Perkembangan Sel Punca Pembuluh Darah sebagai Terapi Pasien Penyakit Jantung Koroner

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Berita

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyakit jantung yang paling banyak ditemui. Penyakit ini ditandai dengan penyempitan atau sumbatan pembuluh darah jantung sehingga mengakibatkan fungsi jantung tidak optimal. Terapi PJK masih menjadi tantangan besar bagi dunia kedokteran. Tata laksana yang tepat tidak hanya bertujuan menurunkan kematian, tapi juga angka kesakitan dan beban ekonomi yang harus ditanggung negara akibat kematian dan penurunan kualitas hidup pasien PJK. Berbagai penelitian dilakukan sebagai upaya untuk menanggulangi masalah ini antara lain dengan pengembangan obat-obatan dan juga tindakan intervensi. 

Intervensi koroner perkutan (pemasangan ring jantung) menjadi salah satu pilihan terapi PJK yang dalam dua dekade terakhir berkembang sangat pesat. Pemasangan ring terbukti mampu mengembalikan aliran darah koroner jantung yang sebelumnya mengalami penyumbatan, sehingga dapat memperbaiki fungsi jantung. Pemasangan ring ini juga terbukti dapat memperbaiki gejala dan kualitas hidup pasien PJK. Namun, di balik semua kelebihan tersebut, masih ada kemungkinan komplikasi yang harus diwaspadai, salah satunya adalah jejas dinding pembuluh darah akibat manipulasi tindakan saat prosedur pemasangan ring, yang akhirnya menyebabkan penyumbatan berulang pada pembuluh darah koroner atau terbentuknya bekuan darah setelah tindakan pemasangan ring jantung.

Selain itu, tidak semua pasien PJK dapat diobati dengan pemasangan ring, maupun terapi revaskularisasi lain (misalkan operasi jantung bypass). Penyempitan pembuluh darah yang kompleks, berbagai penyakit penyerta (gagal ginjal, diabetes mellitus, hipertensi), maupun usia dapat membatasi efektivitas prosedur revaskularisasi, dan akhirnya pasien tersebut akan menghadapi kondisi no option treatment. Hal-hal tersebut merupakan suatu masalah yang harus kita teliti dan temukan solusinya bersama.

Berbagai penelitian menunjukkan timbulnya penyempitan pembuluh darah koroner berkaitan dengan adanya disfungsi sel dinding pembuluh darah (endotel). Sehingga untuk terapi PJK dibutuhkan upaya untuk menjaga sel dinding pembuluh darah tetap optimal, termasuk fungsi keseimbangan antara pembekuan dan pengenceran darah, penurunan proses peradangan pada pembuluh darah, pencegahan kerusakan struktur pembuluh darah (remodeling) serta pembentukan pembuluh darah baru yang optimal. Fungsi-fungsi tersebut ternyata dapat diperantarai oleh sel punca pembuluh darah (endothelial progenitor cells / EPC). Sel punca pembuluh darah ini dapat berperan sebagai terapi regeneratif, yakni memicu pembentukan pembuluh darah baru maupun menjaga keseimbangan fungsi sel dinding pembuluh darah. Oleh karena itu pemanfaatan sel tersebut diharapkan mampu memberikan hasil yang menggembirakan dalam tata laksana PJK.

Penelitian yang kami lakukan ternyata membuktikan bahwa sel punca pembuluh darah dapat ditingkatkan jumlah ataupun fungsinya. Penelitian dilakukan melalui pemberian hormon pertumbuhan yang mampu meningkatkan kemampuan pertumbuhan dan perubahan sel punca menjadi sel dinding pembuluh darah. Sel punca pembuluh darah juga dapat ditingkatkan oleh obat-obatan PJK seperti statin (obat penurun kolesterol) dan penghambat ACE (obat hipertensi dan gagal jantung). Pada penelitian yang kami lakukan, beberapa bahan tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia, seperti ekstrak bawang putih dan ubi ungu ternyata juga dapat meningkatkan jumlah dan fungsi sel punca pembuluh darah.

Pemanfaatan sel punca pembuluh darah sebagai terapi PJK juga dapat secara langsung diberikan melalui penyuntikan pada pembuluh darah koroner. Alternatif lain adalah melapisi permukaan ring jantung dengan sel punca pembuluh darah, yang akan meminimalisasir kerusakan dinding pembuluh darah saat pemasangan ring. Upaya optimalisasi sel punca pembuluh darah ini kami harapkan dapat menurunkan derajat keparahan PJK maupun penyakit penyertanya seperti hipertensi, diabetes mellitus, hiperkolesterol yang berkaitan dengan kadar sel punca pembuluh darah yang rendah. Sudah saatnya kita tidak saja melakukan tindakan pengobatan tetapi mulai beralih   ke upaya pencegahan dengan upaya peningkatan sel punca pembuluh darah.

Masih banyak pertanyaan dalam penerapan terapi regeneratif pada PJK, penelitian terus kami lakukan untuk dapat menjawab tantangan dan pertanyaan yang terus bermunculan. Beberapa waktu terakhir, muncul opsi terapi regeneratif lain yaitu sekretom. Penggunaan sekretom yang bersifat bebas sel, diharapkan mampu menjawab dan menutupi kekurangan dari terapi sel punca. Penggunaan sekretom juga dapat meningkatkan penambahan dan pembentukan pembuluh darah baru bahkan meningkatkan fungsi pompa jantung dengan melindungi sel otot jantung dari kematian.

Perkembangan dunia kedokteran begitu dinamis, dan ruang bagi inovasi baru masih terbuka luas. Penulis memahami bahwa penelitian yang telah dilakukan belum dapat menjamah keseluruhan potensi yang dimiliki oleh sel punca maupun sekretom sebagai opsi tata laksana PJK. Semoga pembahasan ini dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi kita semua dalam pengembangan terapi regeneratif, khususnya dalam usaha untuk mengatasi beban penyakit kardiovaskular.

Penulis: Prof. Dr.dr Yudi Her Oktaviono, Sp.JP(K), MM, FIHA, FICA, FAsCC, FSCAI

Informasi detail dari artikel ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://www.inabj.org/index.php/ibj/article/view/1570/523

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp