Mengenal Presiden dan Wakil Presiden Baru BEM FH UNAIR Melalui Tiga Isu Prioritas

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Potret Presiden BEM FH UNAIR Rahardian Satya Mandala Putra (kiri) dan Wakil Presiden BEM FH UNAIR Felicia Tanalia Ylma. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Setelah tiga tahun menjadi oposisi dalam pemerintahan mahasiswa FH UNAIR, Partai Kesatuan Aspirasi Mahasiswa (Ksatria) FH UNAIR kembali menoreh kemenangan di kontestasi elektoral tahunan, yakni Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemira). Kemenangan itu mengirimkan pasangan calon Rahardian Satya Mandala Putra – Felicia Tanalia Ylma sebagai Presiden dan Wakil Presiden BEM FH UNAIR untuk periode 2022. Kemenangan ini juga merupakan tonggak baru sejarah dalam kepresidenan BEM FH UNAIR karena Fefe, sapaan akrab Felicia, merupakan wakil presiden perempuan pertama di BEM FH UNAIR.

Guna mengupas visi-misi serta arah geraknya lebih lanjut, tim redaksi memutuskan untuk mewawancarai mereka berdua pada Minggu malam (16/1/2022). Mandala mengatakan bahwa kabinet mereka, bernama Kabinet Karya, akan terfokus dalam tiga isu yang menjadi pedoman dalam memimpin BEM FH UNAIR di tahun 2022. Ketiga isu tersebut adalah kesetaraan gender, kesehatan mental, dan kesejahteraan mahasiswa.

Fefe menjelaskan bahwa optimalisasi Kementerian Kesetaraan Gender (KKG) BEM FH UNAIR melalui pelatihan berbasis gender, serta kolaborasi dengan lembaga-lembaga untuk meningkatkan pemahaman terkait kekerasan seksual, adalah pengejawantahan dari fokus isu pertama. Tak hanya itu, KKG BEM FH UNAIR juga akan meluncurkan Rumah Ramah, yakni merupakan program untuk memberikan ruang aman bagi penyintas dan saksi kekerasan seksual.

“BEM FH UNAIR juga akan membentuk tim khusus guna mempercepat pengesahan RUU Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (RUU PPKS) yang telah dikeluarkan oleh BLM FH UNAIR, namun tak sempat rampung. Kami juga akan mengawal pembentukan Satuan Tugas di UNAIR sebagaimana diamanatkan Permendikbud Ristek 30/2021,” tambah Fefe.

Untuk fokus isu kesehatan mental, Kabinet Karya memperkenalkan platform Sehat Mental FH UNAIR (SEMA). Gambaran konkrit untuk SEMA masih belum begitu dielaborasikan oleh Mandala dan Fefe, karena menurut mereka, pembentukannya dan pengembangannya memerlukan proses serta kerjasama yang panjang.

“Jadi kami lebih mempionirkan ke penumbuhan budaya organisasi dan iklim kinerja yang nyaman di internal BEM FH UNAIR,” ujar Fefe.

Terkait pengejawantahan fokus isu kesejahteraan mental, Mandala mengatakan akan memfokuskan kabinetnya pada internasionalisasi, permagangan, dan pemberdayaan Badan Semi Otonom (BSO). Internasionalisasi dan permagangan ini akan direalisasikan melalui pembentukan kementerian baru, yakni Kementerian Hubungan Luar (Kemenhublu).

“Dulu masalah hubungan luar ini ditaruh jadi satu di Kementerian Komunikasi dan Informasi, sekarang kami pisah guna memaksimalisasi tugasnya. Dari sini tawaran-tawaran seperti media partner dan beasiswa dapat lebih tersalurkan,” ujarnya.

Tak hanya itu, fungsi Kemenhublu akan bekerjasama erat dengan Dekanat FH UNAIR guna meningkatkan jumlah anak yang ingin melakukan student outbound di luar negeri. Mandala juga menyebutkan bahwa Kemenhublu akan mencanangkan program internship collaboration, dimana BEM FH UNAIR akan hadir untuk memberikan informasi terkait pemagangan di tempat-tempat yang strategis. 

“Tak hanya memberikan informasi, tapi kami juga akan terus mengawal mahasiswa yang sedang mengikuti permagangan. Nanti bakal ada indikator-indikator terkait apa saja yang sudah ia peroleh disana, serta bagaimana permagangan tersebut dapat memberikan manfaat ke BEM FH UNAIR. Jadi tidak dibiarkan saja,” pungkasnya.

Penulis: Pradnya Wicaksana

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp