UNAIR NEWS – Sejumlah warga terlihat menggalang dana untuk pembangunan jalan di salah satu desa pesisir di Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Menurut warga, Desa Sawohan yang letaknya tak jauh dari Kota Surabaya itu memang kurang mendapat perhatian pemerintah. Padahal potensinya sangat besar, mulai dari potensi UMKM hingga menjadi desa wisata.
Melihat hal itu, Prodi Statistika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (UNAIR) mengupayakan kolaborasi demi pembangunan desa. Menandai kerja sama itu, acara pengabdian masyarakat digelar pada Sabtu (11/12/2021) bertempat di Balai Desa Sawohan. Fokusnya menggelar kegiatan multi-training untuk menambah daya saing daerah dengan mengangkat potensi lokal.
M. Fariz Fadillah Mardianto, S.Si., M.Si. selaku Koordinator Program menjelaskan, Desa Sawohan sebetulnya mampu menjadi desa yang berdaya saing dengan literasi data. Dalam hal ini, digitalisasi menjadi kunci. Terlebih, ujarnya, saat ini Badan Pusat Statistik mulai menggali data di desa-desa.
“Keterbacaan dan eksistensi desa dalam media sosial memang penting. Namun pembangunan desa secara nyata adalah poin utama. Kalau sosial media itu hanya penunjang sebetulnya,” kata Fariz.
Meski hingga kini masih terkendala masalah sinyal, potensi pengembangan UMKM di Desa Sawohan sangat besar. Sebut saja UMKM kerupuk ikan, jasa penyewaan perahu, produk jajanan Kuping Gajah, hingga Kampung Kambing. Desa Sawohan juga memiliki tambak terluas di Kecamatan Buduran, yakni lebih dari 900 Hektar.
Untuk itu, sambung Fariz, selanjutnya kolaborasi antara UNAIR dengan pihak desa akan terus digenjot. Rencananya, sejumlah program akan segera diinisiasi bersama Pokdarwis. Minimal dalam jangka pendek Fariz mengharapkan ada kaderisasi. Lalu berlanjut pada desain, pemasaran daring, dan sosial media. Sementara jangka panjangnya, terkait penambahan omzet serta penambahan produk.
“Seterusnya interaksi akan terus berlanjut antara stakeholder, prodi, perwakilan dosen, mahasiswa, dan Kelompok Sadar Wisata dan Karang Taruna (Pokdarwis). Ke depan kita akan bertukar pikiran bagaimana caranya branding desa serta memasarkan produk UMKM,” ungkapnya.
Selain akademisi UNAIR, Putranti Cahyaningsiwi, S.T., M.T perwakilan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sidoarjo juga turut hadir. Ia membeberkan kiat-kiat sukses membangun industri kecil dan menengah di Kabupaten Sidoarjo beserta proses perizinannya.
Koordinator Prodi Statistika UNAIR Drs. H. Sediono, M.SI., M.Si. mengungkapkan, sebelumnya pihaknya juga mengadakan kegiatan serupa di tiga kabupaten berbeda. Misalnya di Kediri, bidang yang disoroti soal pendidikan. Selanjutnya, Gresik, Banyuwangi, dan Sidoarjo menyusul terpilih sebagai desa binaan.
“Kita bina desa untuk menggunakan data dengan baik bagi pembangunan desa. Pemerintah Jawa Timur ingin satu data. Kegiatan tidak berhenti di sini aja. Kami siap untuk memberikan jembatan untuk desa ini,” tandasnya. (*)
Penulis: Erika Eight Novanty
Editor: Khefti Al Mawalia