Mengenal Budaya Coperto, Sisi Lain dari Penerima Awardee IISMA

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Cinta Atsa Mahesa Rani (paling kanan) dan Penerima Awardee IISMA Lainnya Saat di Restoran Italia. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) merupakan sebuah program yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk mencicipi sistem pendidikan di luar negeri dalam jangka waktu tertentu. Menjadi salah satu peserta program tersebut, tentunya merupakan kesempatan emas untuk mengenal lebih jauh tentang negara yang dikunjungi mahasiswa.

Selain bisa menjadi pengalaman yang seru, mengikuti program IISMA juga memiliki segudang manfaat yang tentunya dapat membantu dalam membentuk dan mengembangkan kemampuan diri, salah satunya dengan mengenal budaya negara tersebut.

Cinta Atsa Mahesa Rani,  mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR adalah salah satu penerima Awardee IISMA di University of Padua, Italia. Coperto adalah salah satu budaya Italia yang baru Ia kenali dan masih dipertahankan sampai sekarang. 

Salah satu hal yang sempat kami bingungkan waktu pertama kali makan di restoran Italia adalah apa kami perlu memberi tip atau tidak. Bagi sebagian orang, bahkan di Indonesia meninggalkan tip untuk restoran mungkin hal yang sudah biasa, namun di Italia hal tersebut bukan hal yang umum dilakukan loh,” ungkap Cinta

Di Italia, lanjutnya, saat kita mengunjungi restoran atau kafe, pengunjung akan dikenakan Coperto yang dibayarkan bersamaan dengan pesanan kalian. 

“Simpelnya Coperto adalah biaya jasa yang dibebankan pada pelanggan yang memutuskan untuk dine in di restoran atau kafe. Coperto biasanya berkisar antara 1-3 Euro, walaupun tidak ada regulasi khusus yang mengatur maksimal besaran Coperto yang bisa restoran tersebut minta,” papar Cinta kepada UNAIR NEWS pada Senin (10/1).

Lebih lanjut, Cinta menyebut bahwa besaran Coperto biasanya akan dituliskan dalam menu, jadi jangan khawatir akan dikagetkan dengan fee tidak terduga saat kalian akan membayar nanti.

“Asal muasal Coperto ini bisa dilacak hingga Middle Ages. Dulu banyak orang datang ke guesthouse untuk duduk dan makan bekal yang dibawa dari rumah. Oleh karena itu, pemilik guesthouse memutuskan untuk meminta bayaran atas penggunaan meja dan alat makan di guesthouse,” jelas Cinta.

“Semenjak kami mengetahui tentang Coperto, kami jadi lebih santai untuk menghabiskan waktu lama di restoran atau kafe untuk bercengkrama,” pungkasnya. (*)

Penulis : Muhammad Suryadiningrat

Editor : Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp