Pengabdian Masyarakat Bagian Odontologi Forensik: Tata Kelola Rekam Medis dalam Praktek Dokter

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Pengabdian Masyarakat Bagian Odontologi Forensik: Tata Kelola Rekam Medis dalam Praktek Dokter. (Foto: SS Zoom)

Rekam medis memiliki peranan penting dalam menunjang sistem kesehatan nasional dan merupakan salah satu dokumen legal yang melindungi dokter/ dokter gigi dan pasien. Berdasarkan permenkes RI No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis, dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Selain ditinjau dari aspek praktek kedokteran dan kedokteran gigi, ternyata rekam medis mempunyai peran penting dalam proses identifikasi individu. Dalam bidang kedokteran gigi forensik, rekam medis termasuk salah satu data antemortem yang menyimpan data-data seseorang.

Permasalahan utama dalam pelaksanaan rekam medis di Indonesia adalah masih rendahnya kesadaran dokter/ dokter gigi untuk menyusun rekam medis sesuai dengan standar yang berlaku secara nasional. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh Bagian Odontologi Forensik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga terhadap 358 dokter gigi di Jawa timur diketahui bahwa 68,4% responden mengetahui tentang adanya Panduan Rekam Medis Gigi Kementerian Kesehatan RI, namun sejumlah 43,6% responden masih belum menyusun rekam medis gigi di tempat praktiknya sesuai dengan standar nasional. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran dokter gigi di wilayah Jawa Timur untuk menyusun rekam medis sesuai standar nasional masih cukup rendah.

Kepentingan akan rekam medis gigi semakin mengemuka seiring dengan maraknya kejadian bencana alam dan ancaman terorisme yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari proses identifikasi korban bencana massal dapat diketahui bahwa gigi mempunyai kontribusi yang besar dalam identifikasi forensik, yakni sebanyak 56% pada kejadian bom Bali pada tahun 2002 dan 60% pada kecelakaan lalu lintas di Situbondo pada bulan Oktober 2003. Gigi merupakan salah satu sarana identifikasi yang dapat diandalkan khususnya bila rekam medis gigi dan foto radiografi gigi semasa hidup dikelola dengan baik dan benar.

Merespon pentingnya rekam medis gigi dalam proses identifikasi individu serta melihat kenyataan bahwa masih kurangnya kesadaran dokter gigi dalam menyusun rekam medis sesuai standar nasional, maka Bagian Odontologi Forensik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga bekerjasama dengan PDGI Pengwil Jawa Timur dan Cabang Ponorogo berusaha memberikan edukasi kepada dokter gigi di wilayah Jawa Timur mengenai tata Kelola rekam medis dalam praktek dokter gigi. Acara ini dikemas dalam sebuah webinar bertajuk “Manajemen Rekam Medis dalam Praktek Kedokteran Gigi”. Kegiatan webinar ini menghadirkan Akhmad Farkhan Azmi, drg., M. Kes. sebagai narasumber. Dokter Farkhan merupakan salah satu alumni Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga yang menekuni bidang sistem informasi manajemen Kesehatan dan sebagai owner Kelola.net, yaitu sistem  informasi manajemen klinik bagi dokter gigi.

Dalam paparannya Dokter Farkhan menyampaikan, “Rekam medis gigi menjadi sebuah kebutuhan mutlak bagi seorang dokter gigi. Peraturan mengenai rekam medis dan sanksi bagi yang melanggar juga telah ditetapkan dalam undang-undang. Sehingga setiap dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam medis bagi pasien”. Dalam perkembangan dunia digital seperti saat ini telah banyak dikembangkan aplikasi rekam medis gigi dengan berbagai fiturnya. Namun perlu diperhatikan bahwa setiap aplikasi rekam medis harus mengacu pada panduan rekam medis yang berlaku secara nasional.

Melalui tata Kelola rekam medis yang baik, setiap data pasien, tindakan dan obat yang diberikan, serta data-data pendukung lain dapat terekam dengan baik. Selain itu, data digital tersebut dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya untuk rencana pemasaran klinik, analisis kebutuhan alat dan bahan, serta dapat digunakan sebagai salah satu sarana identifikasi individu. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini juga diberikan contoh penerapan rekam medis digital dalam menganalisis kebutuhan bahan kedokteran gigi.

Pada sesi tanya jawab terdapat benyak peserta yang mengajukan pertanyaan terkait dengan tata kelola rekam medis digital ini. Melihat antusiasme peserta dalam mengikuti webinar, diharapkan kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin Kerjasama Bagian Odontologi Forensik FKG Unair dengan PDGI.

Penulis: Tim Pengabdian Masyarakat Odontologi Forensik FKG Unair Rekaman kegiatan pengabdian masyarakat ini juga dapat disimak pada channel YouTube Forensic Odontology Unair pada tautan berikut: https://youtu.be/8zoSJiwK35M

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp