UNAIR NEWS – Sebagai salah satu negara dengan pendidikan terbaik di dunia, Australia menjadi destinasi masyarakat Indonesia untuk melanjutkan pendidikan. Banyaknya universitas top dunia serta fasilitas pendidikan yang memadai menjadi satu dari sekian alasan tingginya minat masyarakat Indonesia untuk menempuh pendidikan di Negeri Kanguru itu.
Melihat tingginya animo tersebut, pemerintah negara Australia tidak segan-segan menawarkan berbagai beasiswa bagi masyarakat Indonesia yang ingin melanjutkan studi di tingkat pascasarjana. Salah satunya adalah Australia Awards Scholarship (AAS), program beasiswa dari pemerintah Australia yang menawarkan kesempatan menempuh studi di universitas bergengsi di negeri Australia.
“Australia Awards Scholarship (AAS) ini merupakan beasiswa internasional bergengsi yang menawarkan kesempatan untuk melanjutkan studi, riset, dan pengembangan profesi di Australia,” papar Nanda Agastya Wardana, salah satu awardee AAS, pada Rabu (9/2/2022). Beasiswa AAS, lanjut Nanda, menawarkan pembiayaan penuh bagi mereka yang dinyatakan lolos seleksi untuk menempuh perkuliahan di kampus-kampus Australia.
“Selain pembiayaan uang kuliah, fasilitas yang diberikan oleh AAS ini juga mencakup biaya pengurusan visa dan tiket pesawat bagi para awardee. Sebelum diberangkatkan ke Australia, para awardee diberikan persiapan selama 7-9 minggu,” lanjut mahasiswa yang mengambil studi Master of Counselling di Monash University itu.
Di Indonesia sendiri, lanjut Nanda, AAS menawarkan tiga tipe beasiswa. Mahasiswa dapat memilih salah satu program yang disediakan seperti program kuliah pascasarjana (tingkat master dan PhD), program kuliah singkat sesuai bidang, serta Split-Site Master Program (SSMP) di mana mahasiswa berkesempatan untuk berkuliah baik di Australia maupun di Indonesia.
Baca Juga: Awardee IISMA di Hungaria Bagikan Tips Persiapan Seleksi Beasiswa
Pada gelaran sharing session bertajuk “Study in Australia: All the Reasons Why You Should Apply for Australia Awards Scholarship” yang diselenggarakan oleh #AussieBanget Corner, Perpustakaan UNAIR Kampus B, Nanda juga menyampaikan beberapa hal yang perlu dipersiapkan guna mengikuti seleksi penerimaan AAS. Persiapan itu seperti skor tes IELTS atau TOELF IBT, surat rekomendasi, curriculum vitae, esai diri, dan syarat pendukung lainnya.
“Untuk lama persiapan, menurut saya setiap orang berbeda-beda, ya. Namun, memiliki waktu yang banyak untuk persiapan akan lebih baik,” ucap Nanda. Ia mengungkapkan bahwa dibutuhkan waktu enam bulan lamanya baginya untuk mempersiapkan seleksi AAS.
Nanda juga mengungkapkan bahwa setelah dinyatakan diterima, awardee akan diminta untuk menandatangani kontrak yang menyatakan bahwa setelah menyelesaikan studi, mereka harus meninggalkan negara Australia selama minimal dua tahun lamanya.
“Jadi, kalau misalnya saya menyelesaikan studi pada tahun 2021, artinya saya tidak diperbolehkan masuk ke negara Australia sebelum tahun 2023,” jelasnya. (*)
Penulis: Agnes Ikandani
Editor: Binti Q. Masruroh