Salah satu sumber protein hewani dengan harga terjangkau adalah telur, selain itu telur mudah diperoleh, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Telur banyak dikonsumsi sebagai lauk-pauk dan sebagai bahan campuran berbagai olahan makanan. Namun, masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa telur merupakan sumber kolesterol. Tingginya kadar kolesterol dalam kuning telur menyebabkan kurang diminati oleh sebagian orang, khususnya bagi masyarakat yang menghindari kolesterol.
Upaya perbaikan kandungan gizi pada telur dewasa ini terus dilakukan oleh para ahli. Nilai nutrisi telur dapat ditingkatkan dengan menerapkan strategi pakan yang tepat pada ternak unggas, desain pakan ini terbukti dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas telur (Laudadio et al, 2015). Salah satu hasil dari penelitian desain pakan tersebut adalah terciptanya “Telur Omega-3”. Telur tidak secara alami kaya akan kandungan Omega-3, oleh karena itu suplementasi dalam ransum unggas diperlukan untuk mendapatkan telur yang kaya akan Omega-3.
Inovasi telur Omega-3 mengandung DHA dan EPA 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan telur biasa. DHA (Docosahexaenoic Acid) dan EPA (Eicosapentaenoic Acid) merupakan asam lemak esensial yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan berfungsi sebagai antioksidan. Menurut jurnal Omega-3 and Omega-6 Fatty Acids in Poultry Nutrition: Effect on Production Performance and Health (2019) yang dipublikasikan pada laman MDPI (Multidisiplin Digital Publishing Institute) oleh peneliti dari Mesir dan India, melaporkan bahwa kandungan kolesterol pada telur Omega-3 lebih rendah dibandingkan telur biasa, oleh karena itu telur Omega-3 ini dapat dikonsumsi oleh penderita kolesterol tinggi. Pada penelitian terbukti bahwa orang yang makan telur Omega-3 menghasilkan glukosa darah yang lebih rendah, serta komponen LDL atau kolesterol jahat dalam jumlah yang rendah pula.
Di masa pandemi Covid-19 yang tak kunjung selesai ini, kita harus menjaga daya tahan tubuh dengan baik. Apabila daya tahan tubuh tidak dijaga, tubuh akan mudah sekali terkena penyakit. Organisasi Kesehatan Dunia WHO belum lama ini mengumumkan bahwa varian Omicron sebagai Variant of Concern (VOC) atau varian yang menjadi perhatian sehingga patut diwaspadai. Selain vaksin dan penerapan protokol kesehatan ketat yang menjadi kunci dalam mencegah penularan tiap ada varian baru Covid-19, asupan nutrisi juga penting diperhatikan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Konsumsi makanan yang tinggi akan kandungan Omega-3 seperti Telur Omega-3 sebagai suplemen mungkin dapat digunakan sebagai pencegahan masuknya virus dengan mengubah komposisi lemak dalam membran bilipid sel. Omega-3 seperti DHA dan EPA menjalankan perannya dengan masuk ke dalam membran sel dan memengaruhi the clumping of toll-like receptors, dengan demikian mencegah sinyal yang mengaktifkan NF-κB dan membantu memperbaiki komplikasi Covid-19 dengan memproduksi lebih sedikit mediator pro-inflamasi. DHA dan EPA adalah prekursor partikel yang disebut resolvin D dan E, yang mengurangi mediator proinflamasi sehingga mengurangi rekrutmen neutrofil paru, meningkatkan apoptosis oleh makrofag, dan selanjutnya menurunkan produksi IL-6 bronko-alveolar dan sebagai hasilnya, mengurangi peradangan paru. Omega-3 berperan dalam meningkatkan kapasitas fagositosis makrofag akibat perubahan komposisi lapisan bilipid membran sel. Omega-3 juga berperan dalam memediasi proses inflamasi dan imunomodulasi untuk sistem kekebalan bawaan maupun acquired immune systems (Hathaway III et al, 2020).
Di sisi lain, ada hal yang perlu diwaspadai. Efek samping jika mengkonsumsi telur Omega-3 secara berlebihan juga menjadi pertimbangan. Apakah konsumsi telur Omega-3 saja sudah cukup dalam menjaga sistem imun di masa pandemi Covid-19? Sepertinya perlu diimbangi dengan makan makanan yang seimbang, olahraga teratur, minum air putih, tidur yang cukup, serta kelola stres dengan baik.
Penulis: Dynda Febriana Arumdani