Pengaruh Pemberian Alprazolam terhadap Viabilitas Spermatozoa Mencit yang diinduksi Chronic Unpredictable Mild Stress (CUMS)

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Alodokterr

Masalah stres psikologis seperti kecemasan merupakan kondisi emosinal yang tak nyaman. Kecemasan itu terjadi oleh karena adanya perubahan biokimia maupun tingkah laku. Demi mendapatkan efek ketenangan, hipnotik maupun anxiolitik,  benzodiazepine sering kali dimanfaatkan di berbagai pelayanan kesehatan. Salah satunya, alprazolam tercatat sekitar tahun 2012 masuk dalam urutan ke-13 sedunia dalam kategori obat yang paling umum terjual. Penggunaan obat yang berlebih ini bisa berdampak pada ketergantungan, toleransi dan bahkan fertilitas, termasuk pada regulasi hormon seks penghasil testosteron dan produksi spermatozoa. Alprazolam lebih sering digunakan oleh karena profil farmakologinya. Sebanyak 1 mg alprazolam lebih poten sebanding dengan 10 mg diazepam yang masih dalam satu golongan. Dalam suatu penelitian mengungkap bahwa konsumsi alprazolam dalam jangka panjang berakibat pada fertilitas, khususnya struktur histopatologi pada testis dari mencit. Selain itu juga mengganggu aktivasi sistem simpatetik adrenal dan gonadal. 

Berangkat dari hal tersebut Intan Indah Permatasari di bawah bimbingan  Prof. Irwanto, dr., SpA(K), Dr. Reny I’tishom, M.Si, dan Dr. dr. Hanik Badriyah Hidayati, Sp.S(K), melakukan penelitian tentang “Pengaruh Alprazolam terhadap Mus musculus yang Terinduksi oleh Chronic Unpredictable Mild Stress”. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental melalui uji pada hewan coba dengan pendekatan “post test only control group design”. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 33 mencit jantan dengan kriteria Mus musculus Balb/C, berumur 6-8 minggu (25-30 gram) di dalam lab hewan, fakultas sains dan teknologi, Universitas Airlangga dibawah kondisi yang terkontrol. Analisis data viabilitas spermatozoa diambil dari sampel penelitian sejumlah 11 ekor mencit Balb/c pada masing-masing kelompok yakni kelompok kontrol (K0), kelompok stres CUMS (K1) dan kelompok stres CUMS dengan alprazolam (K2). Untuk kelompok stres diberikan stresor secara acak selama 53 hari dan adaptasi selama 7 hari sebelum perlakuan.. Mencit dipertahankan dalam kondisi dibawah 12 jam cahaya/siklus gelap dengan 40-70% kelembapan relatif, kandang, tap water, dan makanan.

Untuk bisa menciptakan efek stres psikologis, dimanfaatkan protokol CUMS selama 21 hari. Protokol ini memberikan banyak paparan stres berbeda-beda terhadap sampel hewan coba. Hal ini bertujuan agar mencit tidak cepat beradaptasi. Protokol CUMS sebagai paparan pada mencit meliputi beberapa perlakuan yaitu dimandikan, pergantian alas kandang, kandang tanpa alas, paparan cahaya, dan pemindahan mencit sebagai pemicu stres sosial. Kelompok kontrol negatif (K0) diberi pakan normal selama 60 hari tanpa diberi paparan stresor maupun obat.  Kelompok kontrol positif 1 (K1), 60 hari dengan rincian 7 hari aklimatisasi lalu diberi perlakuan stres menggunakan metode CUMS selama 21 hari dengan istirahat tanpa diberi alprazolam dan diberi placebo sesuai siklus spermatogenesis mencit, lalu terminasi di hari ke-61 selama kurang lebih 2 hari. Kelompok perlakuan 2 (K2), 60 hari dengan rincian 7 hari aklimatisasi lalu diberi perlakuan stres menggunakan metode CUMS 21 hari, kemudian diberikan alprazolam dosis maksimal selama siklus spermatogenesis, lalu terminasi di hari ke-61 selama kurang lebih 2 hari. Setiap perlakuan diberikan sekali dalam sehari sesuai dengan jadwal pemberian dalam 1 minggu secara bergantian sehingga mencit tidak beradaptasi terhadap perlakuan yang diberikan dan paparan stres dapat memberikan hasil maksimal. Setiap perlakuan dalam sehari dilakukan selama 7 jam dengan perkiraan dimulainya pukul 08.00 pagi hingga pukul 15.00 sore. Perlakuan pemberian obat alprazolam dalam larutan sebanyak 0,025 mg/kali diberikan dengan campuran CMC Na 2%. Melalui sonde lambung diberikan pada mencit 1x di hari yang sama setelah perlakuan.

Berdasarkan pengamatan data kuantitatif, pemberian obat alprazolam pada mencit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap viabilitas spermatozoa selama satu siklus reproduksi mencit (Mus musculus) yang diinduksi Chronic Unpredictable Mild Stress (CUMS). 

Penulis: Intan Indah Permatasari, Reny I’tishom, Hanik Badriyah Hidayati, Irwanto

Berikut judul dan link artikel: Judul : Detrimental Effect of Alprazolam on Sperm Viability of Mice (Mus musculus) Exposed to Chronic Unpredictable Mild Stress 

Link: https://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/15805/14173 

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp