Hubungan Antara Ekspresi Sel Punca Kanker CD44+ dengan Jenis Histopatologi Karsinoma Nasofaring

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh YouTube

Karsinoma nasofaring (KNF) masih sering menyebabkan kekambuhan meskipun sudah mendapatkan terapi lengkap dengan kemoradioterapi. Respons KNF terhadap terapi sangat bervariasi, perbedaan respons ini salah satunya dihubungkan dengan jenis histopatologi. Jenis histopatologi WHO tipe II dan III memiliki respons radiasi lebih baik, kontrol lokoregional lebih baik dibanding WHO tipe I. Perbedaan respons terapi ini dikaitkan dengan keberadaan VEB sebagai faktor penyebab KNF, akan tetapi bagaimana mekanismenya masih belum jelas. Penelitian terbaru menghubungkan respons terapi dengan keberadaan sel punca kanker atau Cancer Stem Cells (CSCs). Keberadaan sel punca kanker menyebabkan sel kanker resisten terhadap terapi. Sampai saat ini belum ada penelitian yang menghubungkan antara sel punca kanker CD44+ dengan jenis histopatologi KNF.

Penelitian terbaru membuktikan peran penting EBV pada sel punca KNF dengan dalam perkembangan kanker. Molekul CD44+ merupakan marker untuk identifikasi sel punca KNF. Penelitian pada KNF positif EBV cell line C666-1 menunjukkan bahwa sel punca kanker CD44+ mempunyai kemampuan istimewa dalam hal self-renewal, diferensiasi, inisiasi tumor in vivo dan resistensi yang tinggi terhadap terapi 5-fluorourasil. Virus EB melalui LMP1, LMP2A diduga menginduksi sel punca kanker pada KNF posisitf EBV dengan merubah jalur signal NOTCH dan hedgehog.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara ekspresi sel punca kanker CD44+ dengan jenis histopatologi KNF. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan hubungan ekspresi sel punca kanker CD44+ dengan tipe histopatologi KNF dan dapat dipakai sebagai faktor prediksi respons terapi. Sel punca kanker adalah subset dari sel tumor yang memiliki kemampuan untuk memperbaharui diri (self renewal) dan menghasilkan sel baru untuk membentuk tumor. Fungsi sel punca kanker adalah sebagai sel progenitor dan self renewal multipoten untuk proliferasi, diferensiasi dan meningkatkan resistensi terhadap terapi kanker.

Cluster of differentiation 44 (CD44) adalah reseptor adhesi transmembran yang merupakan perantara interaksi seluler dengan lingkungan mikro tumor yang berperan dalam invasi dan penyebaran sel tumor. Ekspresi CD44 dikaitkan dengan invasi seluler dan metastasis sel kanker yang disebabkan oleh reorganisasi sitoskeleton untuk memfasilitasi migrasi aktif. Ekspresi CD44 meningkatkan invasi sel kanker dengan meningkatkan protease dan menurunkan ekspresi dan aktivitas enzimatik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekspresi CD44+ ditemukan pada semua jenis histopatologi KNF dengan gradasi yang berbeda. Pada WHO tipe I didapatkan positif sedang 1 sampel dan positif kuat 2 sampel. Pada WHO tipe II positif sedang 10 sampel dan posistif kuat 8 sampel. Pada WHO tipe III didapatkan positif lemah 1 sampel, positif sedang 11 sampel dan positif kuat 9 sampel, tidak ditemukan hasil ekspresi CD44+ yang negatif. Hasil analisis statistik membuktikan bahwa akspresi CD44+ di antara ketiga jenis histopatologi terdapat perbedaan yang tidak bermakna, artinya tidak ada hubungan antara ekspresi sel punca kankerCD44+ dengan jenis histopatologi KNF.

Hasil ini mungkin karena regulasi jalur sonic hedgehog (Shh) pada aktifitas CSC, seperti self renewal. Teori lain menunjukkan bahwa toll-like receptor-3 (TLR3) mengaktifkan sinyal kaskade melalui reseptor Toll-interleukin-1 (TIR) domain-containing-adapter-inducing interferon-β (TRIF), yang mengarah pada aktivasi jalur pensinyalan faktor nuklir-κB (NF-κB). Molekul LMP-1 (protein membran laten-1) juga mengaktifkan NF-κB dan sinyal transduser dan aktivator transkripsi (STAT) dalam sel epitel yang terinfeksi EBV melalui transkripsi dan sekresi interleukin-6 (IL-6). Aktivasi sinyal NF-B menginduksi peningkatan ekspresi CD44, yang berperan dalam diferensiasi sel KNF pada tipe histopatologi WHO I, II dan III.

Peran CD44 pada perkembangan kanker telah ditemukan dalam beberapa penelitian. Ozman dkk. (2014) melaporkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara ekspresi CD44 yang tinggi dan invasi perineural dan kelenjar getah bening positif pada kanker lambung. Penelitian oleh Simiuniscu et al., (2012) menemukan ekspresi lemah CD44 pada poorly differentiated oral SCC, sedangkan ekspresi sedang dan kuat ditemukan pada moderately and well differentiated carcinoma. Pada penelitian ini ditemukan positif lemah dalam satu sampel undifferentiated carcinoma (WHO tipe III).

Pada kasus SCC orofaringeal, dilaporkan bahwa ada penurunan 39,4% dalam ekspresi isoform CD44 terhadap kriteria imunoreaktivitas CD44, dan berhubungan langsung antara ekspresi CD44 dan metastasis kelenjar getah bening leher, kelangsungan hidup. Kekambuhan tidak ditemukan pada pasien dengan ekspresi CD44 lemah/negatif secara signifikan. Pasien yang memiliki ekspresi CD44 lemah memiliki free survival yang lebih buruk dibandingkan dengan ekspresi CD44 positif.

Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara ekspresi CD44+ CSCs dan tipe histopatologi NPC. Ekspresi CD44+ tidak dapat digunakan sebagai penanda prediktor respon terapeutik. Oleh karena itu, perlu adanya studi lebih lanjut yang mempertimbangkan faktor stadium dan metastasis, serta variabel lain seperti CD133 ekspresi.

Penulis: Dr, dr Muhtarum Yusuf, Sp.THT-KL (K), FICS

Link Jurnal: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8581592/

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp