Kepemimpinan Otentik, Religiusitas dan Komitmen dalam Pengembangan Pendidikan Berkelanjutan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh peopleworks.in

Kepemimpinan otentik memiliki fisiognomi inti yang memiliki transparansi, pemrosesan yang seimbang, akuntabilitas, dan moralitas & etika seseorang bekerja dengan cara yang berpusat pada diri sendiri. Ini karakteristik dapat diadopsi melalui perencanaan strategis untuk pembangunan berkelanjutan di bidang pendidikan pengaturan untuk meningkatkan komitmen di antara karyawan. Berikut adalah studi yang dilakukan di Pakistan menyoroti pentingnya kepemimpinan otentik yang berlebihan pada karyawan universitas mengungkap bahwa kepemimpinan otentik adalah prediktor komitmen organisasi pada karyawan universitas dan religiusitas memoderasi kepemimpinan otentik dan komitmen organisasi. Studi ini dilakukan untuk menambah pengetahuan tentang kepemimpinan otentik dan peranannya untuk meningkatkan komitmen pada sector pendidikan di Pakistan.

Istilah kepemimpinan otentik ini dimaknai sebagai sebuah konsep positif yang mempengaruhi seseorang melalui proses psikologi yang positif untuk pengembangan sebuah organisasi. Disamping itu juga dapat meningkatkan kesadaran diri dan perilaku disiplin dalam menaati aturan yang pada akhirnya dapat menciptakan hal yang positif antar kolega yang ada dalam organisasi.

Studi ini dilakukan pada karyawan yang ada di beberapa universitas. Pakistan merupakan negara yang mengutamakan agama sebagai faktor yang membentuk masyarakat, organisasi dan termasuk perilaku kepemimpinan. Studi ini melibatkan 300 responden, yang merupakan karyawan dari beberapa universitas yang ada di Pakistan. Masyarakat Pakistan merupakan negara agamis, 97% penduduknya adalah Muslim sehingga mereka berupaya untuk mengadopsi praktik yang islami dalam berkehidupan, termasuk dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan. Praktik islami tidak hanya terbatas pada kehidupan individu saja, namun juga memberikan pedoman etika dan moral dalam berbagai dimensi termasuk dalam kepemimpinan organisasi.

Studi ini mengetengahkan hubungan kausal antara kepemimpinan otentik dengan komitmen organisasi, yang dimoderasi oleh religiositas, pada organisasi universitas. Responden yang terdiri dari 300 orang, 70% diantaranya adalah laki-laki dan 39% wanita. Tingkat pendidikan responden 60,64% adalah master dan rata-rata berusia 40 tahun dengan pengalaman kerja rata-rata 9 tahun. Hasil uji pengaruh menunjukkan bahwa tingkat religiositas memoderasi pengaruh kepemimpinan otentik terhadap komitmen organisasi. Ini artinya adalah semakin tinggi tingkat religiositas akan memperkuat  pengaruh kepemimpinan otentik terhadap komitmen organisasi.

Studi ini menyimpulkan bahwa peran kepemimpinan otentik pada komitmen karyawan dikuatkan oleh religiositas. Hal ini mendukung pendapat dari beberap penelitia sebelumnya bahwa agama tetap menjadi focus hidup dalam moralitas dan etika seseorang. Penekanan kepemimpinan yang otentik memiliki kaitan erat dengan kepemimpinan Islam yang memainkan peran penting dalam perkembangan dan transformasi seseorang. Penekanan kepemimpinan yang otentik memiliki kaitan erat dengan kepemimpinan Islam yang memainkan peran penting dalam perkembangan dan transformasi seseorang. Sehingga Komitmen perilaku kepemimpinan positif dalam budaya yang beragam yang diperlukan untuk berkelanjutan pengembangan dalam mengembangkan organisasi.

Penulis: Dian Ekowati, S.E., M.Si., M.AppCom (OrgChg)., Ph.D.

Link Jurnal: https://rigeo.org/submit-a-menuscript/index.php/submission/article/view/391

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp