Perawatan Ulang Saluran Akar pada Gigi dengan Pengisian Saluran Akar Yang Tidak Sempurna Disertai Abses Periapikal Kronis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by KlikDokter

Faktor penyebab terjadinya kegagalan perawatan saluran akar adalah pengisian saluran akar yang tidak sempurna, pengisian saluran akar yang berlebih, perforasi akar, resorpsi akar eksternal, lesi periodontal-periradikular, adanya saluran akar tambahan yang tidak terdeteksi, tertinggalnya instrumen yang rusak di dalam saluran akar, perforasi foramen nasal, kebocoran restorasi koronal dan beberapa factor penyebab lainnya.

Perbedaan utama antara  perawatan ulang saluran akar dengan terapi perawatan saluran akar adalah kebutuhan untuk menghilangkan bahan pengisi saluran akar yang berada di dalam saluran akar. Perawatan ulang dimulai dengan pemeriksaan morfologi saluran akar, pengisian saluran akar dan pemeriksaan lainnya melalui foto radiografi, oleh karena kegagalan perawatan saluran akar dapat disebabkan karena saluran akar yang tidak terdeteksi, adanya saluran akar tambahan, saluran akar bengkok, pengisian saluran akar yang tidak sempurna dan faktor lainnya. Untuk dapat menemukan semua saluran akar gigi, menentukan macam perawatan dan obturasi secara biomekanik, maka pengetahuan tentang morfologi saluran akar sangat diperlukan  serta didukung dengan  foto radiografi.

Kegagalan Perawatan Saluran Akar

Kegagalan perawatan saluran akar berkaitan dengan infeksi saluran akar yang persisten. Teknik membersihkan (cleaning), membentuk (shaping), dan pengisian saluran akar yang tepat adalah kunci keberhasilan dari perawatan ulang saluran akar. Pengisian saluran akar yang tidak sempurna atau yang berlebihan merupakan penyebab kegagalan perawatan saluran akar.

Infeksi mikrobiologis yang persisten berperan dalam kegagalan perawatan saluran akar. Salah satu kelainan yang muncul setelah perawatan saluran akar adalah abses periapikal kronis yang sering tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang ringan.

Berdasarkan beberapa penelitian, adanya lesi periapikal yang disebabkan kegagalan perawatan saluran akar menjadi penyebab gigi perlu dicabut. Pada tahun 2004, Friedman melaporkan tingkat penyembuhan perawatan ulang saluran akar berkisar antara 74% dan 98%.

Pada laporan kasus ini  membahas proses perawatan ulang saluran akar gigi karena pengisian saluran akar yang tidak sempurna, dan disertai abses periapikal kronis, dan menunjukan keberhasilan perawatan.

Manajemen Kasus

Seorang pasien laki-laki berusia 66 tahun datang ke RSKGM Universitas Airlangga dengan keluhan nyeri tumpul pada gigi geraham kanan rahang atas dan tidak nyaman saat digunakan untuk mengunyah sejak 2 bulan setelah dilakukan perawatan saluran akar. Gusi bengkak muncul sejak 3 bulan yang lalu kemudian mengempis. Seminggu yang lalu muncul sakit berdenyut. Pasien tidak memiliki riwayat medis.

Pemeriksaan objektif menunjukkan adanya mahkota logam pada gigi geraham kanan rahang atas, bite test  (+), perkusi (+), vitalitas (-), gingivitis (+). Radiografi periapikal intraoral mengkonfirmasi bahwa gigi geraham kanan rahang atas telah dilakukan perawatan saluran akar sebelumnya, dan terlihat pengisian saluran akar yang tidak sempurna, disertai abses periapikal. Rencana perawatan adalah perawatan ulang saluran akar.

Perawatan ulang saluran akar dimulai dengan inform consent dan edukasi pasien. Berdasarkan persetujuan pasien, perawatan ulang saluran akar dimulai dengan pembongkaran mahkota logam, pengambilan pasak serta gutta percha pada gigi geraham kanan rahang atas. Selanjutnya dilakukan pengambilan foto radiografi untuk mengevaluasi hasil pengambilan gutta percha dan pasak yang telah dilakukan. Preparasi biomekanik dilakukan pada saluran akar palatal, mesiobukal dan distobukal. Selanjutnya  dilakukan irigasi dengan 2,5% NaOCl dan dibilas dengan akuades. Dilakukan foto radiografi untuk mengetahui hasil coba  gutta-point dan hasilnya telah sesuai. Selanjutnya dilakukan   irigasi saluran akar menggunakan  2,5% NaOCl, 17% EDTA, dan 2% Chlorhexidine Gluconate. Setiap kali larutan irigasi diganti, dibilas dengan akuades steril dan diaktifasi. Saluran akar dikeringkan dengan paper point steril, dan diaplikasikan obat intrakanal menggunakan pasta kalsium hidroksida.

Seminggu setelah kunjungan pertama, oleh karena pada pemeriksaan klinis tidak didapatkan keluhan dan kelainan dan  tambalan sementara dalam kondisi baik, maka dilakukan pengisian saluran akar, dan dilakukan foto radiografi untuk mengkonfirmasi hasil pengisian  saluran akar.

Seminggu setelah kunjungan kedua, oleh karena pada pemeriksaan klinis tidak didapatkan keluhan dan kelainan dan tambalan sementara dalam kondisi baik, maka dilakukan pengambilan sebagian gutta percha untuk penempatan pasak fiber, dan dilakukan pembuatan inti serta preparasi mahkota. Selanjutnya dilakukan cetakan gigi rahang atas dan rahang bawah serta catatan gigit, Dilakukan pemilihan warna gigi, kemudian dipasang mahkota sementara. Seminggu kemudian dilakukan pemasangan mahkota tetap.

Tindak lanjut dilakukan enam bulan setelah perawatan ulang saluran akar, didapatkan tidak ada keluhan, pemeriksaan klinis tidak menunjukkan kelainan, dan pemeriksaan radiografik menunjukkan penyembuhan lesi periapikal.

Penulis: Nanik Zubaidah, drg., MKes., SpKG(K)

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://medicopublication.com/index.php/ijfmt

Nanik Zubaidah1, Kun Ismiyatin1, Cinitra Anindya2, Nindhira Puspita Sari2, Singgih Harseno2, Ahmad Afif Dzulfikar2, Dian Dwi Pratiwi2 (2021). Endodontic Retreatment in Underfilled Root Canal of Maxillary First Molar with Chronic Periapical Abscess: A Case Report. Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology, 15 (4) : 1970- 1974. https://doi.org/10.37506/ijfmt.v15i4.16990

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp