Penghilangan Kesadahan Air Tanah melalui Pasir, Karbon Aktif Zeolit, dan Sekam Padi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Patch

Khususnya di Malaysia, air minum di pasok melalui instalasi pengolahan air permukaan dan didistribusikan ke publik oleh sistem perpipaan terpusat. Implikasi dari kelangkaan air di Malaysia adalah meningkat secara luas dan permintaan untuk pasokan air dari sumber-sumber lainnya telah meningkat seperti air tanah. Air tanah digunakan untuk keperluan minum dibeberapa negara bagian Malaysia seperti Kelantan, Terengganu, Pahang, Perlis, Kedah, Sabah, dan Sarawak .Kebutuhan air tanah sebagai sumber alternatif untuk pasokan air juga meningkat karena air permukaan terkena polusi. Namun, air tanah adalah sumber air yang tersedia di bawah permukaan bumi. Tetapi kualitasnya menjadi masalah dalam hal kesadahan, salinitas dan adanya zat besi, mangan, amonium, fluorida, nitrat dan arsenik. Baru-baru ini, ada beberapa teknik untuk menghilangkan kesadahan air seperti pertukaran ion, adsorpsi, filtrasi, pengendapan dengan soda kapur dan proses pelunakan. Pelunakan air didefinisikan sebagai proses perlakuan dimana Ca2+ dan Mg2+. ion adalah dihilangkan dari air.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menghilangkan kesadahan pada air tanah melalui media pasir, zeolit ​​dan karbon aktif serta sekam padi yang dapat digunakan sebagai media pengolahan kesadahan air dengan proses adsorpsi. Penampilan dari pasir, zeolit ​​dan karbon aktif sekam padi (RHAC) untuk menghilangkan Ca2+ dan Mg2+ dalam air sadah diselidiki dengan menggunakan set-up eksperimental batch. Studi ini mempertimbangkan analisis spektroskopi fluoresensi sinar-X (XRF) untuk evaluasi bahan kimia komposisi media dan spektroskopi Fourier transform infrared (FTIR) untuk gugus fungsi permukaan.

Sebuah studi sebelumnya tentang RHAC telah membuktikan kemungkinan untuk digunakan dalam pengolahan air limbah. utama komponen adsorben seperti silika oksida, besi, oksida, kalsium oksida dan magnesium oksida ditemukandi semua media (pasir, zeolit ​​dan RHAC). Faktor ini akan berkontribusi pada media yang menunjukkan kemungkinan besar dari penghapusan logam. Komposisi kimia pasir dan zeolit ​​sebanding dengan temuan sebelumnya di mana pasir dan zeolit ​​sebagai media filtrasi untuk keperluan pelunakan air. Berdasarkan hasil analisis bahwa semua media paling cocok dengan isoterm Langmuir yang mengacu pada adsorpsi lapisan tunggal. Kapasitas penyerapan, qmax, yang merupakan indikator kapasitas penyerapan maksimum sesuai dengan cakupan monolayer komprehensif yang mendefinisikan serapan logam untuk Ca2+ dan Mg2+ mendekati kapasitas penyerapan eksperimental. Penyerapan Ca2+ dan Mg2+ oleh semua media memberikan nilai RL 0,00323 mg/l dan 0,00077 mg/l.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kemampuan pasir, zeolit ​​dan RHAC sebagai media filter untuk pengolahan air sadah adalah dibuktikan berdasarkan hasil percobaan. Selain itu, kesimpulan berikut dibuat berdasarkan penyelidikan; i) isoterm adsorpsi bisa baik dipasang oleh model Langmuir yang mewakili lapisan tunggal penyerapan pada permukaan yang homogen, ii) penelitian ini memperhatikan bahwa nilai RL kurang dari satu, yang menunjukkan bahwa adsorpsi Ca2+ dan Mg2+ pada pasir, zeolit, dan RHAC menguntungkan, dan iii) kinetika proses adsorpsi mengikuti orde kedua semu model kinetik, yang menunjukkan chemisorption. Selanjutnya, diamati bahwa semua media sangat tersedia secara lokal, oleh karena itu, membuat adsorben, tersedia berlimpah dengan kapasitas adsorpsi yang cukup tinggi. Itu bisa diperlakukan sebagai ekonomi media filter untuk pengolahan air sadah.

Penulis: Nurina Fitriani

Artikel ini dapat diakses pada: https://mjas.analis.com.my/mjas/v25_n4/pdf/Izzah_25_4_6.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp