Manajemen Paparan Organoklorin Terhadap Risiko Kesehatan di Asia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Kamputani

Pestisida adalah bahan kimia yang populer digunakan untuk mencegah timbulnya atau tumbuhnya hama, penyakit dan rumput liar. Secara umum, pestisida didefinisikan sebagai senyawa kimia, mikroorganisme, atau virus yang dilemahkan untuk mengendalikan hama. Organoklorin adalah campuran yang mengandung setidaknya satu molekul klorin yang diperkuat secara kovalen. Organoklorin menunjukkan kombinasi kolosal struktur dengan sifat rekayasa yang jauh berbeda. Karena tumpukan atom klorin yang tinggi, campuran ini ternyata lebih padat daripada air. Organoklorin telah dilarang di Amerika Serikat dan negara lain karena karsinogenisitas dan toksisitasnya. Apalagi mengacu pada Konvensi Stockholm, meskipun masih digunakan di banyak negara berkembang, terutama di Asia. Penggunaan dan pembuangan yang tidak tepat selama bertahun-tahun diakibatkan oleh limbah organoklorin yang tersebar secara global.

Organoklorin sebagai Polutan Organik Persisten sulit dihilangkan dari lingkungan. Ada beberapa efek kesehatan organoklorin yang sebagian besar adalah penyakit kronis (yaitu, fungsi paru-paru, kanker, masalah reproduksi). Pengendalian organoklorin di lingkungan diperlukan untuk mengurangi dampak kesehatan terutama pada masyarakat petani. Penelitian dari Suryono et al (2016) menunjukkan bahwa hewan makro benthos yang terdapat di perairan Mlonggo dapat dikatakan terkena pestisida baik di sedimen maupun di perairan. Hasil pemantauan kolinesterase darah dari 347 pekerja pertanian di Jawa Tengah, ditemukan 23,64% pekerja keracunan sedang dan 35,73% sangat beracun. Hampir semua penyakit kronis yang diderita petani disebabkan oleh penggunaan semprotan pestisida yang dilepaskan ke udara, yang jika terhirup melalui hidung dan mulut dapat masuk ke paru-paru dan merusaknya, serta cepat masuk ke dalam darah dan paru-paru. menyebarkan racun. seluruh tubuh. Bukti lain ditemukan di India. Anand (2020) menyatakan bahwa Pestisida organoklorin, khususnya DDT dan Hexachlorocyclohexane (HCH), merupakan kontaminan di mana-mana baik di daerah perkotaan (Kolkata) dansemi  daerah perkotaan (Nadia) di India. Di Bangladesh, data tentang organoklorin, misalnya, DDT secara kiasan terbuka dalam sejumlah pertimbangan yang disesuaikan. Untuk alasan ini, sangat sulit untuk memahami skenario kontaminasi saat ini dan apa yang akan terjadi di masa depan. Strategi manajemen yang efektif dan peraturan harus diterapkan untuk mengontrol penggunaan pestisida  sehingga paparan lingkungan dan manusia dapat dikurangi ke tingkat yang aman. Penggunaan pestisida untuk membasmi hama dan penyakit tanaman dalam rangka meningkatkan produksi pertanian harus dikendalikan.

Pestisida umumnya bersifat racun kontak, oleh karena itu penggunaan alat pelindung diri bagi petani saat melakukan penyemprotan sangat penting. Hal ini untuk mengurangi kontak langsung dengan pestisida. Penghirupan dan paparan kulit adalah rute utama paparan pestisida. Paparan inhalasi biasanya terjadi saat menggunakan pestisida tanpa memakai masker. Sedangkan kejadian kontaminasi pestisida melalui kulit merupakan kontaminasi yang paling sering terjadi, meskipun tidak semuanya berakhir dengan keracunan akut. Petani  yang tidak menggunakan APD lengkap memiliki risiko keracunan pestisida lebih besar jika dibandingkan dengan petani yang menggunakan APD lengkap. Selain itu, menyimpan pestisida dengan baik, mengurangi masa kerja, tidak menggarap lahan yang sama saat petani lain menyemprot, mengingat bahaya pestisida dalam jangka panjang terutama pengaruhnya terhadap Kesehatan.

Organoklorin mencemari tanah, udara dan air, dan menumpuk pada hewan darat dan akuatik.  Organoklorin menyebabkan efek kesehatan ketika mereka memasuki tubuh manusia melalui penyerapan, inhalasi dan asupan makanan. Organoklorin dapat menyebabkan gangguan pada sistem endokrin, jantung, kanker, gangguan reproduksi, dan diabetes. Pengendalian paparan organoklorin kepada petani dapat diminimalisir dengan beberapa metode seperti menggunakan Alat Pelindung Diri lengkap, penyemprotan ke arah angin, menyimpan pestisida di tempat tertutup, atau petani dapat berubah menjadi pertanian organik. Selain itu, dinas pertanian dan kesehatan dapat melakukan promosi dan edukasi bahaya pestisida dan penggunaan Alat Pelindung Diri. Konseling diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan melalui metode kuliah, brosur, atau selebaran. 

Penulis: R. Azizah

Link: MANAGEMENT OF ORGANOCHLORINE EXPOSURE TO HEALTH RISKS IN ASIA – A REVIEW

https://medic.upm.edu.my/upload/dokumen/2021100810073745_MJMHS_0960.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp