Prevalensi dan Intensitas Endoparasit pada Ikan Layur

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by Tim Peneliti

Ikan layur (Trichiurus lepturus) merupakan salah satu jenis ikan laut yang menjadi andalan komoditas ekonomi dari beberapa negara di Asia. Ikan layur merupakan salah satu ikan demersal ekonomis penting yang ada di perairan Indonesia. Hal ini  dikarenakan  adanya permintaan ekspor yang tinggi khususnya dari pasar Tiongkok dan Korea. Berdasarkan data Statistik Perikanan Tangkap Perairan Laut Direktorat Jenderal Perikanan  Tangkap  (2012), volume produksi seluruh ikan  layur di Indonesia pada  tahun 2012 mencapai  jumlah 6814,52  ton. Ikan layur sendiri cukup mendominasi produksi perikanan Indonesia dengan jumlah 111 ton pada tahun 2012.

Cukup mengejutkan bagi masyarakat bahwa terdapat parasit yang menyerang   pada   ikan layur bahkan di dua tempat pelelangan ikan yang berbeda di Panarukan Situbondo dan Muncar Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, berupa endoparasit   yaitu Clinostomum complanatum dan Anisakis sp. Berdasarkan penelitian Subekti dkk melaporkan bahwa dari Jumlah sampel yang diambil sebanyak 162 ekor hasil penelitiannya menunjukkan Tingkat prevalensi endoparasit pada ikan layur di Panarukan dan Muncar adalah 23,46% dan 13,58%, dan Nilai intensitas cacing endoparasit masing-masing di Panarukan dan Muncar adalah 1,53 dan 1,1 dan keduanya juga sama kategori masih rendah. Berdasarkan uji Chi-square dinyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan (p≥0,05) dalam prevalensi dan intensitas endoparasit di kedua tempat tersebut. Lalu faktor apa saja penyebab terinfeksinya ikan layur oleh endoparasit tersebut? Subekti dkk menguraikan sebagai berikut “beberapa faktor penyebabnya diantaranya dikarenakan perairan utara Jawa Timur merupakan wilayah perairan dengan akumulasi pencemaran yang tinggi akibat limbah perikanan, industri, transportasi, dan kawasan pemukiman yang semakin berkembang. Wilayah pesisir utara dan timur Jawa Timur merupakan pusat perekonomian dan persebaran penduduk. Oleh karena itu, potensi kerusakan lingkungan lebih tinggi dibandingkan wilayah pesisir selatan.

Sampai saat  ini ikan  layur  yang  dijual  di  pasar domestik maupun internasional masih berasal dari tangkapan alam dari berbagai daerah di Indonesia. Ikan layur termasuk ikan yang umum dikonsumsi masyarakat,   namun   akibat   serangan   penyakit dapat menyebabkan  kerugian bagi masyarakat nelayan itu sendiri karena issue  penyakit zoonosis.

Penulis: Prof. Sri Subekti

Prevalence and intensity of endoparasites in cutlassfish (Trichiurus sp.) at fish auction landing Panarukan Situbondo District and Muncar Banyuwangi District, East Java Province oleh S I Agusti, S Subekti, M F Ulkhaq, M K Amiin

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp