Mekanisme Inflamasi dan Dampak Klinis Asma pada Pasien COVID-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by IDN Times

Asma merupakan penyakit inflamasi kronis pada saluran pernapasan yang yang masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di berbagai belahan dunia. Meski asma telah diidentifikasi pertama kali jauh sebelum masehi, namun penyakit ini tidak boleh diremehkan karena dapat menjadi silent killer bagi pengidapnya. Asma dapat menyebabkan mengi berulang, sesak napas, rasa tertekan di dada dan batuk terutama pada malam, dini hari, atau pada saat cuaca dingin. Berdasarkan komparasi hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 dan 2013, prevalensi asma di Indonesia mengalami penurunan dari 4,5% pada tahun 2013 menjadi 2,4% pada tahun 2018.

Sampai saat ini Asma masih menjadi problem kesehatan di Indonesia, dan belakangan ini pandemi munculnya penularan virus SARS-CoV-2 menjadi problem yang belum dapat dihindari. Penularan secara masif dan cepat ke seluruh wilayah dunia menjadikan dasar WHO menetapkan status pandemi COVID-19 pada awal tahun 2020 lalu. Adanya pandemi COVID-19, menimbulkan kekhawatiran pada penderita asma yang makin meningkat. Pasalnya, infeksi SARS-CoV-2 dapat mengakibatkan penderita mengalami demam, batuk, hilangnya indra penciuman dan perasa, sampai dengan sesak napas yang dikhawatirkan dapat memperparah kondisi pasien asma. Namun hal ini masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan.

Beberapa penelitian melaporkan bahwa penderita asma dalam kategori sedang sampai berat menjadi kelompok berisiko saat pandemi COVID-19. Penelitian lain menyebutkan bahwa penderita asma alergi menunjukkan penurunan jumlah reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) yang mudah berikatan dengan protein spike SARS-CoV-2 sehingga memperkecil kemungkinan penularan COVID-19. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa tidak ada korelasi antara pandemi virus corona sebelumnya (SARS-CoV dan MERS-CoV) dengan serangan asma.

Asma penting dikenali sebagai faktor risiko keparahan infeksi COVID-19. Pada penderita asma, terjadi gangguan fungsi epitel sel dan leukosit dari penderita asma untuk memproduksi antivirus seperti Interferon (IFN-a, IFN-β, dan IFN-λ) di organ paru. Defisit IFN dapat menghambat kemampuan imunitas bawaan pasien untuk mencegah penyebaran virus ke saluran pernapasan bagian bawah sehingga meningkatkan keparahan eksaserbasi asma. Gejala asma parah atau eksaserbasi dan COVID-19 akan sangat mirip. Perbedaannya adalah adanya demam pada pasien COVID-19, meskipun sebenarnya pada pasien asma eksaserbasi akibat virus lain / bakteri juga dapat menyebabkan demam.

Pengobatan pada penderita asma penting diperhatikan karena kekambuhan pasien asma akan berakibat fatal ketika tidak segera mendapatkan pertolongan. Pengobatan asma dapat dilakukan dengan penggunaan steroid inhalasi, kombinasi steroid inhalasi dan bronkodilator, dan oksigen. Penggunaan azitromisin pada pasien COVID-19 dengan asma juga dinilai efektif karena dapat meningkatkan produksi IFN-β dan IFN-λ yang diketahui produksinya mengalami penurunan pada pasien asma. Terapi nebulasi perlu dihindari pada pasien asma yang terinfeksi COVID-19 karena bersifat aerosol sehingga dapat meningkatkan penularan SARS-CoV-2.

Laporan morbiditas dan mortalitas CDC menyatakan bahwa dari 149.082 kasus COVID-19 yang tercatat di AS, 23% di antaranya memiliki setidaknya 1 faktor risiko termasuk asma. Kasus COVID-19 pada pasien asma merupakan permasalahan kesehatan yang membutuhkan perhatian khusus. Puncak kekhawatiran pada infeksi tersebut adalah gagal napas pasien sehingga meningkatkan angka mortalitas pada pasien COVID-19. Artikel ini membahas lebih mendalam tentang patofisiologi asma, patofisiologi COVID-19, keterkaitan asma dan COVID-19, sampai dengan penatalaksanaan pasien dengan asma dan COVID-19.

Penulis: Alfian Nur Rosyid

Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada:

https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/11795484211042711

Wardana, V.A.W. dan Rosyid, A. 2021. Inflammatory Mechanism and Clinical Implication of Asthma in COVID-19. Clinical Medicine Insights: Circulatory, Respiratory and Pulmonary Medicine, vol. 15, pp.1-8.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp