Ketimpangan pendapatan merupakan masalah sosial yang memiliki konsekuensi lebih dari ekonomi itu sendiri. Dalam jangka panjang menimbulkan guncangan sosial yang berujung pada penurunan kesejahteraan masyarakat, peningkatan kemiskinan dan pengangguran serta penurunan kualitas kesehatan dan pendidikan penduduk. Sehingga pada akhirnya berdampak pada pembangunan manusia. Variabel sosial memiliki hubungan yang kuat dengan ketimpangan pendapatan, misalnya pertumbuhan penduduk yang merupakan salah satu variabel sosial yang berhubungan langsung dengan ketimpangan pendapatan. Pertumbuhan penduduk dapat disebabkan oleh fertilitas, mortalitas, dan migrasi, yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh ketimpangan pendapatan dan pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita yang mencerminkan tingkat kesejahteraan ekonomi berarti membagi pendapatan nasional suatu negara atas penduduknya. Rasio ketergantungan ekonomi untuk beberapa tanggungan dari seseorang mempengaruhi besar kecilnya pendapatan per kapita keluarga; dengan demikian, tingkat ketergantungan ekonomi yang tinggi meningkatkan ketimpangan pendapatan. Selain itu, pertumbuhan penduduk secara langsung mempengaruhi penawaran tenaga kerja. Oleh karena itu, tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan ketimpangan pendapatan karena sebagian besar angkatan kerja cenderung bekerja di bawah upah rendah, terutama di sektor-sektor tradisional di perekonomian negara berkembang seperti Indonesia.
Penentuan sifat dan arah hubungan antara variabel sosial dan ketimpangan pendapatan telah menjadi bahan perdebatan di antara para peneliti dan pembuat kebijakan. Masalah inti dari hubungan antara variabel-variabel ini adalah apakah ketimpangan pendapatan menghambat pembangunan sosial, atau haruskah kebijakan pembangunan sosial diutamakan sebagai kebijakan pertama untuk mengurangi ketimpangan pendapatan. Studi ini menyelidiki hubungan dua arah apakah pembangunan sosial yang lebih tinggi berkontribusi pada distribusi pendapatan yang lebih adil dan/atau distribusi pendapatan yang adil berkontribusi pada pencapaian kesejahteraan sosial.
Tujuannya adalah untuk menganalisis hubungan antara ketimpangan pendapatan dan variabel sosial menggunakan data panel tahunan selama periode 2005-2018, yang mencakup 33 provinsi di Indonesia. Periode ini cukup untuk mendapatkan pengamatan yang lebih banyak, yaitu jumlah pengamatan adalah 462. Salah satu kelebihan struktur data panel adalah penelitian ini memiliki lebih banyak pengamatan dan derajat bebas. Pendekatan ini menghindari masalah regresi palsu dan menawarkan pendekatan data panel yang hemat dari model struktural yang dinamis dan lebih luas. Data diambil dari Badan Pusat Statistik dan untuk data pengangguran dikumpulkan dari Bank Indonesia.
Studi ini menemukan dari hasil analisis respon impuls jangka panjang bahwa ketimpangan pendapatan mempengaruhi variabel sosial di Indonesia. Ketimpangan pendapatan dapat meningkatkan pertumbuhan penduduk dan pengangguran. Segmen berpenghasilan rendah lebih berorientasi pada manfaat jumlah anak daripada kualitas. Kemudian ketimpangan pendapatan dapat menurunkan tingkat kesehatan dan pendidikan, serta menurunkan indeks pembangunan manusia dan pertumbuhan urbanisasi. Selain itu, variabel sosial mempengaruhi ketimpangan pendapatan, dimana pertumbuhan penduduk, pengangguran, kesehatan yang buruk dan pertumbuhan urbanisasi dapat meningkatkan ketimpangan pendapatan, tetapi pendidikan dan pembangunan manusia mengurangi ketimpangan pendapatan di Indonesia. Selain itu, hasil penelitian menemukan bahwa kenaikan upah minimum dapat mengurangi ketimpangan pendapatan dan menurunkan penyebaran penyakit, juga meningkatkan tingkat pendidikan dan pendapatan per kapita. Kemudian ketimpangan pendapatan merespon positif pengaruh guncangan pendapatan per kapita, namun ketimpangan pendapatan berdampak negatif terhadap pendapatan per kapita.
Akhirnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan pembangunan ekonomi dan sosial oleh pemerintah Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alternatif pilihan kebijakan yang paling efektif untuk mengurangi ketimpangan pendapatan untuk mencapai kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia adalah pengurangan pengangguran yang disertai dengan peningkatan upah minimum, ditambah dengan fokus pada kualitas penduduk dalam hal peningkatan pendapatan. tingkat kesehatan, pendidikan dan pembangunan manusia.
Penulis: Dyah Wulan Sari, Dra.Ec. M.Ec.Dev., Ph.D