Tahukah Anda Bahwa Kandungan Zat Aktif pada Daun Pinus Bermanfaat Melawan Bakteri Rongga Mulut

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by SehatQ

Indonesia merupakan daerah tropis dengan kekayaan alam yang melimpah salah satunya adalah pinus. Pulau Jawa sendiri memiliki hutan pinus sekitar 873.436,16 ha. Namun, pemanfaatan pinus di Indonesia masih terbatas sebagai sabun, bubur kertas dan cat. Negara maju seperti Jepang dan Korea telah memanfaatkan ekstrak daun pinus dalam bidang kosmetik, makanan dan obat-obatan.

Green pine atau Pinus merkusii merupakan satu-satunya jenis pinus yang tumbuh di Indonesia dan tersebar di daerah Aceh, Sumatra dan Pulau Jawa. Untuk produksi daun pinus, Indonesia menghasilkan sekitar 12,56-16,65 ton/hektar. Namun, daun Pinus merkusii belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat karena kurangnya pengetahuan mengenai potensi daun pinus tersebut. Essentials oil daun Pinus merkusii memiliki kandungan Limonen, α-pinen, β-Kariofilen, β-Ocimene, Germakren-d, β-caryophyllene, caryophyllene oxide, α-humulene, flavanoid, tanin, dan saponin.

Komponen utama pinus berupa α-pinen, β-pinen dan Limonene merupakan senyawa aktif golongan terpenoid. Terpenoid mampu menyebabkan ketidakstabilan membran bakteri. Mekansime flavanoid sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks yang mampu merusak membran sel bakteri. Cinnamic acid menghambat bakteri dengan cara menghambat enzim glukosa sehingga bakteri kehilangan ATP yang menyebabkan pertumbuhan bakteri terhambat dan berujung pada kematian bakteri. Benzoic acid mampu menurunkan pH intraseluler bakteri sehingga proses glikolisis bakteri terhambat. Tanin memiliki peran dalam menontaktifkan adhesin sel bakteri, menghambat enzim reverse transkriptase dan DNA topoisomerase, dan bereaksi dengan polipeptida dinding sel. Sementara itu, saponin sebagai antibakteri dengan cara menyebabkan kebocoran protein dan enzim di dalam sel.

Beberapa tanaman herbal telah diteliti dan dimanfaatkan untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri dalam rongga mulut dalam upaya mendukung peningkatan kesehatan gigi. Namun sejauh ini belum ada penelitian mengenai pemanfaatan daun green pine (Pinus merkusii) yang merupakan satu – satunya jenis pinus di Indonesia sebagai antibakteri rongga mulut.

Data Riset Kesehatan Dasar menunjukkan meningkatnya prevalensi masalah gigi dan mulut dari tahun 2007 dan 2013, yaitu dari 23,2% menjadi 25,9% kasus karies (Riskesdas, 2013). Karies gigi merupakan suatu penyakit infeksi yang mengenai jaringan keras gigi. Proses terjadinya kerusakan pada jaringan keras gigi melalui suatu reaksi kimiawi oleh bakteri, dimulai dengan proses kerusakan pada bagian anorganik, kemudian berlanjut pada bagian organik. Bakteri berperan penting pada proses terjadinya karies gigi.

Sebagai bahan alami, ekstrak daun pinus terbukti memiliki kandungan zat aktif yang memiliki kemampuan membunuh bakteri rongga mulut. Hal ini membuka peluang pemanfaatan ekstrak daun pinus sebagai kandidat bahan antibacterial agent.

Penulis : Dr Dian Agustin Wahjuningrum, drg.,SpKG(K) Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di :

Microsoft Word – 18 D21_1472_Dian_Agustin_Wahjuningrum_Indonesia.doc (jidmr.com)

Dewa Made Wedagama, Dian Agustin Wahjuningrum, Ari Subiyanto, Fami Widya Pangestika, Kirana Guspiari, Setyabudi Goenharto, Velayutham Gopikrishna

Antibacterial Activity of Red Pine (Pinus densiflora) and Sumatran Pine (Pinus merkusii) Leaf Extracts against Oral Pathogens. Journal of International Dental and Medical Research. 2021:14(2) 559–562

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp