Perbandingan Dispareunia Menggunakan Skor Indeks Seksual Perempuan dalam 3 Bulan, 6 Bulan, dan 12 Bulan Pascapersalinan setelah Pervaginam Persalinan dan Operasi Caesar

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh biaya.info

Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah operasi caesar meningkat di seluruh dunia. Proses persalinan berhubungan dengan kejadian dispareunia pascapersalinan. Dispareunia adalah gangguan nyeri genital yang berdampak buruk pada kualitas hidup wanita. Masalah ini terjadi dengan prevalensi tinggi dan membebankan beban keuangan yang signifikan pada wanita dan sistem perawatan kesehatan. Sebuah penelitian menemukan bahwa wanita yang melahirkan pada 6 bulan melalui operasi caesar memiliki lebih sedikit faktor risiko dispareunia dibandingkan wanita yang melahirkan normal dengan perineum utuh (OR = 0,76). Namun, di pada waktu 18 bulan pascapersalinan, wanita dengan operasi caesar elektif memiliki faktor risiko lebih besar untuk dispareunia daripada wanita yang melahirkan normal dengan perineum utuh (OR = 1,71).

Pola pikir tentang metode penyampaian telah berubah karena perubahan peran perempuan. Saat ini, wanita memiliki lebih banyak hak otonomi dan berorientasi pada karir, bahkan ada yang mengalami keterlambatan perkawinan. Selain pola pikir yang merevolusi, operasi caesar dianggap mengurangi risiko cedera dasar panggul dan mempertahankan fungsi seksual yang baik. Oleh karena itu, metode persalinan ini dianggap sebagai pilihan yang layak bahkan tanpa indikasi medis atau hanya dengan permintaan ibu.

Penelitian menyimpulkan bahwa dispareunia postpartum masih bisa terjadi meskipun seorang wanita menjalani operasi caesar. Blomquist menemukan wanita yang mengalami persalinan forsep dan mereka yang melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg lebih sering mengalami dyspareunia. Penelitian Blomquist dan penelitian McDonald saling mendukung. Hal ini kontras dengan penelitian lain yaitu penelitian Fauconnier yang menemukan bahwa pada wanita pascapersalinan 1 tahun terdapat kecenderungan persalinan dengan alat yang dirawat episiotomi, dan trauma perineum tidak meningkatkan risiko dispareunia postpartum. Begitu pula dengan penelitian Irwanto di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo di Indonesia yang menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam indeks fungsi seksual wanita skor pada pasien dengan operasi caesar dan persalinan pervaginam. Ini membuktikan bahwa bahkan setelah persalinan pervaginam, fungsi tetap bagus.

Manresa melakukan studi meta-analisis pada dispareunia meneliti kejadian nyeri perineum dan dyspareunia setelah persalinan pervaginam. Studi menunjukkan bahwa wanita yang menjalani episiotomi lebih banyak mengalami kejadian nyeri perineum dan dispareunia. Meta-analisis kedua studi yang dilakukan oleh Yang membandingkan dasar panggul postpartum fungsi setelah operasi caesar untuk persalinan pervaginam. Penelitian ini menyimpulkan bahwa persalinan sesar lebih disukai untuk mempertahankan fungsi dasar panggul. Studi metaanalisis lain oleh Fan di China tidak menemukan perbedaan dalam kepuasan seksual di kalangan wanita setelah operasi caesar dan persalinan pervaginam; Temuan lain menunjukkan bahwa ada perbedaan waktu untuk memulai hubungan seksual pascapersalinan setelah operasi caesar dan persalinan pervaginam.

Isu-isu tersebut di atas diselidiki lebih lanjut dalam penelitian saat ini. Penelitian yang dilakukan untuk membandingkan tingkat dyspareunia menurut skor indeks fungsi seksual wanita setelah ibu melakukan persalinan sesar dan persalinan pervaginam dengan berbagai masa nifas 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Penelitian ini menempatkan variasi periode dapat memberikan hasil kuantitatif yang konklusif melalui meta-analisis. Kajian ini dapat bermanfaat penyedia layanan kesehatan untuk memberikan deteksi dini dispareunia setelah ibu menjalani kelahiran sesar dan persalinan pervaginam. Selain itu, menjadi referensi pendidikan untuk wanita tentang berbagai masalah persalinan seperti dispareunia.

Penulis: Eighty Mardiyan Kurniawati, Zettira Maulida Prasha , Hari Paraton

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://imrpress.com/journal/CEOG/48/6/10.31083/j.ceog4806204

Eighty Mardiyan Kurniawati, Zettira Maulida Prasha, Hari Paraton. Comparison of dyspareunia using female sexual index score in 3-month, 6-month, and 12-month postpartum after vaginal delivery and cesarean section: meta-analysis. Clin. Exp. Obstet. Gynecol. 2021, 48(6), 1284–1291. https://doi.org/10.31083/j.ceog4806204

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp