Keterlibatan Hati dalam Infeksi SARS-CoV-2

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Pinterest

Pandemi COVID-19, yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 tetap menjadi perhatian utama dunia. Patogenesis COVID-19 rumit dan melibatkan banyak organ termasuk paru-paru, ginjal, jantung, sistem saraf, sistem pencernaan, dan hati. Meskipun saluran pernapasan adalah target utama SARS-CoV-2, lebih dari 50% pasien COVID-19 mengalami mual, muntah, diare, dan kehilangan nafsu makan yang menunjukkan adanya keterlibatan gastrointestinal dan sistem hepatobilier. Sebuah studi baru-baru ini juga menemukan bahwa moderat steatosis mikrovaskular lazim ditemukan pada biopsi hati pasien COVID-19, yang menunjukkan bahwa cedera hati mungkin terjadi selama COVID-19.

Keterlibatan hati dalam infeksi SARS-CoV-2 dimediasi oleh beberapa mekanisme, termasuk infeksi langsung hati, cedera hati yang diinduksi obat, respon inflamasi sistemik atau hepatitis hipoksia. Manajemen optimal cedera hati akut pada pasien COVID-19 masih kontroversial. Meskipun salah satu rekomendasi menyarankan bahwa cedera hati akut pada COVID-19 bersifat reversibel dan tidak memerlukan pengobatan spesifik, keterlibatan hati dilaporkan menyebabkan prognosis yang buruk pada pasien COVID-19.

Prediktor dan Prognosis Cedera Hati Akut di Antara Pasien COVID-19

Mekanisme cedera hati akut pada infeksi SARS-CoV-2 masih diperdebatkan. Diketahui bahwa hati memiliki ekspresi reseptor ACE2 yang tinggi. ACE2 merupakan reseptor utama SARS-CoV-2 untuk memasuki sel manusia. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa ekspresi reseptor ACE2 lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan dan ekspresi ACE2 dimediasi oleh androgen. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa reseptor ACE2 juga diekspresikan dalam limfosit, sehingga SARS-CoV-2 juga dapat menyerang dan menyebabkan penurunan angka limfosit. Kelainan hati pada pasien dengan obesitas dan DM menunjukkan bahwa hubungan metabolic steatohepatitis yang terkait mungkin juga mempengaruhi keterlibatan cedera hati, dan keadaan ini mungkin juga berkontribusi pada keparaha infeksi covid19.

Keterlibatan hati dapat memicu respons imun yang tidak teratur dan menyebabkan badai sitokin, keadaan patologis yang terkait dengan hasil COVID-19 yang fatal. Hal ini mungkin menjelaskan mengapa pasien COVID-19 dengan cedera hati akut memiliki risiko lebih tinggi berkembang menjadi kondisi yang parah. Beberapa parameter harus dipantau selama penanganan COVID-19 untuk mengantisipasi terjadinya cedera hati akut dan untuk mencegah hasil yang parah. Data saat ini mungkin bermanfaat sebagai rujukan penanganan COVID-19 dengan cedera hati akut.

Metode dan Hasil

Tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan prevalensi, prediktor dan hasil cedera hati akut di antara pasien dengan COVID-19. Tinjauan sistematis dilakukan hingga 10 Juni 2021. Makalah yang relevan dari PubMed, Embase, Cochrane dan Web of Science dianalisis menggunakan uji Z. Sebanyak 1331 makalah diidentifikasi dan 16 makalah yang terdiri dari 1.254 COVID-19 dengan cedera hati akut dan 4999 COVID-19 tanpa cedera hati akut telah dianalisis. Prevalensi kumulatif cedera hati akut di antara pasien dengan COVID-19 adalah 22,8%. Faktor laki-laki dan memiliki tingkat limfosit rendah lebih mungkin dikaitkan dengan cedera hati akut dibandingkan dengan wanita dan memiliki tingkat limfosit yang lebih tinggi, odds ratio (OR): 2,70; confidence interval 95% (CI): 2,03, 3,60 dan mean difference (MD) 125; 95% CI: 207, 43, masing-masing. Pasien COVID-19 dengan cedera hati akut memiliki risiko lebih tinggi terkena COVID-19 parah dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami cedera hati akut (OR:3.61; 95% CI: 2,60, 5,02). Temuan kami dapat berfungsi sebagai evaluasi tambahan untuk manajemen cedera hati akut pada pasien COVID-19.

Penulis: Dr. Gatot Soegiarto, dr., Sp.PD, K-AI

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34643006/

Harapan H, Fajar JK, Supriono S, et al. The prevalence, predictors and outcomes of acute liver injury among patients with COVID‐19: a systematic review and meta‐analysis. Rev Med Virol. 2021;e2304. doi:10.1002/rmv.2304

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp