Social influence, Emotional dan Gender sebagai Faktor Penghalang Penggunaa E-book oleh Generasi Z di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by Akseleran

Perubahan format buku tidak lepas juga dari perkembangan teknologi informasi yang memunculkan fenomena baru dalam segala bidang yaitu disrupsi. Christensen & Bower (1995) memaknai disrupsi (dalam bidang industri) sebagai pergantian “pasar lama” menjadi “pasar baru” yang lebih efisien dan menyeluruh, sistem lama diganti sistem baru yang lebih inovatif,  pemain lama diganti pemain baru,  dan teknologi lama (fisik) diganti teknologi baru (digital). Disrupsi ini terjadi karena perkembangan teknologi internet dan cyberspace dalam kegiatan industri yang memungkinkan terjadinya pergantian tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin atau robot. Salah satu yang juga mengalami disrupsi adalah format media sumber informasi, yang dulu dalam bentuk cetak sekarang ini muncul dalam bentuk digital atau e-book. “E-book adalah buku elektronik atau buku dalam bentuk digital, yang terdiri dari teks, gambar, atau keduanya, dapat dibaca di komputer atau perangkat elektronik lainnya” (Gardiner & Musto, 2010).

Pemilihan format bacaan oleh digital native sangat beragam, beberapa menunjukkan hasil bahwa digital native lebih memilih e-book (Wu & Chen, 2012; Buckley & Johnson, 2013; Santoso, Siswandari & Sawiji, 2018; Okocha, 2019) dengan alasan mudah digunakan, mudah dibawa, dapat di akses dimana saja, dan dapat dengan mudah dalam pencarian kata tertentu di dalam buku bacaan. Ada juga hasil penelitian yang menujukkan bahwa preferensi digital native lebih ke cetak (Chen & Granitz, 2012; Tosun, 2014; Foasberg, 2014; Millar & Schrier, 2015; Julisar, 2017) dengan alasan bahwa ada pengalaman yang tidak bisa digantikan oleh e-book seperti rasa saat menyentuh atau membalik buku, bau dari buku, bisa memberikan catatan-catatan penting, dan juga kenyamanan mata. Menurut Hakkinen et.al (2012) membaca buku tercetak memang melelahkan mata, tetapi membaca e-book lebih dari 20 menit lebih signifikan atau semakin melelahkan mata pembaca, maka dari itu salah satu faktor yang membuat buku tercetak masih banyak diminati. Bergstrom & Hoglund (2018) menunjukkan bahwa buku elektronik memberikan fungsi pelengkap bukan fungsi pengganti dari buku cetak. Pembaca buku elektronik tetap menjadi minoritas jika dibandingkan dengan pembaca buku cetak, namun mereka terus meningkat pada setiap tahunnya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) perceived of usefull, perceived of use, relative advantage, compatible berpengaruh pada attitude of use e-book; 2) attitude of use berpengaruh pada intention Use e-book; 3) intention Use e-book berpengaruh pada actual use e-book; dan 4) social influence, emotional dan gender merupakan hambatan bagi generasi Z dalam menggunakan e-book.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi penggunaan e-book oleh generasi Z adalah intention use, attitude dan juga emotional attachment. Sedangkan niat dalam menggunakan e-book dipengaruhi langsung oleh emotional attachment, atittude dan gender. Atiitude dipengaruhi langsung oleh perceived of useful, Perceived Ease of Use, Relative Advantage, Compatible sedangkan gender memoderasi dalam hal ini menghambat sikap penggunaan e-book jika dihubungkan dengan Perceived Ease of Use. Laki-laki lebih mudah mengadopsi teknologi baru dibandingkan dengan perempuan. Generasi Z dalam memilih ebook atau printed book atas sikapnya sendiri. Sikap bahwa ebook memang mudah untuk didapat, ketika menggunakan ebook memang mendapatkan dampak positif di dirinya, dan ebook memang bisa memudahkan seseorang dalam memahami materi pelajaran/informasi yang banyak tersedia secara digital di era informasi saat ini.

Seiring dengan sikap, niat menggunakan ebook juga berpengaruh terhadap penggunaan ebook oleh generasi Z. Dengan kata lain, sikap dan niat berjalan seiringan ketika seseorang ingin dan memilih menggunakan ebook dalam aktifitas membacanya. Niat menggunakan ebook ada dan berjalan karena ketertarikan seseorang untuk menggunakan ebook, dan juga karena ingin mendapatkan pengalaman menggunakan ebook, seiring dengan keinginan mereka untuk mengakses informasi di ebook dan belajar serta mengerjakan tugas di ebook.  Generasi Z menggunakan ebook atas dasar emosional mereka. Dengan kata lain, ketika emosional mereka nyaman untuk menggunakan buku cetak maka mereka akan bertahan untuk menggunakan buku cetak daripada memilih ebook yang merupakan hal baru bagi mereka. Sebaliknya, ketika emosional mereka merasa bahwa menggunakan buku tercetak kurang nyaman atau timbul emosioanal untuk merasakan pengalaman dan keinginan menggunakan ebook maka mereka tidak akan segan untuk mencoba dan menggunakan ebook dalam aktifitas membaca mereka.

Penulis: Dyah Puspitasari Srirahayu, Muhammad Rifky Nurpratama, Tanti Handriana, Sri Hartini

Untuk membaca artikel dengan judul Effect of gender, social influence, and emotional factors in usage of e-Books by Generation Z in Indonesia Dyah Puspitasari Srirahayu, Muhammad Rifky Nurpratama, Tanti Handriana, Sri Hartini melalui link https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/DLP-12-2020-0129/full/html

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp