Pada kenyataannya usaha peternakan ayam petelur merupakan usaha yang secara cepat dapat menghasilkan protein hewani dan dengan harga yang relatif lebih murah bila dibandingkan usaha ternak lainnya. Telur ayam termasuk dalam komoditas peternakan yang paling banyak dikonsumsi masyarakat. Harga telur ayam yang terjangkau dan mudah didapat menjadikan produk ayam petelur ini pada umumnya memiliki peluang yang baik di pasaran.
Keadaan ini menjadi peluang peternak ayam petelur untuk mengembangkan usaha peternakannya. Di balik besarnya peluang usaha peternakan ayam petelur di Indonesia, terdapat kendala yang cukup banyak, diantaranya tidak stabilnya harga telur ayam sedangkan harga pakan cenderung meningkat. Hal ini mengakibatkan pendapatan yang diterima tidak sebanding dengan biaya pakan.
Peternak dapat menekan biaya produksi apabila terdapat peningkatan efisiensi pakan. Saluran pencernaan ayam yang bekerja optimal dalam mencerna serta menyerap zat makanan dapat menghasilkan efisiensi pakan yang tinggi sehingga terjadi peningkatan produktifitas ayam petelur. Peternak di Indonesia sering menggunakan Antibiotik Growth Promoter (AGP) pada pakan untuk meningkatkan produksi, memacu pertumbuhan dan sebagai antibakteri. Pemerintah melarang penggunaan AGP dalam Permentan No 14/2017 pasal 16 tentang
klasifikasi obat hewan sejak 1 Januari 2018, sehingga memicu para peternak untuk mencari alternatif pengganti AGP. Alternatif pengganti antibiotik dalam bahan pakan dapat digunakan probiotik.
Probiotik merupakan imbuhan pakan yang mengandung mikroba hidup yang keberadaannya memperbaiki keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan. Beberapa penelitian menunjukkan, penambahan probiotik mempunyai dampak positif. Penggunaan probiotik di kalangan peternak ayam telah banyak dilakukan karena mempunyai berbagai fungsi, antara lain mampu meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan, mencegah radang usus dan diare, meningkatkan produksi telur dan memperbaiki kualitas telur. Sehingga produktivitas ternak lebih baik, kandungan lemaknya lebih rendah, sebab probiotik dapat meningkatkan metabolisme energi (ME) dan Total Digestible Nutrien (TDN) sehinga imbangan antara protein dan energi lebih bagus. Probiotik dapat melawan mikroba pathogen dengan mekanisme kompetisi adesi di sel epitel, kompetisi dalam penggunaan nutrisi serta mampu meningkatkan sistem tubuh inang.
Probiotik memiliki peran didalam saluran pencernaan untuk memperbaiki dan meningkatkan kecernaan pada pakan yang dikonsumsi dengan bantuan bakteri yang bersifat menguntungkan. Hal ini, akan mengakibatkan laju pergerakan makanan dalam saluran pencernaan lebih cepat, sehingga zat-zat makanan lebih banyak terserap dan efisisensi penggunaan pakan serta laju produksi meningkat. Dengan demikian penggunaan probiotik pada ayam petelur dapat menurunkan konsumsi pakan dengan efisiensi yang baik.
Suplementasi kombinasi spesies Lactobacillus (L. acidophilus dan L. plantarum) dapat meningkatkan Feed Intake (FI), Hen Day Product (HDP) dan Egg weight. Lactobacillus sp dan Bifidobacterium sp mampu menghasilkan beberapa metabolit yang bermanfaaat dalam pencernaan yaitu: asam laktat, hydrogen peroksida dan bakteriosin dengan kemampuan menghambat bakteri pathogen. Bertambahnya ketersediaan nutrisi di dalam saluran pencernaan
memberikan efek terhadap konsumsi dan produksi telur menjadi lebih efisien. Tercukupinya nutrisi didalam saluran pencernaan menyebabkan konsumsi pakan menjadi lebih rendah. Konversi pakan dapat dihitung dengan cara membagikan pakan yang dikonsumsi dengan berat telur yang dihasilkan. Semakin tinggi FCR maka semakin buruk, artinya penggunaan pakan tersebut kurang ekonomis dan sebaliknya, semakin kecil jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk baik berupa pertambahan bobot badan ayam maupun telur, berarti semakin efisien pemberian pakan tersebut.
Menurut penelitian Noorrahman (2019) Penambahan feed additive (0,5% Lactobacillus casei + 0,5 % Bifidobacterium) dapat menurunkan angka Feed Convertion Ratio (FCR) sebesar 1,95 pada ayam petelur yang diinfeksi E.coli. Penelitian Malik (2013) tentang penggunaan probiotik (1, 2, dan 3%) dalam pakan menunjukkan bahwa penggunaan probiotik sampai 3%, berpengaruh nyata terhadap konsumsi dan konversi ransum ayam petelur periode layer. Penggunaan probiotik sampai 3% memberikan nilai ekonomi yang menguntungkan dengan menurunnya nilai konversi pakan.
Penambahan probiotik dapat berpotensi menurunkan angka FCR pakan, semakin rendah nilai konversi pakan maka semakin menguntungkan, dikarenakan semakin sedikit pakan diberikan untuk menghasilkan produksi tertentu. Hal ini dapat digunakan sebagai solusi bagi peternak apabila dihadapkan dengan naiknya harga pakan. Selain itu potensi probiotik dalam mempertahankan performance produksi ayam petelur, mendongkrak kualitas pakan dan mampu menjaga kesehatan ayam.
Penulis : Novita Wanda Karwanti
NIM : 062114353005
PRODI : S2 Agribisnis Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga