Tingginya permintaan daging sapi harus diimbangi dengan pertumbuhan populasi dan produksi daging sapi dalam negeri, sehingga kebutuhan daging dalam negeri dapat dipenuhi dari usaha peternakan rakyat sedangkan impor secara bertahap dapat dikurangi, sejalan dengan rencana swasembada daging sapi nasional tahun 2026. Kebutuhan daging nasional saat ini belum sepenuhnya dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri karena pertumbuhan populasi sapi dalam negeri masih rendah atau belum optimal.
Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (SIKOMANDAN) sebagai Program Nasional Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam rangka peningkatan populasi ternak sapi melalui perbaikan pelayanan reproduksi ternak sudah mulai menjadi program yang familiar di telinga masyarakat khususnya para peternak. Pelaksanaan program SIKOMANDAN di tahun 2020 dan 2021 ini merupakan kelanjutan UPSUS SIWAB yang sudah dimulai dari tahun 2017 hingga tahun 2019 yang telah berjalan dengan ”baik”, dengan adanya kerjasama antara seluruh instansi dan stakeholder terkait, yaitu instansi pusat dan daerah, para tenaga teknis reproduksi, penyedia semen beku, produsen nitrogen cair dan peternak sebagai subyek pemilik
ternak yang telah diberikan pelayanan terhadap ternaknya.
Program SIKOMANDAN melalui kegiatan Optimalisasi Reproduksi secara nyata telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat peternak di Provinsi Jawa Timur pada khususnya
dan di seluruh pelosok negeri pada umumnya seperti pelaksanaan inseminasi buatan (IB), pemeriksaan kebuntingan (PKb), dan penanggulangan gangguan reproduksi yang tidak dipungut biaya, sangat membantu sekali di masa pandemi sekarang ini yang berdampak terhadap penghasilan mereka dikarenakan turunnya permintaan daging sapi akibat dari kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Peningkatan jumlah populasi yang menjadi output program ini dapat diketahui dari jumlah pelaporan kelahiran pedet melalui iSIKHNAS (integrated Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional). Laporan ini menyajikan informasi secara lengkap, ”akurat” dan terukur dari pelaksanaan kegiatan SIKOMANDAN, disamping data laboratorium,
laporan penyakit, data lalu-lintas hewan atau laporan wabah, data rumah potong hewan dan data produksi dan populasi. Jawa Timur sebagai penyokong terbesar kebutuhan daging Nasional, per tanggal 27 Desember 2021 telah melaporkan 1.186.680 ekor pedet (96,10%) dari target 1.234.800 ekor kelahiran pedet di tahun 2021 ini.
Namun, disamping tujuan besar dari Program Nasional ini pasti ada kendala di lapangan dalam pelaksanaannya. Dengan kondisi geografis dan jarak tempuh rumah peternak yang berbeda-beda terutama di luar Jawa, tentunya jasa Rp. 30.000,- per akseptor untuk pelaksanaan IB dan PKb belum bisa disamaratakan secara Nasional, hanya “bawaan pala pendem” dari Peternak yang menjadi suatu penghibur dan penyemangat bagi Petugas kita. Belum lagi adanya “refokusing dana SIKOMANDAN” di tengah tahun yang menjadikan pelayanan dari gratis menjadi tidak gratis, dan gratis lagi di akhir tahun
(mendapat dana PEN, Pemulihan Ekonomi Nasional) menjadi fenomena “Pemerintah plin plun” di kalangan Petani utun yang sudah merasakan manfaat dari SIKOMANDAN ini dan kendala Petugas dalam menjelaskan kepada mereka. Semoga keberlangsungan dari Program ini terus berlangsung, untuk menjaga keberpihakan Pemerintah kepada masyarakat Peternak dan terwujudnya Swasembada Daging Nasional di tahun 2026, Bravo Peternak Indonesia…!
Penulis: Harris Imballo R. Siregar, drh.