Segera Diproduksi Massal, Dentolaser Mampu Mengeliminasi Bakteri Rongga Mulut yang Spesifik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Departemen Periodonsia FKG Universitas Airlangga bekerja sama dengan Indonesian Health Collaboration and Innovation Institute (IHCI Institute) mengadakan webinar bertema "Terapi dentolaser sebagai inovasi pencegahan dan terapi sederhana untuk penyakit periodontal". (Foto: SS Zoom)

Belum lama ini, Departemen Periodonsia FKG Universitas Airlangga bekerjasama dengan Indonesian Health Collaboration and Innovation Institute (IHCI Institute) mengadakan pengabdian masyarakat berupa webinar pada Sabtu (02/10/21) dengan mengangkat tema Dentolaser Sebagai Upaya Pencegahan dan Terapi Sederhana Penyakit Periodontal. Rangkaian kegiatan ini merupakan upaya Universitas Airlangga untuk mencapai indikator Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu kehidupan sehat dan sejahtera dengan menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia.

Webinar dihadiri oleh 31 peserta yang berprofesi dokter gigi wilayah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Tengah itu berjalan dengan lancar. Dalam webinar tersebut, penyelenggara Eka Fitria Agustina, drg., M.Kes., Sp.Perio(K) dan Prof. Dr. Ernie Maduratna Setiawati, drg., M.Kes., Sp.Perio (K) mengenalkan terapi dentolaser sebagai inovasi dalam upaya pencegahan dan terapi sederhana untuk penyakit periodontal.

Produk dentolaser yang akan diproduksi massal ini merupakan instrumen medis yang bisa digunakan oleh para dokter gigi sebagai alat terapi dan mulut dengan teknologi laser. Selain dokter gigi, alat ini juga bisa digunakan oleh dokter umum, terutama penyakit kulit seperti jerawat dan ulkus diabetik.

Terapi dentolaser menggunakan reaksi kimia dan bahan photosensitizer dapat meminimalisir efek samping baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Terapi ini menggunakan prinsip kerja irigasi dan iluminasi yang teraktivasi dalam waktu 60 detik, sehingga dapat menjadi pilihan terapi yang efisien untuk dokter gigi di masa pandemi ini yang membutuhkan perawatan dalam waktu singkat.

Prof. Dr, Ernie Maduratna Setiawati dalam webinar tersebut, memberikan paparan ilmiah tentang cara kerja dan keunggulan terapi dentolaser sebagai inovasi dalam pencegahan dan terapi sederhana terhadap penyakit periodontal. Terapi ini mampu mengeliminasi bakteri yang spesifik dan tidak dapat dijangkau dengan alat konvensional.

Seperti yang diketahui, perawatan penyakit periodontal konvensional seperti scaling dan root planning memiliki kemungkinan terjadinya infeksi bakteri dalam kurun waktu kurang lebih 2 minggu setelah perawatan. Selain itu, penggunaan antibiotik amoxicillin yang memiliki cara kerja broad spectrum dan sering digunakan dalam dunia kedokteran gigi memiliki sensitivitas rendah pada bakteri penyebab penyakit periodontal.

Sehingga terapi dentolaser dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi frekuensi pemberian antibiotik yang dapat memicu terjadinya resistensi antibiotik pada pasien. Terapi dentolaser juga bisa digunakan sebagai metode terapi terapi kuretase untuk penyakit periodontal yang memiliki derajat moderate, di mana terapi tersebut kurang menguntungkan dalam sisi estetika gusi.

Pengenalan terapi dentolaser ini disambut antusias oleh para peserta webinar. Mereka tertarik dengan inovasi terapi penyakit periodontal ini karena selain efektifitas dalam fungsinya, pengerjaan yang dilakukan tidak memakan banyak waktu.

Sebagai penutup, webinar ‘Dentolaser Sebagai Upaya Pencegahan dan Terapi Sederhana Penyakit Periodontal’ memberikan merchandise kepada seluruh peserta berupa mouthwash Sativa dan doorprize senilai Rp. 500.000,00. Selain itu di akhir acara terdapat games dan terdapat hadiah pulsa Rp. 50.000,00 untuk 2 pemenang.

Penulis: Tim

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp