UNAIR NEWS – Makanan menjadi penyebab utama alergi pada anak, terutama anak-anak di bawah usia dua tahun. Dr dr Zahrah Hikmah SpA(K) dalam acara Ngobrol Santai dengan Ahlinya (NGOBRAS) yang diadakan oleh Rumah Sakit Terapung Kstaria Airlangga (RSTKA), Minggu (06/02/2022) menyebut alergi makanan merupakan salah satu alergi yang sulit ditangani oleh ahli alergi.
Menurutnya, saat ini selain insiden alergi meningkat, ternyata pengetahuan tentang alergi makanan juga berkembang pesat di media sosial. Banyak sekali di media sosial orang menulis tentang alergi makanan dan juga apa yang harus dilakukan, diperiksa, dan juga tata laksananya.
“Tetapi dari semua yang ditulis di media sosial ternyata sebagian besar itu tidak jelas sumbernya,” ungkap dr Zahrah.
Selanjutnya, dr Zahrah menjelaskan bahwa alergi makanan terjadi apabila sistem imun seseorang bereaksi terhadap makanan tertentu. Dimana, lanjutnya hal tersebut tidak terjadi pada individu yang lain. Individu yang mengalami alergi tersebut disebut sebagai individu yang memiliki bakat atopi.
“Atopi adalah secara genetik seseorang mempunyai kecenderungan untuk menderita alergi. Sedangkan apa yang disebut dengan penyebab dari alergi atau alergen adalah bahan makanan yang bisa mencetuskan kejadian alergi,” jelasnya.
Dr Zahrah menerangkan bahwa alergi sebenarnya dapat dicegah. Pencegahan alergi tersebut dapat dilakukan dengan memberikan ASI eksklusif. Selain itu, jika belum ada gejala alergi tetapi memiliki riwayat alergi tidak perlu diet alergi. Apabila tidak dapat menyusui, lanjutnya, anak bisa mendapatkan formula terhidrolisa parsial atau ektensif dan pada bayi yang lahir sesar bisa ditambahkan probiotik.
“Jadi sebelum timbul gejala pada bayi maka kita bisa memberikan ASI ekslusif. Jangan pernah menyetop ASI pada anak alergi,” jelasnya.
Kemudian, dr Zahrah menegaskan bahwa soya tidak dapat mencegah alergi. Pemberian soya, lanjutnya, hanya sebagai pengganti ASI ketika ibu sudah tidak dapat menyusui lagi. Ia juga mengimbau agar orang tua tidak memberikan soya kepada bayi yang baru lahir dan belum jelas alerginya.
dr Zahrah pun memberikan tiga pilihan susu jika anak menderita alergi sejak bayi namun ibu sudah tidak mampu memberikan ASI. Tiga rekomendasi itu yaitu susu yang terhidrolisa lebih lanjut, susu asam amino, dan susu soya atau susu berbasis kedelai. “Susu berbasis kedelai yang dimaksud bukan susu yang dijual di pasaran atau buatan sendiri,” jelasnya. (*)
Penulis: Wiji Astutik
Editor: Binti Q. Masruroh