Gandeng Dispusip dan Komunitas Budaya, FIB UNAIR Adakan Lokakarya Penulisan Konten Ensiklopedia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Doan Widhiandono, Wakil Pimred Harian Disway sakah satu pemateri.

UNAIR NEWS – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) bersama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota, serta Komunitas Begandring dan Roode Brug baru saja menyelenggarakan kegiatanLokakarya Penulisan Konten Ensiklopedia Objek Pemajuan Kebudayaan Surabaya. Kegiatan yang berlangsung di Novotel Surabaya Hotel pada Sabtu (04/12/2021) itu dilatarbelakangi oleh tingginya potensi kearifan lokal budaya Arek Surabaya.

Prof. Purnawan Basundoro, Dekan FIB dalam sambutannya menuturkan kolaborasi dalam melakukan lokakarya penulisan konten ensiklopedia. Pihaknya mendorong pemerintah kota serta komunitas dan siapa saja untuk ikut bergiat bersama.

“Melakukan inventarisasi lalu menuliskannya sebagai bahan pembelajaran itu bukan pekerjaan ringan. Butuh inisiatif dan kerja sama banyak pihak,” ujarnya.

Dalam penulisan konten ensiklopedia, guru besar Ilmu Sejarah itu juga mengatakan FIB memiliki kekuatan dalam penggunaan bahasa asing. Sehingga nantinya, konten ensiklopedia kebudayaan Surabaya itu rencananya akan ditulis dalam bahasa Indonesia, Inggris, Jepang, Perancis, dan Jawa-Arek. Dengan begitu, konten ensiklopedia bisa digunakan juga oleh publik mancanegara.

Sementara itu, Koordinator Pengmas Ensiklopedia FIB, Kukuh Yudha Karnanta, S.S., M.A., mengatakan bahwa ensiklopedia terkait erat dengan Gerakan Literasi Nasional, khususnya literasi kebudayaan dan kewargaan. “Karenanya, kegiatan ini penting dilakukan,” imbuhnya.

Sebagai mitra kerjasama dan salah satu pemateri, Ir. Musdiq Ali Suhudi, M.T., menyebut adanya beragam budaya di Surabaya. Di antaranya yaitu sedekah bumi, gulat okol, jula-juli dll. Dia menjelaskan bahwa ensiklopedia budaya bisa menjadi opsi untuk mengantisipasi agar budaya tersebut tidak luntur oleh modernisasi budaya.

“Ensiklopedia menyajikan tulisan yang bersifat ilmiah populer. Dalam artian, bahasanya mudah dimengerti, namun dapat dipertanggungjawabkan kontennya secara ilmiah,” terang Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya itu.

Lebih lanjut, Musdiq juga menjelaskan pentinya melahirkan inovasi-inovasi dalam gerakan literasi. Virtual Tour, Taman Kalimas, e-TBM, adalah beberapa inovasi yang hingga kini bisa dimanfaatkan luas oleh publik Surabaya.

“Dispusip sebagai sumber informasi melakukan berbagai upaya untuk menginventarisasi, mendokumentasikan, dan mempublikasikan kekayaan budaya Surabaya agar bisa dinikmati sekaligus dijadikan bahan edukasi masyarakat. Dalam hal itu, diperlukan inovasi pengelolaan yang memanfaatkan teknologi informasi, termasuk media,” jelas Musdiq.

Selain terkait dengan program Gerakan Literasi Nasional Kemendikbud, kegiatan ini juga tidak lepas dari amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan serta UU Cagar Budaya No.11 tahun 2010. Salah satu tujuannya adalah agar ketahanan budaya lebih kompetitif menghadapi globalisasi dan pengaruh budaya asing, serta revitalisasi warisan budaya baik benda maupun tak benda.

Penulis: Nikmatus Sholikhah

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp