KBRI London Ajak Perguruan Tinggi Nasional Maksimalkan SDGs

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Suasana Zoom Meeting webinar UK - Indonesia Knowledge Sharing. (Sumber: Istimewa)

UNAIR NEWS – Kedutaan Besar RI di London mengundang Universitas Airlangga (UNAIR) untuk berpartisipasi dalam webinar UK – Indonesia Knowledge Sharing. Acara pada Jumat (28/1/2022) tersebut secara khusus hadir untuk mendorong knowledge sharing dalam pengembangan perguruan tinggi antara Kerajaan Inggris Raya dan Indonesia.

Duta Besar RI LBBP untuk Kerajaan Inggris Raya, Irlandia, dan International Maritime Organization Dr. Desra Percaya dalam sambutannya menyebut acara diadakan untuk memaksimalkan program SDGs. Tahun 2022, Indonesia akan memasuki tahun ketujuh penerapan SDGs.

“Pada tahap ini masih dibutuhkan komitmen akan transformasi pembangunan. Dalam hal ini institusi pendidikan lewat Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah aktor penting yang memiliki sumber daya dan pengetahuan yang perlu terus dimobilisasi,” terang alumnus FISIP UNAIR tersebut.

Oleh karenanya, webinar dihadirkan untuk menjadi wadah peningkatan kapasitas perguruan tinggi antara dua negara. Dalam sesi utama, Professor asal University College London (UCL) Institute of Education (IoE) Prof. Tristan McCowan hadir berbagi strategi implementasi SDGs di tingkat universitas.

Materi tersebut bertajuk Advancing The Contribution of Higher Education Institutions for and Beyond SDGs. Prof. Tristan menyebut bahwa kultur riset perguruan tinggi sangat berperan penting. Dalam situasi pandemi misalnya, perguruan tinggi terbukti menjadi salah satu institusi yang turut berkontribusi mengembangkan obat hingga vaksin Covid-19.

“Hal sama juga dapat kita lakukan dalam isu SDGs. Setidaknya ada lima modal yang dimiliki universitas dalam SDGs,” jelas profesor yang aktif dalam riset terkait SDGs tersebut.

Modal tersebut mencakup pendidikan, produksi pengetahuan, pelayanan, debat publik, serta operasi kampus. Modal tersebut harus saling berinteraksi dan dikolaborasikan dengan berbagai pihak lintas sektor seperti organisasi, alumni, pemerintah, maupun komunitas.

Baca Juga: UNAIR Perkuat Kerja Sama Penelitian dan Akademik dengan Kedubes Prancis

Selanjutnya, perguruan tinggi juga harus menampakkan modal tersebut di tengah masyarakat, baik dalam aspek ekonomi, politik, maupun budaya. Terakhir, Prof. Tristan juga menyoroti agar modal universitas dapat berdampak pada perubahan iklim dan isu lingkungan yang selama ini menjadi bagian dari pilar SDGs.

4 Langkah Perguruan Tinggi

Selain itu, Prof. Tristan juga mengungkapkan ada empat langkah lain yang harus dilakukan perguruan tinggi. Pertama adalah riset yang berfokus mencari solusi serta pengetahuan baru terkait SDGs. Kedua, bertanggungjawab atas pola konsumsi dan keberlanjutan. Ketiga, bekerja langsung bersama komunitas, daerah, dan pemerintah. Keempat, membangun pola pikir keberlanjutan pada mahasiswa dan alumni dalam proses pengajaran.

Usai pemaparan itu, sesi diskusi dihadirkan bersama panel dan tamu undangan. Dalam sesi tersebut hadir Direktur Pendidikan Tinggi dan IPTEK. Tatang Muttaqin, S.Sos., M.Ed., Ph.D. serta Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat drg. Ika Dewi Ana M.Kes. Ph.D.

Bersama 100 peserta yang lain, diskusi konstruktif berhasil membuka dialog pemaksimalan SDGs antar dua negara. Acara itu sendiri digelar melalui Zoom Meeting dan dihadiri oleh perwakilan dari perguruan tinggi Indonesia dan Inggris. (*)

Penulis: Intang Arifia

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp