UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) terus berupaya meningkatkan kerja sama dengan berbagai lembaga tingkat nasional maupun internasional, terlebih lagi dalam upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Pada Rabu (1/12/2021), beberapa perwakilan Tim SDGs Center UNAIR antara lain Bayu Arie Fianto SE., MBA., PhD., Prilian Cahyani S.H., S.AP., M.H., LLM., dan Savira Rizma Yunita S.M., mendatangi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Bappenas menjadi tujuan kunjungan kerja sama karena bergerak di bidang Sustainable Development Goals untuk membantu presiden membuat kebijakan dan pelaksanaan kebijakan seputar tujuan pembangunan berkelanjutan.
Maka, SDGs Center UNAIR ingin menggandeng Bappenas untuk memperkuat kerja sama dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Dalam kunjungan tersebut, perwakilan tim SDGs Center bertemu dengan Sekretariat Koordinator SDGs Nasional yaitu Dr. Sanjoyo, MEc.
Dalam kunjungan kerja sama itu, SDGs Center UNAIR berniat mengundang secara langsung BAPPENAS untuk menghadiri acara peresmian SDGs Center yang akan diadakan pada 26 Januari mendatang. Tidak hanya Bappenas, beberapa instansi kementerian seperti Kementrian Kesehatan, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek); dan United Nations Resident Coordinator Indonesia juga diundang dalam acara peresmian tersebut. Acara peresmian SDGs Center menjadi komitmen serius UNAIR untuk terus mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan melalui pengabdian masyarakat.
Kunjungan kerja sama dengan Bappenas menghasilkan banyak pujian dan masukan. Salah satunya adalah rasa terima kasih atas antusias dari rektor dan civitas akademika yang telah membentuk unit khusus yang berfokus pada tujuan pembangunan berkelanjutan dan adanya Surat Keterangan Rektor mengenai hal ini.
Beberapa masukan dari Bappenas seputar pengadaan pengabdian masyarakat untuk mencapai SDGs juga diutarakan. Seperti masalah stunting di Provinsi Jawa Timur harus dimulai dari level terendah yaitu desa dengan diadakannya sosialisasi yang berkelanjutan mengenai stunting. Sosialisasi itu bisa diadakan melalui program Kuliah Kerja Nyata sebagai bentuk empowerment kepada masyarakat desa.
“Ke depannya program KKN diharapkan memiliki impact yang tinggi dan berkelanjutan, bukan hanya short impact,” ucap Bayu Arie Fianto Ph.D. (*)
Penulis : Nenie Tamarisca Petrisia
Editor: Binti Q. Masruroh