.
Materi yang disampaikan terdiri dari tiga bahasan, yaitu keorganisasian, kepemimpinan, dan design. Ketiganya sangat berperan penting dalam pengelolaan organisasi sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada.
“Kita berusaha menyinkronkan kepemimpinan era saat ini dengan basis teknologi, itulah mengapa kita hadirkan pemateri-pemateri yang sesuai dengan keadaan yang ada,” jelasnya lagi.
Dalam materinya, Gilang Septian selaku ketua HIMAKUA periode 2021 menjelaskan, bahwa sebuah organisasi yang sehat berawal dari sumber daya yang sehat pula. Dalam hal ini, ia mengarahkan pembahasannya kepada sebuah kepemimpinan dan pengadaan kelancaran aliran informasi kepada seluruh mahasiswa yang menjadi naungan organisasi tersebut.
Sama halnya dengan Maulana Satria Aji dan Ananda Wildhan Wahyu Pratama, keduanya membahas materi berbeda dengan pembahasan serupa, yakni keseluruhan internal organisasi harus mampu menumbuhkan kemaslahatan mahasiswa dalam segi pengorganisasian, kepemimpinan, serta pengadaan informasi yang tertata kepada sasaran.
“Proses memimpin-pun harus sesuai dengan norma yang ada pada mahasiswa, jangan semena-mena seperti pemimpin masa lampau. Barulah setelahnya sinkronisasi dengan era yang ada,” jelas Maulana Satria Aji selaku Wapres BEM UNAIR periode 2019.
Faris melanjutkan, setelah sesi formal Upgrading telah dilaksanakan, antusias pengurus tak kunjung pudar untuk mengikuti hari berikutnya. Pasalnya, pengakraban digelar dalam bentuk fun game dan sharing session.
“Fun Game ini kita laksanakan untuk pengenalan antar pengurus, guna membangun kerjasama lebih baik kedepannya,” tambahnya.
Kerjasama tim dalam fun game tersebut mampu dijadikan proses pengenalan karakter untuk pengoptimalan kerjasama sesungguhnya dalam organisasi yang dijalaninya, imbuh Faris. Dalam hal ini, kedepannya, seluruh pengurus mampu menjadikan awal dari program kerja tersebut sebagai bekal dalam mengelola sebuah proses dalam organisasi.
Penulis : Azka Fauziya
Editor : Nuri Hermawan