Penetrated Traumatic Spinal Injury dikarenakan Airgun merupakan kejadian yang langka. Kebanyakan kasus Spinal Cord Injury (SCI) diakibatkan dari kecelakaan kerja dan jatuh dari ketinggian. Meski demikian angka kejadian SCI 13-17% dari seluruh kejadian kecelakaan. Hampir 90% kasus SCI terjadi pada kasus kecelakaan motor, jatuh dari ketinggian dan saat olahraga. Kebanyakan kasus terjadi pada jenis kelamin pria.
SCI dapat menjadi sebuah bencana dikarenakan bisa menimbulkan severe neurovascular confusion, seperti myelopathy, radikulopathy, dan kontaminasi dari sistem sensoris.Trauma penetrasi pada tulang belakang memiliki probabilitas yang tinggi terjadi disfungsi neurologikal yang permanen. Cedera vaskular dan resiko tinggi terjadi infeksi merupakan kemungkinan kompliikasi yang mungkin bisa terjadi pada pasien trauma penetrasi pada tulang belakang.
Benda asing dapat menyebabkan terjadi perdaran hebat, Tindakan pengambilan benda asing dapat mengakibatkan kondisi pasien menjadi lebih buruk jika tidak dilakukan secara hati – hati. Sebelum dilakukan Tindakan, pemeriksaan radiologis harus dilakukan. CT scan dan MRI merupakan moda pencitraan yang sangat membantu untuk menilai derajat kerusakan yang ditimbulkan. Hal ini dapat membantu dalam menyusun rencana tindakan operasi. Imaging dapat memberikan gambaran peluru dan pendekatan operasi yang dapat dilakukan. Untuk mencegah terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan saat tindakan operasi evakuasi benda asing.
Imaging radiologis harus mampu memberikan gambaran yg jelas sepertinya rekonstruksi 3 dimension. Pada artikel ini akan di paparkan mengenai laporan kasus yang telah dilakukan penanganan di RS Dr. Soetomo.
Kami mempresentasikan kasus traumatic spinal injury yang diakibatkan oleh senjata angin. Seorang anak laki-laki 9 tahun dibawa ke RS setelah didapati terkena tembakan senapan angin pada sisi kanan lehernya. Pasien terkena tembakan dari jarak sekitar 1 meter. Pasien tidak memiliki gejala pernafasan, namum terasa sulit menelan. Pasien dalam kondisi sadar penuh dan berorientasi baik. Tidak didapatkan adanya tanda distress nafas. Tidak didapatkan luka tembus. Pada pemeriksaan cervical X-ray didapatkan benda asing di dalam corpus vertebrai thoracanl. Pada gambaran CT scan didapatkan benda asing dengan densitas metal pada corpus vertebra thoracal 1 serta terdapat diskontunitas dinding esophagel.
Tindakan debridement dan eksplorasi dilakukan dengan baik, kemudian dilanjutkan rekonstruksi trache. Post operasi pasien di rawat di ruang ICU selama 3 hari dan kemudian dilanjutkan perawatan di ruang biasa selama 7 hari. Pasien diberikan obat analgetic, antibiotic selama 7 hari pasca operasi.
Benda asing pada tulang belakang, terutama korpus vertebra cervical atau upper thoracal adalah kasus yang langka dan menjadi tantangan bagi operator. Pemeriksaan detail secara radiologis sebelum dilakukan operasi merupakan kunci dalam penanganan kasus seperti ini. Benda asing dapat di evakuasi dengan pembedahan eksplorasi.
Penulis: Dr. Eko Agus Subagio, dr.,Sp.BS