Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) masih merupakan masalah utama saat ini diseluruh dunia. Banyak manifestasi klinis diarea mulut yang sering dijumpai pada pasien yang terinfeksi oleh HIV/AIDS. Salah satu yang sering dijumpai adala KO. Infeksi jamur ini dapat terjadi sebagai tanda pertama atau gejala penyakit HIV/AIDS dan kadang kadang dapat menjadi keluhan utama pasien.
Metode
Subjek dalam penelitian ini adalah pasien HIV/AIDS yang berobat di Dr. Soetomo Surabaya Indonesia, dan ditemukan infeksi oportunistik KO. Diagnosis HIV/AIDS menggunakan rapid test HIV dengan 3 metode yaitu Foku,s Intec ,Vikia. Diagnosis KO dengan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan 10-20% KOH ,dilanjutkan dengan kultur pada media Chromagar dan koloni jamur yang tumbuh dihitung dengan satuan CFU / 50 μL. Untuk identifikasi spesies Candida dilanjutkan kultur dengan vitek 2. Kriteria penerimaan subyek adalah pasien laki-laki atau wanita berumur >18 tahun. Jumlah limfosit T CD4 diperiksa menggunakan alat BD Facs Calibur buatan Amerika , dan subyek dikelompokan berdasar kadar limfosit T CD4 menjadi 3 kelompok sampai masing masing kelompok berjumlah 38 subyek maka total sampel terdapat 114 subyek. terdiri atas kelompok dengan kriteria kadar limfosit T CD4 antara 1 – 100sel / μL, kadar limfosit T CD4 antara 101 – 200sel / μL, dan kelompok dengan kadar limfosit TCD4>200sel / μL. Komite penelitian etis telah memberikan persetujuan etis untuk penelitian ini dengan nomer etik 1125/KEPK/IV/2019.
Hasil
Dari 114 pasien yang diperiksa untuk kolonisasi kandidiasis oral, 114 pasien (100%) menghasilkan spesies Candida. Laki-laki prevalensi lebih tinggi 83 pasien (72,8%) dibandingkan dengan perempuan 31 (27,2%) perempuan. Usia pada sampel penelitian ini bervariasi antara kelompok usia 17-25 tahun hingga 56-65 tahun. Pengelompokkan usia pada penelitian ini dilakukan berdasarkan kriteria WHO. Kelompok usia terbanyak berada pada rentang usia 36-45 tahun sebanyak 37 subjek (32,5%) dan jumlah paling sedikit pada rentang usia 56-65 tahun sebanyak 9 pasien (7,9%). Tidak ada dalam subjek penelitian ini yang mencapai usia manula (>66 tahun). Pada penelitian inipasien memiliki keluhan utama lebih dari satu jenis. Keluhan tersering adalah bercak putih pada rongga mulut sebanyak 103 pasien (90,4%), sedangkan keluhan bercak merah pada rongga mulut hanya 1( 0,9%) pasien dan bercak/luka pada sudut bibir didapatkan pada masing-masing 10 (8,8%) pasien. Keluhan bercak putih di rongga mulut ditemukan pada KO tipe pseudomembran dan hiperplasia plak yang merupakan tipe KO tersering.
Diskusi
Dari hasil analisis statistik didapatkan hubungan yang bermakna antara jumlah CD4 dengan jumlah koloni dimana nilai p adalah <0,001dengan koefiesen -0,663 dimana ada hungan yang kuat.dimana semakin rendah CD4 maka semakin banyak koloni spesies candida yang tumbuh dirongga mulut.
Hubungan CD4 dengan luas lesi memilki hubungan yang bermakna dimana nila p < 0,001 dan nilai koefisien korelasi -0,618 dimana semakin rendah CD4 maka luas lesi semakin lebar, hal ini mungkin dapat sebagai prognostikator infeksi HIV yang paling awal dan telah dideskripsikan bahkan dalam kasus penyakit HIV yang pertama kali didokumentasikan dimana tingkat penekanan kekebalan mempengaruhi risiko, tingkat keparahan dan lokasi anatomi penyakit. KO hal ini sangat sering terjadi saat jumlah CD4 kurang dari 300 / mm3 dan Kandidiasis esofagitis sering terjadi pada saat jumlah <100 / mm3.
Simpulan
Pada pasien HIV/AIDS dengan KO semakin rendah kadar limfosit T CD4 nya maka jumlah koloni yang tumbuh di rongga mulut semakin tinggi, dan lesi KO di rongga mulut semakin luas.
Penulis : Dr.Dwi Murtiastutik,dr.,Sp.KK(K)
Informasi detail dari artikel ini dapat dilihat pada: https://doi.org/10.37506/ijfmt.v15i1.13550
The Significance of CD4 to the Number of Grown Candida Colonies in Oral Candidiasis Patients with HIV / AIDS Dwi Murtiastutik, Cita Rosita Sigit Prakoswa,Indah Setyawati Tantular