Keberhasilan pembiusan blok regional anetesi dapat dinilai dengan respon gerakan otot ,respon rasa serta respon nyeri. Namun kadang masih kurang sempurna. Sehingga dipersiapkan teknik anestesi umum tetapi teknik ini kurang dapat diprediksi sehingga mengganggu jalan nya operasi.
Pada anestesi regional obat lokal anestesi melibatkan saraf otonom khususnya blokade simpatis. Mekanisme ini timbul lebih dahulu sebelum sistem sensorik dan motorik, dimana terjadi pelebaran pembuluh darah di daerah yang terblok akibatnya terjadi gangguan sistem regulator suhu ini tubuh. Vasodilatasi disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada pembuluh darah permukaan kulit, yang memungkinkan percepatan pemindahan panas dari inti tubuh ke kulit daerah yang terblok.
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian telah kami lakukan agar didapat suatu tanda pasti untuk keberhasilan blok regional dengan melalui profil derajat vasodilatasi yang optimal diameter pembuluh darah vena perifer sebelum dan setelah blok anestesi dengan menggunakan ultrasound dan derajat perubahan suhu pasca regional anesthesia untuk memprediksi tingkat keberhasilan blok. Penelitian ini mengevaluasi hubungan dilatasi vena perifer dan suhu kulit area blok, untuk digunakan sebagai alat tambahan penilaian keberhasilan blok pembiusan regional anestesi. Dimana populasi penelitian semua pasien yang menjalankan operasi elektif di GBPT rumah sakit dr. Soetomo Surabaya dengan pembiusan regional khususnya Spinal anesthesia dengan kriteria lama operasi 30-60 menit atau semua pasien blok saraf perifer selama pariode tertentu.
Dengan metodologi: Studi observasional analitik kami lakukan di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya. 18 pasien menerima blok saraf perifer (PNB) dan 16 pasien menerima blok subarachnoid (SAB).Yang tentu saja melalui prosedut persetujuan terlebih dahulu yang diperoleh dari semua peserta. Pemeriksaan lingkar vena perifer diukur dengan menggunakan probe linier ultrasound Sonosite® M-Turbo, sebelum dilakukan pembiusan blok dan kemudian satu jam setelah blok saraf perifer dan Spinal blok anestesi untuk menilai dilatasi vena. Suhu kulit tepi diukur dengan termometer inframerah (Microlife NC-150 Bluetooth®) termometer inframerah sebelum blok, dan dalam kisaran 5 menit dari menit nol setelah blok hingga menit ke-30. Tingkat keberhasilan blok dilakukan dengan skala nyeri dan tidak adanya respon motorik, sensorik dan nosiseptif
Dan akhirnya jumlah kasus penelitian tidak ditemukan hubungan jenis kelamin, umur, berat badan dan jenis blok dengan peningkatan lingkar vena perifer dan suhu kulit perifer , Keberhasilan blok dikaitkan dengan peningkatan lingkar vena perifer dan suhu kulit perifer pada blok saraf perifer dan Spinal anestesi. Rata-rata blok saraf perifer berhasil dalam 20 menit sementara Spinal anestesi hanya membutuhkan waktu 5 menit ,untuk mempengaruhi kedua parameter diatas. Kesimpulan: Keberhasilan blok saraf perifer dan blok subarachnoid berhubungan dengan peningkatan lingkar vena perifer dan suhu kulit perifer di daerah blok.
Penulis: Hanik Badriyah Hidayati, dr.,Sp.S
Link artikel lengkap: https://www.apicareonline.com/index.php/APIC/article/view/1596
Detail tulisan lengkap dapat dilihat di: Christijogo Sumartono, MD, PhD, Soni Sunarso, Sulistiawan, MD , Belindo Wirabuana, MD, Herdiani Sulistyo Putri, MD, Arif Johansyah, MD, Hanik Badriyah Hidayati, MD, PhD. 2021. Relation of the successful block regional anesthesia with increased peripheral venous circumference and peripheral skin temperature at distal part of the block. Journal of Anaesthesia, Pain & Intensive Care. Volume 25 Issue 4.