Sejak awal peradaban manusia, tanaman herbal sudah sering digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Penggunaan tanaman herbal merupakan tradisi kuno yang jauh lebih tua dibandingkan ilmu farmakologi, kedokteran, dan kimia kontemporer. World Health Organization melaporkan terdapat sekitar 75% populasi dunia masih menggunakan metode pengobatan yang berasal dari tanaman herbal. Selain itu, obat-obatan dari tanaman herbal banyak digunakan karena lebih murah, lebih aman, dan memiliki berbagai aktivitas farmakologi.
Abrus precatorius L. termasuk dalam famili Fabaceae merupakan salah satu tanaman herbal potensial yang bagus untuk digunakan sebagai obat alami. Tanaman ini umumnya dikenal sebagai Indian liquorice, Crab’s eye, Jequirity, dan Rosary pea. Tanaman ini dikenal sebagai Gunja dalam bahasa Sansekerta dan Ratti dalam bahasa Hindi. A. precatorius merupakan tanaman asli dari India, namun sekarang tanaman ini dapat ditemukan di semua daerah tropis dan sub-tropis di seluruh dunia.
A. precatorius pertama kali dinyatakan sebagai tanaman obat oleh William Boericke dalam Homoeopathic Materia Medica yang berjudul Jequirity. Tanaman ini secara tradisional sering digunakan untuk mengobati luka sayatan, luka akibat gigitan hewan, dan beberapa penyakit lain seperti rabies, tetanus, dan leucoderma. Tanaman ini juga bermanfaat untuk mengatasi disentri dan diare. Selain itu, tanaman ini bisa berfungsi sebagai tonik, afrodisiak, emetic, dan pencahar. A. precatorius diyakini memiliki berbagai aktivitas farmakologi seperti antibacterial, antihelmintik, antidiabetes, dan antitumor.
A. precatorius memiliki sifat anti supuratif, tanaman A. precatorius yang digiling dengan jeruk nipis dapat digunakan untuk mengatasi jerawat dan abses. Rebusan daun A. precatorius yang dikonsumsi secara oral dapat menyembuhkan flu dan batuk. Akar A. precatorius berguna untuk mengobati hemoglobinurik empedu dan penyakit kuning. Pasta akar dapat digunakan untuk menyembuhkan sakit perut, mencegah aborsi, dan pemulihan dari tumor. Bubuk akar A. precatorius yang dicampur dengan mentega murni dapat digunakan untuk menyembuhkan batuk. Akar A. precatorius dapat digunakan sebagai obat dari gigitan ular dengan cara dikunyah. Ekstrak akar A. precatorius dalam air panas dapat diberikan secara oral untuk digunakan sebagai antikonvulsan dan anti-malaria. Selain itu, kaldu cair dari akar A. precatorius kering dikonsumsi secara oral berkhasiat untuk pengobatan bronkitis dan hepatitis. Pasta daun dan biji A. precatorius dapat diusapkan di kepala untuk rambut beruban. Biji kering A. precatorius yang digiling menjadi bubuk dapat diberikan secara oral untuk menyembuhkan infestasi cacing dalam saluran pencernaan.
Biji A. precatorius yang berwarna merah cerah menarik perhatian anak-anak, sehingga terkadang anak-anak di pedesaan yang tidak memiliki pengetahuan tentang tanaman A. precatorius akan memakan biji A. precatorius tersebut dan dapat keracunan bila mengkonsumsi biji A. precatorius secara berlebihan. Biji A. precatorius rebus sering dimakan oleh penduduk di beberapa bagian wilayah India. Biji A. precatorius juga memiliki beberapa senyawa aktif yang menjadi sumber insektisida dan antimikroba. A. precatorius dianggap sebagai diuretik, ekspektoran, penawar racun, pencahar, obat penurun panas, anodyne, afrodisiak, hemostat, zat pendingin, vermifuge, antimikroba, emolien, pereda muntah, obat penenang, pencahar, dan aborsi. Selain itu, A. precatorius juga digunakan untuk menyembuhkan blennorrhea, kanker, kolik, kejang, diare, diabetes, rabun senja, gigitan ular, konjungtivitis, demam, rematik, penyakit kuning, kencing nanah, sakit kepala, bisul, gastritis, oftalmia, malaria, dan nefritis kronis. Ekstrak biji A. precatorius yang direndam dalam air panas dapat dikonsumsi secara oral untuk mengobati malaria. Serbuk biji A. precatorius kering digunakan oleh berbagai kelompok suku Afrika sebagai kontrasepsi alami. Selain itu, biji A. precatorius juga dapat digunakan untuk mengatasi tuberkulosis dan bengkak yang menyakitkan.
Penulis: Tridiganita Intan Solikhah, drh., M.Si.
Referensi terkait tulisan di atas:
http://jddtonline.info/index.php/jddt/article/view/5173
Khairullah, A. R., Solikhah, T. I., Ansori, A. N. M., Puspitarani, G. A., Anggraini, D. D., Posa, G. A. V. (2022). Abrus precatorius: A comprehensive insight into the phytochemical, pharmacological, therapeutic activities and safety. Journal of Drug Delivery and Therapeutics, 12(1): 151-157.