Freemartin syndrome merupakan kelainan genetiK yang sering ditemukan pada sapi, dan kurang umum pada spesies lain. Freemartin adalah abnormalitas kembar jantan dan betina. Kelahiran kembar pedet jantan dan betina pada umumnya (lebih dari 92%) mengalami abnormalitas yang disebut dengan freemartin. Abnormalitas ini terjadi pada fase organogenesis (pembentukan organ dari embrio di dalam kandungan). Organ sapi betina freemartin tidak berkembang (ovaria hipoplastik) dan ditemukan juga organ jantan (glandula vesikularis). Akibat Nya sapi betina tampak kejantanan, seperti tumbuh rambut kasar di sekitar vulva dan pinggul ramping dengan hymen persisten serta sapi betina biasanya majir.
Testis dari fetus kembar yang jantan berkembang lebih dulu daripada ovarium dari kawan kembar yang betina sehingga hormone androgen dihasilkan lebih dahulu. Sementara itu, pada ternak sapi yang bunting kembar, selalu terjadi pertautan antara selaput fetus yang satu dengan selaput fetus yang lain, disertai dengan adanya anastomosis (penyatuan) pembuluh
darah dari kedua fetus. Akibatnya terjadi percampuran darah antara kedua fetus jantan dan betina, hormone androgen dari fetus jantan akan masuk ke dalam tubuh fetus betina. Hormone jantan ini menghambat pertumbuhan alat kelamin betina sehingga alat kelamin betina tidak tumbuh secara wajar, tetapi tetap kecil keadaanya sampai dewasa.
Vagina pendek, kecil dan pada ujung depannya buntu merupakan gejala klinis yang paling sering terjadi di sapi muda freemartin. Tes panjang vagina (Vaginal-length) berguna untuk mengidentifikasi freemartin: di sapi muda yang normal kurang dari satu bulan, panjang
vagina adalah 13-15 cm sementara pada sapi muda freemartins biasanya panjang hanya 5-8 cm. Pada sapi dewasa, panjang vagina yang normal adalah sekitar 30 cm, sedangkan di freemartins dewasa itu hanya 8-10 cm. Gejala klinis lainnya adalah adanya rambut vulva panjang dan kasar, vulva berukuran kecil, klitoris berkembang menjadi lebih besar sehingga hewan saat urinasi menyembur ke atas, serviks tidak tumbuh secara normal, dan ukuran uterus kecil seperti pita, sedangkan tuba falopi tidak teraba. Ovarium sangat kecil sehingga berupa penebalan jaringan.
Kelainan freemartin biasanya dapat didiagnosa dengan pemeriksaan fisik (pengujian melalui golongan darah atau karyotyping bisa dilakukan tetapi akan menjadi beban tambahan biaya bagi peternak). Tes SCE juga telah digunakan untuk mendeteksi stabilitas genom pada manusia dan spesies hewan ternak utama seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi. Diagnosis freemartin dengan deteksi seks kromosom chimerism di 100 sel per hewan. Kurang lebih 50 dan 35 sel per hewan diperiksa dari kultur normal (untuk mendeteksi aneuploid, kerenggangan, kromatid patah, kromosom patah dan ber fragmen-fragmen) dan melakukan uji SCE. Semua kepingan metaphase diamati di bawah mikroskop fluoresensi, yang diambil dengan kamera, ditransfer ke PC dan kemudian diolah menggunakan software analisis cytogeneticists.
Kejadian sapi freemartin merupakan cacat bawaan yang tidak dapat diobati. Jika mendapatkan kelahiran dengan jenis kelamin berbeda, langkah yang sebaiknya diambil adalah sapi dara yang lahir kembar bersama dengan sapi jantan harus dicurigai sebagai sapi steril dan dilakukan identifikasi sedini mungkin untuk tidak memasukkannya dalam kelompok calon indukan. Sapi betina ini bisa dilakukan penggemukan secara intensif untuk kemudian dilakukan penyembelihan dan peternak tidak melakukan perkawinan terhadap sapi tersebut.
Penulis: RATU MEIDIZA JOVANDA
Program Studi S-2 Agribisnis Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Unair