Dosen FST UNAIR: Logam Tanah Jarang di Lumpur Lapindo Sudah Lama Ditemukan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: Republika

UNAIR NEWS – Kemunculan logam tanah jarang di Lumpur Lapindo Sidoarjo beberapa waktu yang lalu menjadi isu hangat di tengah pandemi Covid-19. Kabar mengenai potensi logam tanah jarang di Lumpu Lapindo Sidoarjo sudah lama ada namun informasinya sangat tertutup. Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. rer. nat. Ganden Supriyanto, M.Sc, Dosen Kimia Analisis dan Kimia Lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (FST UNAIR).

“Isu mengenai penemuan logam tanah jarang di lumpur Lapindo Sidoarjo itu sebetulnya sudah lama ada, namun informasinya sangat tertutup sehingga masyarakat belum banyak yang mengetahuinya,” ungkap Ganden.

Karenakan kondisi sosial masyarakat yang masih belum stabil, informasi mengenai penemuan logam tanah jarang di lumpur Lapindo belum banyak diinformasikan ke media maupun masyarakat. Bahkan Gaden memiliki data mengenai kandungan logam tanah jarang dari lumpur lapindo yang diteliti di China. Menurutnya, kandungan logam tanah jarang di lumpur Lapindo sebelumnya pernah diteliti di China dan ditemukan kandungan yang tebilang tinggi.

“Kan sudah kita analisakan di China dan memang terlihat logam tanah jarangnya tinggi di daerah tersebut,” jelasnya.

Baca Juga: Pakar UNAIR: Potensi Logam Tanah Jarang di Lumpur Lapindo Bisa untuk Pemanfaatan Teknologi Tinggi

Ganden mengungkap, alasan luapan lumpur yang ditahan di tanggul lumpur Lapindo Sidoarjo kemungkinan dikarenakan adanya kandungan logam tanah jarang yang bernilai tinggi. Sehingga, pembuangan lumpur Lapindo ke Sungai Porong volumenya tidak begitu banyak. Bahkan beberapa tahun yang, salah satu kelompok karang taruna mengajukan izin untuk eksplorasi mengenai logam tanah jarang di lumpur Lapindo ke Gubernur Jawa Timur.

“Waktu itu masih dijabat oleh Pak Imam Utomo selaku Gubernur Jawa Timur, nah saya juga diminta oleh DLH Jawa Timur untuk menilai apakah yang dikemukakan oleh karang taruna tersebut benar,” ungkapnya.

Ganden melanjutkan, proses eksplorasi logam tanah jarang oleh karang taruna yaitu dengan mengambil lumpur lapindo yang sudah kering kemudian diberi pemanas seperti kompor dan diamati logam yang terdapat di dalamnya. Hasil pengamatan menunjukan terdapat lebih dari 100gr logam tanah jarang per 1 kilogram tanah lumpur Lapindo Sidoarjo.

“Jadi setelah dipanaskan dan diteliti, ternyata logamnya memang banyak di dalam lumpur Lapindo tersebut,” tutupnya. (*)

Penulis : Ananda Wildhan Wahyu Pratama

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp